Selasa, 24 April 2012

Menjadi Diaken

Pengantar

Banyak warga jemaat tidak paham mengenai jabatan pelayanan: Pendeta, Penatua dan Diaken dalam gereja. Karena ketidak-mengertian itu maka terjadilah suatu pembedaan dalam menghormati dan menghargai para penyandang jabatan pelayanan tersebut. Misalnya, Pendeta dihormati dan dihargai secara khusus, jauh lebih tinggi dari Penatua dan Diaken. Keadaan itu bukan salah jemaat tetapi salah penerapan sejak awal gereja protestan (De Indischekerk) berdiri di abad XVI pada zaman penjajahan Belanda tempo dulu di Nusantara ini.

Pada waktu itu Pendeta disebut DOMENEE (berasal dari bahasa Latin yang digunakan Portugis), yang diartikan sebagai "Tuan Besar". Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu :
  1. Ia ditakuti oleh anggota tentara Belanda yang dikirim ke Indonesia. Bila mereka yang telah berkeluarga di Belanda lalu kawin lagi ditempat tugasnya, maka akan jadi masalah. Domenee sebagai pemimpin gereja menganggap ia telah berzinah dan tidak boleh ikut/dilayani dalam Perjamuan Kudus. Anaknya pun tidak akan diakui dan tidak boleh dibaptiskan. Ia akan dilaporkan oleh Domenee ke Pemerintah Belanda (di Nederland) untuk diberi sanksi administratif.
  2. Domenee digaji oleh Pemerintah Belanda (melalui VOC atau Badan penggantinya) dengan standard gaji Eropa dalam kurs Golden. Sebab itu, Domenee sangat kaya dan bisa membangun gedung gereja, yang beberapa diantaranya diwariskan kepada GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) setelah berdiri sendiri.
  3. Warga Gereja waktu itu belum tahu apa-apa soal kekristenan, mereka lugu dan percaya saja, bahkan menerima begitu saja apa yang diajarkan dan diatur oleh Domenee dalam organisasi gereja. Warga Gereja (inlander) menjadi Penatua dan Diaken sebagai pembantu pekerjaan pelayanan Domenee terhadap jemaat.
Ketika GPIB berdiri di tahun 1948 hingga tahun 1960, pemahaman jabatan pelayanan itu tidak mengalami perubahan. Setelah GPIB menetapkan Tata-Gereja baru tahun 1962, maka secara berangsur-angsur mulai ada perubahan.

GPIB menerapkan kesetaraan jabatan pelayanan, Pendeta - Penatua - Diaken itu sama kedudukannya (bahasa Latinnya : Primus inter Pares). Nama jabatan Domenee diganti namanya menjadi PENDETA, nama yang lebih tepat dan teologis bagi peran pelayanannya. Tetapi orang tua-tua tetap saja menganggap Pendeta lebih rendah dari pada Domenee. segala yang telah berurat-akar agak sulit berubah. Namun akhirnya generasi baru dapat menerima bahwa Pendeta itu setara dengan Domenee, dan turun-temurun warga GPIB lebih menghormati dan menghargai Pendeta dari pada Penatua dan Diaken. Sehingga muncullah istilah baru : Pendeta sentris, semua-semua berpusat pada pelayanan Pendeta. Pendeta jadi setengah-mati bahkan kekurangan tenaga dan waktu untuk melayani jemaatnya. Karena itu, maka mulai disadari tentang pentingnya pembagian tugas dalam pelayanan kepada jemaat.

Telaah Perikop

Dalam perikop bacaan kita, 1Timotius 3:8-13 Rasul Paulus katakan : "Demikian juga Diaken-Diaken" artinya : "Syarat menjadi Diaken sama dengan syarat menjadi Penatua". Bila syaratnya sama berarti mereka juga mempunyai hak dan kedudukan yang sama dengan yang lainnya.

Di ayat-13, ditekankan tentang dua hal tugas Diaken, yakni pelayanan dan kesaksian. Pelayanan yang dimaksud adalah Pelayanan kasih/keperdulian kepada : orang miskin, janda, yatim-piatu dan orang yang sakit. Mengenai kesaksian, adalah menyangkut pelayanan dengan kata secara rohani, sebagai nasihat, mengingatkan pesan firman Tuhan dan khotbah.

Dengan penjelasan itu, maka warga jemaat tidak boleh lagi terseret kedalam pengertian yang sesat atau kesalah-pahaman seperti awal gereja di Indonesia tempo dulu. Sejak mulanya, jabatan Pelayanan itu tidak ada yang lebih tinggi atau rendah, semua sederajat (= Primus inter Pares). Yang berbeda hanya tugas mereka masing-masing supaya tidak ada pelayanan yang terabaikan.

Tugas Diaken adalah Pelayanan Kasih/Keperdulian kepada yang membutuhkan bantuan, maka Diaken akan mengunjungi, membawa bantuan gereja dan mendoakannya serta memberi wejangan rohani seperlunya.

Pertanyaan Untuk Diskusi
  1. Siapakah yang harus lebih dihormati dalam melaksanakan pelayanan dalam jemaat. Pendeta, Penatua atau Diaken?.
  2. Apa alasan saudara mengatakan demikian?.
  3. Maukah saudara menjadi Diaken dalam jemaat, mengapa?.
Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 25 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:
1Timotius 3:8-13
  1. Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah,
  2. melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.
  3. Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.
  4. Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.
  5. Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.
  6. Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 24 April 2012 21:00

Selasa, 17 April 2012

Kekayaan Dan Kemuliaan Sebagai Akibat

Ketika Daud mendirikan Kerajaan Israel sekitar tahun 1000 SM, tidak terbayangkan bahwa bangsa Israel itu akan menjadi suatu bangsa yang pengaruhnya atas kehidupan manusia saat ini sangat besar. Lebih dari separuh umat manusia di dunia saat ini terpengaruh oleh pikiran-pikiran keagamaan bangsa Israel itu. Selain bangsa Yahudi dengan agama Yahudi dan kitab sucinya, Alkitab Ibrani, bangsa-bangsa yang memeluk agama Kristen dan Islam, memiliki kitab suci yang memuat pula cerita-cerita yang dimiliki oleh Alkitab Ibrani tersebut. Misalnya, cerita Adam dan Hawa. Cerita yang semula merupakan bagian dari Alkitab Ibrani, yang juga merupakan cerita yang terdapat juga didalam Perjanjian Lama, yaitu nama yang diberikan oleh Gereja kepada Alkitab Ibrani berdasarkan surat Paulus kepada jemaat di Korintus (2Korintus 3:14) yang menyatakan bahwa Alkitab Ibrani bangsa Yahudi adalah Perjanjian Lama. Cerita yang sama juga terdapat didalam Al-Quran, kitab suci agama Islam. Dengan demikian, para penganut 3(tiga) agama besar di dunia, Yaitu Yahudi, Kristen dan Islam memiliki cara pandang dan pikir yang sama. Paling sedikit mereka memiliki pandangan bahwa Adam adalah manusi pertama yang diciptakan Tuhan. Bahwa kemudian ada teori ilmu pengetahuan baru yang dikembangkan oleh ilmuwan bernama Charles Darwin dengan teori-nya yang disebut teori evoluso, tetapi bagi sebagian besar manusia pemeluk 3(tiga) agama besar itu, pemahaman tentang Adam seperti itu tetap adalah pengetahuan awal mereka dan banyak memberi pengaruh pada cara pikir mereka.
Salah satu cara pikir yang kuat itu adalah juga tentang makna tentang kehidupan manusia seperti yang dibaca pada cerita tentang Salomo ini. Ada banyak orang yang karena keterbatasan kemampuannya untuk menjalani kehidupan ini cenderung berpikir bahwa manusia haruslah makan, apabila ia mau hidup. Tanpa makan manusia akan mati, itu kebutuhan dasar. Tanpa itu manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu karena makan itu kebutuhan yang dasar selain bernafas yang dapat diperoleh secara cuma-cuma, maka manusia cenderung untuk mencari dan mengumpulkan banyak harta agar kebutuhan dasar itu terjamin pemenuhannya sepanjang hidupnya, bahkan ada yang memikirkan untuk keturunan-keturunannya. Padahal, dalam banyak kasus, nampaknya anak-anak cucunya tidak bisa menjalani kehidupan seperti yang sudah dijalani oleh kehidupan orang-tuanya. Mereka punya jalan sendiri-sendiri. Lalu kalau sudah demikian, pertanyaan besar yang patut dikemukakan adalah, apakah makna dan tujuan hidup manusia? Harta? Nama? Kemuliaan?.
Bacaan hari ini menunjukkan bahwa bukan harta, nama atau kemuliaan yang menjadi tujuan hidup manusia dalam pengertian sebagai sesuatu yang harus dicari-cari selama seseorang hidup. Diberkati Tuhan itulah tujuan hidup manusia. Diberkati Tuhan tidak selalu haruslah berarti kaya, berkuasa atau dihormati. Ada orang yang tidak kaya, akan tetapi tidak pernah berkekurangan ketika ada kebutuhan pada orang tersebut. Ada orang yang tidak memiliki jabatan apa-apa tetapi kehidupannya dihormati banyak orang akibat cara hidup lurus yang dijalaninya. Dan ada juga para janda dan yatim-piatu yang dimuliakan orang karena jalan hidup mereka yang berliku-liku ternyata diberkati Tuhan.
Salomo memiliki semuanya. Harta yang banyak yang diwarisinya dari ayahnya sebagai seorang raja. Kekuasaan sebagai raja yang diserahkan oleh ayahnya. Juga kemuliaan karena dia dihormati sebagai raja. Itu semua memang yang dicari manusia seperti Adonia sehingga terjadi perebutan kekuasaan yang berdarah-darah yang akhirnya membawa Adonia dan Yoab yang mendukungnya haruslah mati dibunuh. Bukan itu semua yang harus dicari manusia. Diberkati Tuhan adalah yang paling utama dalam hidup ini, kekayaan dan kemuliaan adalah bonus yang diberikan Tuhan kepada orang yang diberkati-Nya. Salomo hanya meminta hikmat untuk dapat melakukan segala sesuatu dengan adil dan benar bagi sesama, namun Tuhan tidak hanya mengabulkan apa yang diminta Salomo, bahkan menambahkan kepadanya kekayaan dan kemuliaan. Dengan melihat apa yang Salomo lakukan dalam cerita ini, maka yang harus dicari seseorang selama hidupnya adalah agar Tuhan berkenan memberkati hidupnya. Dan itu dicari lewat perbuatan melayani sesama dengan adil dan benar terutama terhadap mereka yang lemah.
Bung Karno pernah menuliskan dua kalimat yang indah pada tanggal 23 Oktober 1946. Orang tidak dapat mengabdi kepada Toehan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Toehan bersemajam digoeboegnya si miskin
Pertanyaan Diskusi
  1. Apakah yang biasanya dicari manusia sebagai tujuan hidupnya?.
  2. Apakah harta, kekuasaan dan kemuliaan bisa menjamin ketenangan hidup manusia?.
  3. Apa artinya hidup yang diberkati oleh Tuhan sebagai pengikut Kristus?.
Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 18 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:
1Raja-Raja 3:10-15
  1. Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
  2. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum,
  3. maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau.
  4. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja.
  5. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu."
  6. Lalu terjagalah Salomo; ternyata ia bermimpi. Sekembalinya ke Yerusalem, berdirilah ia di hadapan tabut perjanjian Tuhan, dipersembahkannya korban-korban bakaran dan korban-korban keselamatan, kemudian ia mengadakan perjamuan bagi semua pegawainya.
Bacaan Alkitab Lainnya:
2Korintus 3:14
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.

Bacaan Alkitab Pararel:

Catatan:
Pada tahun 1862 saat Charles Darwin berumur 53 tahun, ia menulis surat ke Universitas Oxford (University of Oxford) yang menyatakan bahwa Teori Evolusi yang pernah dituliskannya itu tidak benar.

Post: 17 April 2012 22:38

Jumat, 13 April 2012

Kehidupan Sejati Benar

Sebelum meninggal, Bung Hatta telah mewariskan suatu wasiat kepada Guntur Soekarnoputra. Wasiat itu baru boleh dibaca setelah beliau meninggal. Ketika hal itu terjadi, Bung Hatta meninggal dan Guntur Soekarnoputra membuka dan membaca wasiat itu, ternyata wasiat Bung Hatta kepada Guntur Soekarnoputra berisikan penegasan Bung Hatta bahwa Bung Karno adalah orang pertama yang mencetuskan gagasan Pancasila sebagai dasar negara di Indonesia. Wasiat ini dibuat almarhum Bung Hatta sehubungan dengan adanya berbagai pendapat yang ingin menggugurkan pemahaman bangsa Indonesia bahwa Bung Karno adalah penggali Pancasila. Ini semua merupakan ulah lawan-lawan politik tertentu yang ingin menjatuhkan nama besar Bung Karno. Dapat dipahami betapa perlunya pemahaman seperti itu diluruskan sehingga orang besar seperti Bung Hatta, tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Bapak Bangsa serta seseorang yang punya integritas diri yang kokoh harus memilih membuat wasiat seperti itu. Wasiat biasanya dibuat seseorang bagi keturunan-keturunannya. Wasiat Bung Hatta tidak bagi keturunannya, akan tetapi bagi bangsa ini. Ini merupakan kebesaran jiwa Bung Hatta yang demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsanya, ia rela menyisihkan kepentingan keluarganya.
Wasiat atau pesan terakhir selalu adalah pesan yang menyangkut mati hidup seseorang bagi generasi pelanjutnya. Itu adalah keinginan hati terdalam seseorang untuk dikatakan kepada keturunannya. Itu adalah hal-hal yang maha penting berdasarkan seluruh pengalaman kehidupannya. Begitu pentingnya hal-hal tersebut, sehingga orang memilih wasiat untuk menekankannya.
Itulah yang Daud lakukan juga kepada Salomo. Pesan terakhirnya dapat disebut juga sebagai janji bersyarat. Kalau Salomo ingin agar kerajaannya kokoh kepada keturunan-keturunannya, maka syaratnya mereka harus hidup secara benar dihadapan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ungkapan "dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa," adalah ungkapan yang menuntut kesungguhan hidup seseorang secara total. Tak ada kecuali. Hidupnya seluruhnya hanya haruslah melakukan kehendak Tuhan. Kalau itu yang anak-anaknya lakukan, maka kerajaan Daud akan kokoh selama-lamanya.
Dalam sejarahnya, nampak syarat itu terbukti. Setelah kematian Salomo, kerajaan Israel pecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel di Utara dan kerajaan Yehuda di Selatan. Dalam 1Raja-Raja 11:11, ternyata Salomo tidak bisa memenuhi syarat itu karena ia telah berpaling dari jalan Tuhan, ia tidak lagi setia kepada Tuhan, ia telah beribadah kepada berbagai dewa yang dibawa oleh isteri-isterinya yang banyak itu.
Anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia bukanlah sesuatu yang mudah. Manusia patut mempertanggung-jawabkannya juga kepada Tuhan. Itu terjadi karena anugerah yang Tuhan karuniakan kepada manusia adalah sarana untuk melakukan kehendak Tuhan, bukan untuk dinikmati sendiri, apalagi untuk dipakai membesarkan diri sendiri. Ketika manusia gagal menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan, anugerah itu terambil dan keistimewaan itu tidak lagi dimiliki manusia.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 15 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:
1Raja-Raja 2:1-6
  1. Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya:
  2. Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki.
  3. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju,
  4. dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.
  5. Dan lagi engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah.
  6. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati.
Bacaan Alkitab Lainnya:
1Raja-Raja 11:11
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.

Bacaan Alkitab Pararel:
Post: 13 April 2012 11:20

Senin, 09 April 2012

Kebanggaan Berada Didalam Kristus

Pengantar
Ada banyak alasan mengapa seseorang merasa bangga didalam hidupnya. Misalnya karena ia berhasil meraih prestasi tertinggi dalam sekolah atau kariernya, atau karena diangkat menjadi salah seorang pemimpin di kantor, atau bisa juga karena terpilih menjadi salah seorang pelayan didalam jemaat.
Umumnya manusia lebih merasa bangga karena memiliki hal-hal lahiriah didalam hidupnya. Sangat jarang manusia berbangga karena ber-iman kepada Tuhan, juga jarang manusia berbangga karena menjadi pemberita firman Tuhan.

Telaah Perikop
Ayat 31-32,
Rasul Paulus menceritakan pengalamannya kepada jemaat di Korintus terkait perjuangannya untuk memberitakan Injil Kristus. Karena pemberitaan itu maka setiap hari ia berhadapan dengan maut. Ia ingin dibunuh oleh orang-orang yang membencinya. Meskipun demikian, ia tidak pernah mundur dan berhenti untuk memberitakan Injil. Karena ia juga ingin agar lebih banyak orang percaya dan ber-iman kepada Yesus Kristus.
Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa ia berjuang melawan binatang buas (para lawannya) di Efesus bukan karena pertimbangan-pertimbangan manusia. Apa yang ia yakini dan lakukan dulu, yakni melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan manusia, telah ditinggalkan karena dianggapnya tidak berguna. Ia berani berjuang karena yakin bahwa Yesus Kristu telah dibangkitkan, dan semua orang yang percaya kepada-Nya juga akan dibangkitkan. Dengan kalimat lain, Paulus sangat yakin bahwa orang mati akan dibangkitkan.
Ayat 33-34,
Rasul Paulus mengingatkan jemaat agar mereka tetap dalam keyakinan yang benar bahwa orang mati akan dibangkitkan. Sebab Kristus telah mati dan juga telah dibangkitkan. Mereka juga mesti waspada karena para penyesat, khusus mereka yang menyangkal paham kebangkitan orang mati selalu hadir dan memakai berbagai cara untuk menyesatkan jemaat dari kebenaran tersebut. Jemaat harus melawan para penyesat tersebut dan tidak boleh bergaul dengan mereka. Sebab pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik.
Tuhan Yesus telah mati untuk menebus semua kesalahan dan dosa jemaat. Bahkan Ia telah bangkit untuk menyelamatkan jemaat dari hukuman dosa dan maut. Jemaat mesti menjaga keyakinan iman yang demikian, dan tidak memberi diri untuk disesatkan. Tetapi jika warga jemaat telah tersesat maka rasul Paulus menghimbau agar mereka segera sadar dan bertobat serta kembali ke jalan yang benar. Ia juga menegur para lawannya dan menyebut mereka sebagai orang-orang yang tidak mengenal Allah karena berusaha menyesatkan orang percaya dari jalan yang benar. Dengan mengatakan demikian, Paulus ingin agar para lawannya menjadi malu.

Refleksi
Mari berbangga karena berada dan bersatu didalam Kristus. Sebab Kristus telah mati dan telah dibangkitkan untuk keselamatan kita. Didalam Dia, kita juga turut dibangkitkan untuk mengalami hidup yang kekal.
Kebanggaan dalam Kristus akan memampukan kita melawan semua godaan yang bertujuan menggoyahkan iman dan pengharapan, terlebih bisa menyesatkan kita dari ajaran yang benar.

Pertanyaan Penuntun Diskusi
  1. Tantangan apakah yang sering kita hadapi sebagai orang percaya?.
  2. Mengapa kita harus berbangga memiliki persekutuan dengan Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita?.
  3. Dalam proses pemilihan Diaken dan Penatua, orang yang bagaimanakah yang mesti kita pilih agar jemaat terpelihara imannya?
Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 11 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:
1Korintus 15:31-34
  1. Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
  2. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka "marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati".
  3. Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
  4. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Bacaan Alkitab Lainnya:
Bacaan Alkitab Pararel:
Post: 09 April 2012 15:30

Senin, 02 April 2012

Bergumul Dan Berseru

Pendahuluan
Sebagai seorang nabi yang tulus, Yeremia merupakan penyambung lidah Allah yang jujur. Dengan sedih hati, dia harus menyampaikan perkataan Allah bahwa Yerusalem akan dihancurkan oleh kekeringan yang merusak segala tumbuhan dan ternak serta peperangan yang melahap nyawa orang muda maupun tua. Yerusalem akan ditinggalkan sunyi senyap tanpa ada yang memperhatikan (Yeremia 15:5-9). Akan tetapi, kejujuran Yeremia tersebut justru mendatangkan kemarahan dan kutukan dari penduduk Yehuda (Yeremia 15:10-11). Mereka beranggapan bahwa Yeremia telah mengusik ketenangan hidup mereka karena dia menubuatkan hal-hal yang tidak nyaman dan tidak enak didengar.

Pemahaman Teks
Ayat 10
berisi seruan yang penuh keputus-asaan, meski sudah berusaha melaksanakan tugas dengan baik sebagai hamba-Nya, yaitu bernubuat atas nama Tuhan justru membawa Yeremia mengalami kebencian dan penganiayaan. Digambarkan jika dia seorang penagih yang keras dan seorang yang tidak membayar hutangnya, maka kebencian dapat dipahami. Sebab orang-orang demikian menimbulkan perasaan pahit. Tetapi Yeremia tidak meminjam atau meminjamkan uang. Semua orang mengutuki Yeremia, inilah yang membuat Yeremia berkeinginan tidak pernah dilahirkan.
Ayat 11-12
merupakan lanjutan dari ungkapan Yeremia pada ayat 10 yang berputus-asa. Maksudnya, Yeremia mengatakan bahwa dia selalu membela bangsa Yehuda dan meskipun mereka sudah menjadi musuhnya tetapi dia masih mendoakan mereka. Tetapi tugasnya terlalu sulit, mematahkan kehendak mereka yang bersifat degil sama seperti mematahkan besi dan tembaga. Ungkapan ini kemudian diberi arti baru yaitu melawan tentara Babel adalah tidak mungkin sama seperti mematahkan besi juga tidak mungkin.
Ayat 13-14
menunjuk kepada rampasan negeri Yehuda oleh tentara Babel dan juga pembuangan di Babel sebagaimana yang diungkapkan juga dalam Yeremia 17:3-4.

Pemahaman Perikop
Dalam perikop "Pergumulan nabi Yeremia" (Yeremia 15:10-21) memberikan gambaran pada kita bagaimana tekanan yang begitu berat dialami Yeremia, membuatnya bergumul dihadapan Allah untuk mendapat pertolongan. Ketakutan dan kegelisahan sangat menghantuinya sehingga dia mempertanyakan misi yang Allah berikan, bahkan mempertanyakan kesetiaan Allah itu sendiri. Dalam kekecewaannya terhadap Allah, apakah membuat Allah marah?. Dalam ayat selanjutnya Tuhan sendiri tidak marah karena Yeremia bergumul dengan hati yang jujur dan tulus dihadapan-Nya.

Sesungguhnya Yeremia sudah berusaha melakukan tugas pelayanan dengan sebaik-baiknya, dan rela meninggalkan kesenangan-kesenangan demi tugas itu. Disamping itu, Tuhan memberi kesan akan selalu menyertai dia dalam menjalankan tugasnya. Namun yang terjadi ialah, ia selalu menemui kegagalan dalam menjalankan tugasnya. Orang tidak percaya kepada perkataannya. Bahkan ia selalu dikutuk dan diserang oleh bangsanya baik secara fisik maupun batin. Disinilah ia merasa seolah-olah Tuhan meninggalkan dia. Dan menurut dia, itu tidak adil.

Refleksi
Dalam masa praPaskha dan menyambut Jumat Agung, kita menghayati keberadaan kita sebagai orang percaya dan pelayan-pelayan Tuhan, mungkin kita sudah berusaha melakukan tugas pelayanan dengan sebaik-baiknya, tetapi ternyata respon atau sambutan orang sangat tidak sesuai. Sepertinya tidak ada satupun yang berterima-kasih, apalagi yang menghargai. Malah sebaliknya kita menerima omelan, sungutan, kecaman, mungkin juga fitnah dan makian. Itulah yang dialami Yesus juga dalam pelayanan-Nya, hinaan dan penganiayaan yang luar biasa menyakitkan. Karena itu memang bisa dipahami pada tingkat tertentu orang sudah tidak tahan lagi, karena daya tahan manusia itu selalu ada batasnya. Inilah bagian pergumulan yang dapat kita ungkapkan dengan jujur dan tulus dihadapan Tuhan. Dan Tuhan lebih suka orang yang didalam doanya berkata-kata keras kepada-Nya, tetapi dari hati yang jujur dan tulus ketimbang ada orang yang didalam doanya memuji-muji Tuhan dengan kata-kata selangit, tetapi dengan tingkah-lakunya ia memaki-maki dan menjatuhkan nama Tuhan.

Bahan Diskusi
  1. Dalam kehidupan sebagai orang percaya dan pelayan Tuhan, hal-hal apa saja yang menyakitkan serta menimbulkan penderitaan dalam menjalani kehidupan dan tugas tanggung-jawab pelayanan?.
  2. Apa yang dapat kita lakukan manakala menghadapi kenyataan yang pahit dan menyakitkan meski sudah berusaha melaksanakan tugas pelayanan dengan baik?.
  3. Apa yang menjadi prinsip dalam kehidupan sebagai gereja dalam menghadapi tantangan dan penderitaan?.
Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 04 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:
Yeremia 15:10-14
  1. Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri. Aku bukan orang yang menghutangkan ataupun orang yang menghutang kepada siapapun, tetapi mereka semuanya mengutuki aku.
  2. Sungguh, ya TUHAN, aku telah melayani Engkau dengan sebaik-baiknya, dan telah membela musuh di depan-Mu pada masa kecelakaannya dan kesesakannya!
  3. Dapatkah orang mematahkan besi, besi dari utara dan tembaga?
  4. Harta kekayaanmu dan barang-barang perbendaharaanmu akan Kuberikan dirampas sebagai ganjaran atas segala dosamu di segenap daerahmu.
  5. Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku telah mencetus api yang akan menyala atasmu."
  6. Engkau mengetahuinya; ya TUHAN, ingatlah aku dan perhatikanlah aku, lakukanlah pembalasan untukku terhadap orang-orang yang mengejar aku. Janganlah membiarkan aku diambil, karena panjang sabar-Mu, ketahuilah bagaimana aku menanggung celaan oleh karena Engkau!
  7. Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.
  8. Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram.
  9. Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.
  10. Karena itu beginilah jawab TUHAN: "Jika engkau mau kembali, Aku akan mengembalikan engkau menjadi pelayan di hadapan-Ku, dan jika engkau mengucapkan apa yang berharga dan tidak hina, maka engkau akan menjadi penyambung lidah bagi-Ku. Biarpun mereka akan kembali kepadamu, namun engkau tidak perlu kembali kepada mereka.
  11. Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.
  12. Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang lalim."
Bacaan Alkitab Lainnya:
Yeremia 15:5-9
  1. Siapakah yang akan merasa kasihan terhadap engkau, hai Yerusalem, dan siapakah yang akan turut berdukacita dengan engkau? Siapakah yang akan singgah untuk menanyakan perihal kesehatanmu?
  2. Engkau sendiri telah menolak Aku, demikianlah firman TUHAN, telah pergi meninggalkan Aku. Maka Aku mengacungkan tangan-Ku dan membinasakan engkau; Aku sudah jemu untuk merasa sesal.
  3. Aku menampi mereka dengan tampi di kota-kota negeri; Aku membuat umat-Ku kehilangan anak dan membinasakan mereka, karena mereka tidak berbalik dari tingkah langkah mereka.
  4. Janda-janda di antara mereka Kubuat lebih besar jumlahnya dari pada pasir laut. Aku mendatangkan ke atas ibu dan teruna suatu pembinasa pada tengah hari. Dengan tiba-tiba Aku menurunkan ke atas mereka kegelisahan dan kekejutan.
  5. Maka meranalah perempuan yang sudah tujuh kali melahirkan, nafasnya mengap-mengap, baginya matahari sudah terbenam selagi hari siang, ia menjadi malu dan tersipu-sipu. Sisa mereka akan Kuserahkan kepada pedang di depan musuh-musuh mereka, demikianlah firman TUHAN."
Yeremia 17:3-4
  1. yakni pegunungan di padang. --Harta kekayaanmu dan segala barang perbendaharaanmu akan Kuberikan dirampas sebagai ganjaran atas dosamu di segenap daerahmu.
  2. Engkau terpaksa lepas tangan dari milik pusakamu yang telah Kuberikan kepadamu, dan Aku akan membuat engkau menjadi budak musuhmu di negeri yang tidak kaukenal, sebab dalam murka-Ku api telah mencetus yang akan menyala untuk selama-lamanya."
Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 02 April 2012 15:55

Kamis, 29 Maret 2012

Prioritas Yesus

Pendahuluan
Didalam batas-batas tertentu perasaan ingin diterima, ingin diakui dan ingin dihargai, adalah kebutuhan kejiwaan manusia yang wajar. Namun awas bila berlebihan, bisa jatuh dalam godaan untuk meninggikan dan membesarkan diri, pada posisi dan kedudukan tertentu. Seperti halnya dalam keberadaan sebagai presbiter atau pengurus PelKat/Komisi, atau ketika keberadaan kita di gereja bukan lagi sebagai warga jemaat biasa, seringkali mendapat kehormatan dan menjadi perhatian. Disinilah ada tantangan dan godaan yang dihadapi, yaitu mengharapkan pelayanannya diakui atau dipuji orang lain serta mencari popularitas diri sendiri. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa ada saja orang di lingkungan gereja yang mau melayani, jika hal itu dirasa dapat mendatangkan keuntungan/pujian atau demi popularitas. Hal itu membuat seseorang telah jatuh pada godaan membesarkan diri serta kehilangan orientasi dalam menetapkan yang utama dalam kehidupannya.

Pemahaman Perikop
Kenyataan yang diungkapkan diatas, berbeda dengan apa yang kita lihat pada Yesus, meski mulai terkenal setelah Ia membangkitkan Lazarus, kemudian Ia diarak keliling kota Yerusalem. Yesus menjadi sangat terkenal dan diakui apa yang telah diperbuatnya, bahkan orang-orang Yunani pun mengetahuinya, sehingga ada beberapa orang Yunani yang ingin bertemu dengan-Nya (Yohanes 12:20-21). Pada saat berita itu sampai kepada-Nya, Dia berkata, "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan". Jawaban Tuhan Yesus bagi mereka terdengar janggal, sebab Ia justru bicara soal waktu dan kemuliaan (Yohanes 12:23). Apakah ini berkaitan dengan ketenaran pelayanan-Nya yang mulai merambah bahkan sampai diluar bangsa Israel, atau apakah Yesus makin dicari-cari dan dipuji?. Tidak!. Kemuliaan yang Tuhan maksudkan bukanlah kemuliaan seperti itu. Sebenarnya Yesus bicara tentang kematian-Nya di kayu salib yang semakin dekat. Dan kematian-Nya di kayu salib dikaitkan dengan saat kemuliaan.

Inilah ciri khas Injil Yohanes yang memaparkan kematian Kristus bersifat positif. Karena itu makna "kematian" Kristus dipergunakan kata "dimuliakan" (doxazo). Dalam Injil Yohanes pasal 12, beberapa kali menggunakan kata "dimuliakan", "memuliakan" (doxazo) yang menunjuk kematian Kristus. Demikian juga penegasan diri-Nya sebagai Anak Manusia, memang telah ditentukan jalan hidup-Nya untuk mati. Selanjutnya Yesus mengumpamakan kematian-Nya seperti biji gandum yang jatuh ke tanah agar dapat menghasilkan banyak buah. Dengan demikian orang-orang Yunani sebagai wakil dari bangsa-bangsa diluar Israel juga mendapat anugerah keselamatan Allah. Kematian Kristus tidak hanya berdampak kepada sekelompok umat tertentu saja, tetapi juga kepada seluruh umat manusia. Itu sebabnya kematian Kristus di kayu salib bukanlah suatu kehinaan yang harus dihindari, sebaliknya menjadi berkat bagi orang banyak.

Kesimpulan
Oleh karena itu penting bagi kita sebagai warga jemaat dalam memasuki masa Prapaskah I untuk mengingat :
Pertama,
sesungguhnya tidak ada kemuliaan tanpa salib, maka setiap orang harus menyangkal diri, atau menanggalkan kebiasaan sebelumnya yang mencari pengakuan dan pujian dari pelayanannya kepada Tuhan. Dalam kesediaan kita untuk memikul salib atau menanggung segala bentuk penderitaan sebagai konsekwensi dari pelayanan, disitulah sesungguhnya kita memuliakan Yesus.
Kedua,
merupakan tugas orang percaya untuk membawa orang datang dan mengenal Kristus yang disalib serta dimuliakan sebagai pusat pemberitaan. Sebab didalam salib itulah Yesus menunjukkan ketaatan, kesetiaan, dan kuasa yang sempurna, sehingga menghasilkan kehidupan-kehidupan yang lebih baik (biji gandum). Oleh karena itu mudah bagi kita memahami apakah pelayanan yang dilakukan untuk kemuliaan Tuhan atau tidak. Sebab pelayanan yang mempermuliakan Tuhan melalui salib akan menghasilkan buah, yaitu bertumbuhnya kehidupan-kehidupan umat menjadi lebih baik secara rohani, atau membawa kesukaan dan berkat bagi banyak orang.

Dalam menghayati pokok ini, ada kutipan yang patut kita renungkan, yang menyatakan : "No cross, no Crown, No Guts, no glory". Tanpa salib, tak ada kemuliaan. Melalui saliblah, Yesus menunjukkan ketaatan, kesetiaan dan kuasa yang sempurna.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 01 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Yohanes 12:20-33
  1. Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.
  2. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."
  3. Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.
  4. Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
  5. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
  6. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
  7. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
  8. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
  9. Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!"
  10. Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia."
  11. Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.
  12. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
  13. dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
  14. Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 29 Maret 2012 16:05

Senin, 26 Maret 2012

Ditinggikan Pada Waktunya

Pengantar
Petrus adalah seorang rasul Yesus Kristus. Sebagai murid Yesus, ia dipilih Allah untuk memberitakan Injil, karenanya ia disebut rasul. Suratnya kepada jemaat-jemaat di Asia Kecil bagian utara dan timur (Pontus, Galatia, Kapadokia, Bitinia) bertujuan untuk menguatkan iman mereka.

Pemerintahan kekaisaran Romawi sebelumnya tidak menganiaya orang-orang Kristen namun setelah Domitianus berkuasa mulailah orang-orang Kristen dikejar-kejar. Itu terjadi sekitar tahun 81 bahkan juga sebelumnya oleh kaisar Nero pada tahun 64.

Pergumulan yang dihadapi oleh jemaat-jemaat Kristen ditanggapi serius oleh Petrus dengan mengirimkan surat kepada mereka. Kepada jemaat yang berkumpul dan beribadah dirumah-rumah. Petrus mengingatkan bahwa mereka akan banyak mengalami penderitaan. Karenanya jemaat diminta untuk meneladani Yesus yang siap sedia menanggung penderitaan. Yesus yang menderita bahkan mati dikayu salib pada akhirnya beroleh kemenangan lewat peristiwa kebangkitan-Nya. Lewat suratnya, Petrus menguatkan iman jemaat agar mereka bertahan dalam iman sekalipun didalam penderitaan. Pada waktunya Tuhan akan meninggikan mereka. Penderitaan yang dialami adalah pencobaan untuk menguji iman mereka yang pada akhirnya bertujuan agar mereka memperoleh puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan (1Petrus 1:7).

Pendalaman Teks
Pasal 5:6-11 merupakan bagian yang utuh dari keseluruhan pasal 5 yang merupakan nasihat Petrus kepada para Penatua yang berada ditengah jemaat-jemaat di Asia Kecil. Mereka diminta untuk melayani jemaat dengan sebaik-baiknya melalui keteladanan dan cinta kasih. Pergumulan yang datang dari luar akan lebih mudah dihadapi apabila kondisi internal (di lingkungan sendiri) ada dalam keadaan yang baik. Yaitu apabila kasih dan damai bertumbuh didalam kehidupan keluarga dan persekutuan jemaat (1Petrus 3:8-12).

Ayat 6 : kesediaan untuk merendahkan diri dihadapan Tuhan akan membuat seseorang mau bersikap rendah hati dihadapan sesama. Tuhan Yesus katakan : orang yang merendahkan diri akan ditinggikan (Matius 23:12).

Ayat 7 : merendahkan diri dihadapan Tuhan hendaknya dinyatakan dengan hidup mengandalkan Tuhan. Menyerahkan kekuatiran kita kepada-Nya adalah bentuk merendahkan diri pada Tuhan dan keyakinan percaya akan kuasa-Nya yang memelihara kita.

Ayat 8-9 : kita harus selalu waspada atas berbagai tantangan hidup yang dapat muncul kapan saja, dimana saja dan yang datang dari siapa saja. Apabila tantangan itu muncul jangan lari!. Ia harus dihadapi tetapi jangan dengan kekuatan kita sendiri. Lawanlah dia dengan kekuatan yang dari Tuhan.

Ayat 10-11 : iman kepada Yesus Kristus akan mendatangkan pertolongan Allah sekalipun penderitaan harus dialami juga. Tetapi Ia akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengkokohkan kita oleh kuasa dan kemuliaan-Nya. Pada saatnya Ia akan meninggikan kita.

Pokok-Pokok Diskusi
  1. Percakapkanlah pengalaman iman saudara ketika mengalami tantangan atas iman saudara. Bagaimana saudara menghadapinya dan apa yang saudara lakukan untuk mengatasinya.
  2. Apakah saudara memetik pelajaran iman atas tantangan yang pernah saudara hadapi?. Percakapkanlah dengan mengingat penjelasan pada ayat 6 dan 7 diatas.
  3. Bagaimana saudara menyikapi perjalanan hidup kedepan, mengantisipasi kemungkinan munculnya tantangan baru?. Percakapkanlah berdasarkan penjelasan ayat 8-9 dan ayat 10-11 diatas.
Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 28 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:
1Petrus 5:6-11
  1. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
  2. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
  3. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
  4. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
  5. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.
  6. Ialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Bacaan Alkitab Lainnya:
1Petrus 1:7
Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

1Petrus 3:8-12
  1. Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
  2. dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:
  3. Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
  4. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya.
  5. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."
Matius 23:12
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.


Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 26 Maret 2012 16:56

Kamis, 22 Maret 2012

Tetap Tunduk Walau Menderita

Umat Tuhan yang terkasih dalam Yesus Kristus, Seorang ibu yang anaknya sedang menderita sakit berdoa kepada Tuhan : "ya Tuhan pindahkanlah penyakit anak saya kepada saya. Biarlah saya saja yang menderita penyakit itu dan jadikanlah anak saya sehat kembali". Sang ibu yang dalam keadaan sehat bersedia agar dirinya sakit supaya anaknya terbebas dari sakit. Padahal sang anak menderita sakit karena kelalaiannya sendiri. Hidupnya tidak tertib dan pola hidupnya tidak sehat. Namun, sang ibu mau menanggung penyakit anaknya. Ia rela menanggung apa yang seharusnya tidak ia tanggung.

Ditengah kehidupan bermasyarakat saat ini, hampir-hampir tidak ada orang yang bersedia menanggung penderitaan yang seharusnya tidak ia tanggung. Yang banyak terjadi malah sebaliknya. Kesalahan yang nyata-nyata diperbuat justru diupayakan untuh dilimpahkan kepada orang lain agar ia terbebas dari hukuman yang seharusnya ia tanggung. Itulah yang kita baca dan saksikan di media massa hampir setiap hari. Seseorang yang diputus bersalah karena melakukan korupsi menyatakan dirinya tidak bersalah walaupun bukti-bukti untuk itu sangat kuat dan lengkap. Ia bahkan menyatakan bahwa si A dan si B yang bersalah. Untuk menegaskan kebenaran pernyataannya itu, ia merekayasa agar kesalahannya itu tertimpa kepada si A dan si B. Intinya, ia berusaha membuat dirinya terbebas dari hukuman atas kesalahan yang dibuatnya.

Yang Tuhan Yesus lakukan justru sebaliknya. Ia yang sama sekali tidak berdosa sedia mengambil segala dosa manusia kedalam diri-Nya agar manusia terbebas dari hukuman dosa. Akibatnya, Ia harus menanggung segala akibat dosa itu dengan penderitaan yang luar biasa. Ia dicaci-maki, dihina, dipukuli, dicambuk, dipaksa memikul salib, dan akhirnya mati di kayu salib. Ia menanggung penderitaan yang luar biasa padahal bukan Ia yang bersalah. Kesalahan dan dosa itu dibuat oleh manusia tetapi ditimpakan kepada-Nya dan Ia sedia menanggungnya. Itulah misi-Nya di dunia yang dikehendaki Bapa-Nya. Ia sadar akan kehendak Bapa-Nya untuk menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung. Ia tetap tunduk walau menderita.

Rasul Petrus menyampaikan Firman Tuhan bagi umat Kristen asal Yahudi yang berada di Asia Kecil dan sekitarnya agar mereka hidup sebagai hamba Allah yang hidup takut akan Allah. Itu harus ditunjukkan dengan menjalani kehidupan yang menghormati semua orang, mengasihi saudara-saudara dan menghormati raja (1Petrus 2:17). Pola hidup demikian menjadi suatu kesaksian bagi masyarakat luas. Rasul Petrus menasihatkan agar mereka melakukan perbuatan baik untuk membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh (1Petrus 2:15). Lebih jauh Rasul Petrus menegaskan bahwa sekalipun mereka harus menderita karena berbuat baik, mereka harus tetap melakukannya. Hal itu sama dengan Tuhan Yesus yang sedia menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung. Itu adalah kasih karunia Allah. Kesediaan untuk menanggung penderitaan yang sebenarnya tidak perlu ditanggung mendatangkan berkat tersendiri dari Allah. Itulah yang Allah lakukan kepada putera-Nya. Tuhan Yesus ditinggikan dan kepada-Nya dikaruniakan nama diatas segala nama (Filipi 2:9).

Seperti orang Kristen di Asia Kecil dan sekitarnya, kita pun saat ini dipanggil untuk hidup menjadi saksi Kristus ditengah masyarakat. Kita dipanggil untuk terus melakukan kebaikan ditengah masyarakat sekalipun tidak jarang kita mengalami tekanan dan dipersalahkan. Sebagai orang Kristen kita harus meneladani Kristus yang tetap tunduk kepada kehendak Bapa-Nya walau haru menderita. "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:17,20-21). Itulah yang Tuhan Yesus lakukan bagi kita. Ia mengalahkan dosa dengan berbuat kebaikan. Ia merengkuh semua dosa dunia kedalam diri-Nya dan membawanya ke bukit Golgota. Disana hukuman dosa dibinasakan bersama dengan kematian-Nya.

Minggu-minggu praPaskha ini mengajak kita untuk melihat hidup kesaksian kita sehari-hari. Kita diingatkan untuk menjalani kehidupan yang menyaksikan kemuliaan kasih Kristus dengan bersedia melakukan kebaikan bagi semua orang sekalipun harus menanggung penderitaan yang tidak harus kita tanggung.

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 25 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:

1Petrus 2:18-25
  1. Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
  2. Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
  3. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
  4. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
  5. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
  6. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
  7. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
  8. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
Bacaan Alkitab Lainnya:

1Petrus 2:15
Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.


1Petrus 2:17
Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!


Filipi 2:9
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,


Roma 12:17
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!


Roma 12:20
Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.


Roma 12:21
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 22 Maret 2012 15:55

Senin, 19 Maret 2012

Mencurangi Tuhan

Pengantar
Kitab ini judulnya "Keluaran" jika dibahasakan menurut terjemahan Perjanjian Lama kedalam bahasa Yunani (LXX = Setuaginta) memberi judul "Exodus", artinya "Pelepasan". Lazimnya disebut sehari-hari oleh kalangan orang-orang Gereja adalah "Kitab Keluaran", merupakan urutan kedua dari Kitab yang ditulis oleh Musa, dimana keseluruhan kitabnya diberi judul "Pentateukh". Dan "Pentateukh" itu terdiri dari 5 (lima) kitab yakni "Kitab Kejadian", "Kitab Keluaran", "Kitab Imamat", "Kitab Bilangan" dan "Kitab Ulangan", yang keseluruhannya sarat berisi hubungan secara sosio-keagamaan, yakni antara Tuhan dengan Israel. Tuhan telah memanggil Israel untuk menjadi bangsa-Nya yang harus memberi contoh "teladan" kepada bangsa-bangsa "lain" yang berdampingan dengan Israel supaya beribadah hanya kepada satu Tuhan (Paham Mono-Theisme).

Adalah bangsa Mesir yang tidak beribadah hanya kepada Tuhan. Bangsa Mesir itu justru menciptakan banyak "dewa" yang dipuja atau dipuji. Bahkan dihadapan "dewa dewa", bangsa Mesir ini pun beribadah dan mendaulatnya sebagai "tuhan tuhan yang berkuasa" atas negeri Mesir. Lain hal dengan bangsa Israel yang berada dibawah kepemimpinan Musa dan Harun yang mampu memperlihatkan praksis sosio-keagamaannya hanya beribadah dan mendaulat Tuhan ditengah-tengah praksis sosio-keagamaan bangsa Mesir. Namun sangat disayangkan, justru paham Mono-Theisme (Satu Tuhan) yang diperlihatkan oleh bangsa Israel mengalami tantangan dari bangsa Mesir yang berpaham Poly-Theisme (banyak tuhan). Malahan mengakibatkan bangsa Israel mengalami perhambaan dibawah kekuasaan Firaun. Tuhan sangat "marah" atas kejahatan Firaun, maka khusus melalui Musa, Tuhan hendak melepaskan Israel dari kejahatan Firaun di Mesir. Tujuan pelepasan Israel yang dilakukan Tuhan itu, bahwa Israel hendak dijadikan oleh Tuhan sebagai suatu bangsa yang berbeda dari bangsa-bangsa lain. Secara khusus, perbedaannya terletak pada kehadiran bangsa Israel ditengah-tengah kebangsaan lain di Tanah Perjanjian yang terus-menerus mempertahankan paham Mono-Theisme terhadap Allah Israel.

Musa-lah sebagai Nabi Tuhan yang dipanggil dan diutus oleh Tuhan untuk memimpin pembebasan Israel yang selama ini menjadi budak-budak perhambaan Firaun. Supaya Israel di kelak kemudian dapat menjadi bangsa yang terus-menerus menjadi milik kepunyaan Tuhan yang melayani Dia dan yang memuliakan Dia dari antara bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa. Dan Tuhan akan mendatangkan hukuman atas perhambaan terhadap Israel, hukuman Tuhan itu nampak melalui "tulah-tulah" yang pernah didatangkan-Nya terhadap Firaun di Mesir. Demikian Firaun sebagai penerima hukuman Tuhan, berbeda dengan Israel yang akan mengalami pembebasan atas perhambaan di Mesir. Untuk kelanjutannya, maka Israel akan menjadi bangsa pengembara di padang gurun, dengan tujuan akhir yakni memasuki Tanah Perjanjian, suatu negeri yang dijanjikan oleh Tuhan sendiri kepada Israel.
Memahami Perikop Bacaan
Kalau begitu persoalannya sekarang, bahwa Firaun sebagai potret seorang yang sedang mencurangi Tuhan. Karena lihat saja ketika itu terbukti, bahwa Firaun dijauhkan Tuhan dari tulah munculnya "katak-katak" diseluruh tanah Mesir. Dalam pembacaan ini pun Tuhan menjauhkan Firaun dari tulah lalat pikat, namun demikian dia tetap berprinsip tidak membiarkan Israel untuk pergi beribadah hanya kepada Tuhan. Seandainya Firaun tidak sedang mencurangi Tuhan, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia sedang mendengarkan Firman Tuhan yang selama ini disampaikan oleh Musa. Tetapi bagi Tuhan : Mengapa kebebasan Israel tidak kunjung tiba yang dilakukan oleh Firaun sebagai penguasa di Mesir?. Itu sebabnya, dalam kaitan ini Tuhan terus-menerus meminta Firaun untuk mendengarkan Firman-Nya yang selama ini disampaikan oleh Musa. Jelas Firman yang berkaitan erat dengan upaya pembebasan Israel dari Mesir.

Berikut persoalannya sekarang ini, bahwa Firaun pun sebagai potret seorang yang tidak memiliki prinsip ibadah hanya kepada Tuhan. Berbeda dengan Musa yang dalam hal ini nampak dimata Tuhan, telah diizinkan oleh Firaun untuk pergi ke padang gurun dalam rangka berdoa kepada Tuhan. Doa Musa kepada Tuhan adalah prinsip ibadah yang sedang mendengar dan sedang melakukan Firman. Pada prinsipnya doa Musa harus dilihat sebagai prinsip ibadah yang mengikat antara umat dengan Tuhan-nya. Agar diri kita tidak tersiksa seperti Firaun yang selalu terancam oleh tulah Tuhan yang satu ke tulah Tuhan yang lain.

Firaun terkesan sedang berjalan ditempat, tidak memiliki kepiawaian untuk mengembangkan jati-diri kedalam ke-umat-an hanya kepada Tuhan. Karena itu kita harus bertolak dari pengalaman Musa, dengan demikian membuat kita menjaukan diri dari prinsip ibadah yang mencurangi Tuhan. Dimana kita harus mempertahankan "nilai-nilai" ibadah yang terkait dengan prinsip kepemimpinan, yakni senantiasa melakukan penataan "sosial" dalam ber-Gereja ditengah-tengah kemajemukan masyarakat dan bangsa.

Pertanyaan Reflektif
  1. Menurut kita, siapakah Tuhan-nya Musa?. (Bandingkan dengan Markus 1:44).
  2. Sejauh mana pengenalan kita terhadap kehadiran Israel sebagai bangsa Tuhan?. (Bandingkan dengan Yohanes 1:45).
  3. Apakah kita sekarang "gemar" mencurangi Tuhan, yakni dengan cara-cara seperti malas beribadah dan malas berdoa dan bahkan malas memberikan persepuluhan ke Gereja?.
  4. Bagaimana "kiat-kiat" kita dalam keadaan sekarang ini untuk membangun sebuah kepemimpinan didalam Gereja dan masyarakat yang saling membagi berkat suka-cita dalam kehidupan bersama?. Jelaskan dihadapan teman-teman kita?!.
  5. Adakah rencana kita untuk menata kehidupan sosial ber-Gereja dan sosial kemasyarakatan bagi masa depan bersama yang tanpa ada kecurigaan atau saling mencurangi antara individu yang satu dengan individu yang lain?. Jelaskan sebagai konsep memasuki masa depan yang melakukan ketergantungan sosial bersama.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 21 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:
Keluaran 8:20-32.
  1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Bangunlah pagi-pagi dan berdirilah menantikan Firaun, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;
  2. sebab jika engkau tidak membiarkan umat-Ku itu pergi, maka Aku akan melepaskan pikat terhadap engkau, terhadap pegawai-pegawaimu, rakyatmu dan rumah-rumahmu, sehingga rumah-rumah orang Mesir, bahkan tanah, di mana mereka berdiri akan penuh dengan pikat.
  3. Tetapi pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat, supaya engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini.
  4. Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi."
  5. TUHAN berbuat demikian; maka datanglah banyak-banyak pikat ke dalam istana Firaun dan ke dalam rumah pegawai-pegawainya dan ke seluruh tanah Mesir; negeri itu menderita karena pikat itu.
  6. Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini."
  7. Tetapi Musa berkata: "Tidak mungkin kami berbuat demikian, sebab korban yang akan kami persembahkan kepada TUHAN, Allah kami, adalah kekejian bagi orang Mesir. Apabila kami mempersembahkan korban yang menjadi kekejian bagi orang Mesir itu, di depan mata mereka, tidakkah mereka akan melempari kami dengan batu?
  8. Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, seperti yang difirmankan-Nya kepada kami."
  9. Lalu kata Firaun: "Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh. Berdoalah untuk aku."
  10. Lalu kata Musa: "Sekarang aku keluar meninggalkan tuanku dan akan berdoa kepada TUHAN, maka pikat itu akan dijauhkan besok dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; hanya janganlah Firaun berlaku curang lagi dengan tidak membiarkan bangsa itu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN."
  11. Sesudah itu keluarlah Musa meninggalkan Firaun, lalu berdoa kepada TUHAN.
  12. Dan TUHAN membuat seperti yang dikatakan Musa: pikat itu dijauhkan-Nya dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; seekorpun tidak ada yang tinggal.
  13. Tetapi sekali inipun Firaun tetap berkeras hati; ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.

Bacaan Alkitab Lainnya:
Markus 1:44
Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.

Yohanes 1:45
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 19 Maret 2012 15:30

Kamis, 15 Maret 2012

Kepemimpinan Dibawah Kontrol Kuasa Firman

Dari bacaan Alkitab disini dapat dipahami kalau Allah sedang menyatakan kuasa-Nya dari tempat-Nya yang Maha Tinggi. Berdasarkan logika, bahwa realitas kuasa Allah itu melampaui dari segala kuasa manusia di bumi. Senada dengan pengajaran "Ilmu Agama-Agama", yakni Allah itu bersemayam dan berkuasa ditempat-Nya yang Maha Tinggi yang tidak terhampiri oleh akal-budi manusia yang menghuni bumi. Bagi keKristenan, setinggi apapun kuasa Allah itu, sesungguhnya dapat saja terhampiri oleh akal-budi manusia, jika manusia ciptaan Allah mau menghadirkan kerohanian yang mendalam didalam rohaninya. Tentu dalam upaya menghadirkan Allah, sebagaimana fenomena kehadiran Firman-Nya di bumi manusia seperti disaat kekinian. Kehadiran Firman yang harus didaulat, sebab memiliki kuasa terhadap segala bentuk kehidupan di bumi, Secara substansial, fenomena kehadiran Firman yang berkuasa itu, adalah kehadiran Allah yang berkuasa atas segala "apa yang ada" sebagai isi kandungan bumi. Dan seluruh isi kandungan bumi "yang bernafas" semuanya diciptakan oleh kuasa tangan Allah.

Uniknya, Allah yang berkuasa disini bukannya didaulat, melainkan nampak sekali ditantang oleh kuasa Firaun. Dan Firaun tidak sekedar menampakan kuasanya, melainkan dia telah menjadi simbol kehadiran manusia yang memiliki "hati yang keras" dihadapan Allah. Serta Firaun yang memiliki rohani yang menguasai dan membenarkan kehadiran "banyak tuhan" atau "banyak dewa" yang dibuat oleh tangan-tangan orang Mesir. Membuat Firaun menempatkan diri diatas kuasa Allah. Karena itu, wajar saja kalau Firaun selalu berhati keras terhadap kuasa Firman sebagai wujud kuasa Allah yang selama ini melalui kehadiran kuasa firman-Nya selalu diserukan oleh Musa dihadapan Firaun. Inti seruan Musa itu menyatakan : bahwa melalui kuasa Firman, Allah menghendaki agar Israel dapat dikeluarkan dan dibebaskan dari perbudakan di Mesir dan segera membiarkan Israel untuk melakukan ibadah kepada Allah. Tetapi Firaun tidak pernah memenuhi kehendak Firman yang berkuasa, justru Firaun terus-menerus menentang Allah yang pada hakekat-Nya berkuasa atas orang-orang di Mesir.

Dalam hal ini, sudah seringkali Firaun menyampaikan janji-janjinya terhadap Musa kalau Firaun sendiri akan memenuhi kehendak Allah. Seperti apa yang terlihat melalui pola rohaninya, bahwa Firaun meminta dan memerintahkan Musa untuk pergi berdoa kepada Allah, agar Dia yang berkuasa mau membebaskan tulah-tulah yang didatangkan-Nya selama ini di Mesir. Disinilah Firaun berjanji jikalau setelah doa Musa dipenuhi oleh Allah dan tidak ada lagi tulah-tulah yang didatangkan melalui kuasa Allah itu, maka Firaun akan memenuhi janjinya, yakni membiarkan Israel keluar dan bebas untuk pergi dan segera beribadah kepada Allah. Tetapi sangat disesali, bahwa Firaun selalu ingkar atas janji-janjinya kepada Musa bahkan terlebih khusus kepada kuasa Allah.

Bagaimanapun Allah yang berkuasa atas orang-orang Mesir tetap menimpali Firaun dengan tulah-tulah-Nya, sekalipun itu tidak dapat merubah sikap keras hatinya Firaun. Dan bagaimanapun Allah tetap mempergunakan kuasa-Nya yang pada akhirnya dapat dilihat sendiri, bahwa Firaun atau orang-orang Mesir diyakinkan oleh Allah bahwa sesungguhnya Dia lebih unggul dan Dia pun lebih berkuasa dari segala kuasa "yang ada" di bumi. Kuasa Allah itu telah diperlihatkan-Nya kepada Firaun atau kepada orang-orang Mesir, bahwa Dia melampaui segala adat-istiadat atau peradaban Firaun atau peradaban orang-orang Mesir, bersama segala karya cipta yang terkait dengan upaya yang selama ini telah menghadirkan "tuhan tuhan" atau "dewa dewa" di Mesir. Serta bagaimanapun Allah telah memperlihatkan kuasa-Nya, bahwa Allah senantiasa mendekati dan mempergunakan orang-orang dalam lingkungan Mesir, seperti Musa dan Harun. Mereka berdua itu dihadirkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin-pemimpin dalam upaya membawa Israel bebas dan keluar dari Mesir. Mesir adalah sebuah negeri yang terkenal dengan sebutan "negeri seribu tuhan" atau "negeri seribu dewa".

Upaya membebaskan Israel sangatlah penting bagi Musa dan Harun untuk merapatkan diri, sebagai satu kesatuan pribadi yang diharapkan Allah agar dapat membawa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Oleh sebab itu, para pemimpin tidak dapat menjalankan kepemimpinan seorang diri. Mereka itu harus memiliki partner kepemimpinan, supaya terhindar dari kepemimpinan yang "individualistis". Dan terkesan "otoriter" yang tidak baik untuk suatu kepemimpinan, apalagi di lembaga yang bersifat ke-Tuhan-an, maupun juga di lembaga-lembaga sekuler. Dalam hubungan ini, Musa dan Harun merupakan ke-dwi-tunggalan dalam kepemimpinan yang dibenarkan oleh Allah. Sebuah pembenaran yang dilakukan oleh Allah sendiri ditengah-tengah kuasa Firaun di Mesir yang kepemimpinannya tidak pernah dibenarkan oleh Allah.

Ke-dwi-tunggalan dalam kepemimpinan selalu nampak, ketika Musa menjalankan perintah Allah yang diteruskannya kepada Harun untuk berseru kepada Firaun agar melepaskan Israel dari Mesir. Jika hatinya Firaun bersikeras untuk tidak mau mendengarkan seruan Harun, maka Allah mendatangkan mujizat sebagai tanda hukuman terhadap kekerasan hati Firaun, juga terhadap kerasnya hati orang-orang Mesir. Supaya Firaun dan orang-orang Mesir tahu, bahwa Allah Musa itu adalah juga Allah Harun, dan adalah juga Allah-nya Israel yang mengacungkan "amarah" kuasa tangan-Nya dihadapan Firaun, apabila Firaun tidak melepaskan Israel dari Mesir.

Secara hakiki, kita disebut sebagai "Israel baru" yang telah memperoleh pembenaran dari Allah untuk memaknai alam kebebasan yang diciptakan-Nya. Kita tidak bisa berpangku-tangan, malainkan harus mengacungkan tangan kita keatas sebagai isyarat, bahwa kita adalah "pemimpin". Khususnya pemimpin spiritual (kerohanian) yang harus memiliki "jiwa pembangun" didalam melaksanakan kepemimpinan yang rendah hati bagi kehidupan di bumi ciptaan Allah. Kita harus bisa membangun kepemimpinan dibawah kontrol kuasa Allah yakni melalui kehadiran kuasa firman-Nya, untuk memberi motivasi kepada orang-orang lain agar melakukan suatu kegiatan "tertentu" secara seksama yang berkenan bagi Allah dan yang bernilai kebaikan bagi sesama didalam lingkungan hidup yang diciptakan oleh Allah. Allah itu sungguh-sungguh berkuasa dan melalui kuasa-Nya selalu membebaskan dan mengeluarkan kita dari "kemelut kehidupan" yang selalu nampak disekitar kita. Dan marilah kita segera beribadah kepada "Allah Yang Maha Kudus" dalam upaya memasuki masa depan kehidupan yang selalu berada dibawah kontrol kuasa firman-Nya. Amin.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 18 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Keluaran 7:1-7
  1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.
  2. Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya.
  3. Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.
  4. Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.
  5. Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka."
  6. Demikianlah diperbuat Musa dan Harun; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, demikianlah diperbuat mereka.
  7. Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun.
Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 15 Maret 2012 18:48

Senin, 12 Maret 2012

Ketekunan Menghantar Kita Menerima Apa Yang Dijanjikan

Pengantar

Surat Ibrani ditulis oleh orang yang tidak diketahui identitasnya. Ada upaya-upaya untuk menghubungkan surat Ibrani itu sebagai buah pena dari rasul Paulus. Misalnya, ada beberapa terjemahan dari versi Alkitab memberikannya judul "Surat Paulus kepada orang Ibrani" namun menurut para ahli hal itu kurang tepat. Ada beberapa alasan, menurut John Drane dalam bukunya : "Memahami Perjanjian Baru" ada 6 (enam) alasan, 3 (tiga) diantaranya adalah :
Pertama,
"bahwa surat ini tidak dalam bentuk surat yang lazim. Apabila Paulus menulis surat, ia selalu mengikuti kebiasaan umum para penulis surat Yunani"; misalnya, Paulus selalu mengawali suratnya dengan sapaan dalam bentuk salam kepada para pembacanya. Setelah itu barulah ia menyampaikan isi suratnya, dan diakhiri dengan salam penutup. Hal tersebut tidak nampak dalam surat Ibrani;
Kedua,
dari segi bahasa serta gaya bahasa, surat Ibrani sangat berbeda jika dibandingkan dengan surat-surat Paulus. Surat Ibrani mempunyai gaya bahasa Yunani yang terbaik di seluruh Perjanjian Baru, dan mencapai standar sastra yang jauh lebih tinggi daripada yang dapat dicapai oleh Paulus;
Ketiga,
pokok-pokok yang menjadi perhatian dalam surat Ibrani juga sangat berbeda dengan hal-hal yang diperhatikan Paulus (penjelasan dari pokok ini serta alasan-alasan lainnya silahkan baca buku John Drani).
Karena tidak diketahui identitasnya, Origenes, bapa gereja dari abad ketiga pernah mengatakan bahwa "hanya Allah yang mengetahui siapa sebenarnya penulis surat ini".

Kitab Ibrani yang ditulis pada masa menjelang penganiayaan yang dicetuskan oleh kaisar Nero ditujukan kepada jemaat yang berlatar-belakang Yahudi Helenis di Roma. Tujuan penulis menulis surat ini untuk memberikan kekuatan dan penghiburan kepada jemaat agar mereka tetap mempertahankan iman kepada Kristus di tengah berbagai tekanan hidup yang sedang mereka hadapi. Karena tekanan hidup ini maka ada kecenderungan jemaat untuk kembali kepada keyakinan mereka yang dahulu yaitu kembali kepada agama Yahudi, sebab pada waktu itu agama Yahudi merupakan agama yang diizinkan menurut hukum Roma, sedangkan agama Kristen tidak. Alasan lain penulis surat Ibrani menulis surat ini adalah memang ada kenyataan yang terjadi bahwa orang Kristen yang berlatar belakang Yahudi masih saja mengikuti tuntutan-tuntutan hukum Taurat dalam agama Yahudi, misalnya sunat, dan tetap mempersembahkan korban di Bait Allah.

Terhadap penindasan dan penganiayaan yang dialami oleh pembaca surat ini, penulis surat Ibrani dengan sungguh-sungguh menasehati dan meyakinkan mereka agar mereka tidak melepaskan kepercayaannya kepada Kristus, sebab besar upah yang menanti mereka (Ibrani 10:35).

Pemahaman Teks

Dalam teks ini, penulis surat Ibrani mengungkapkan kunci utama bagaimana cara orang percaya mendapatkan apa yang dijanjikan, yaitu melalui KETEKUNAN (Ibrani 10:36). Memang untuk mendapatkan sesuatu tidaklah mudah, sebab banyak tantangan dan rintangan yang menghadang. Karena itu dibutuhkan kerja keras, dibutuhkan semangat yang tidak pernah memudar, dibutuhkan komitmen yang tinggi. Artinya, untuk mendapat sesuatu, seseorang harus menjadi pejuang yang tangguh. Dalam diri seorang pejuang yang tangguh tidak mengenal istilah menyerah (never give up). Itulah yang disebut dengan ketekunan. Penulis surat Ibrani memotivasi para pembacanya agar mereka sungguh-sungguh bertekun dalam mempertahankan keyakinan mereka kepada Kristus sampai Kristus datang. Karena Kristus tidak akan menangguhkan kedatangan-Nya (Ibrani 10:37). Mereka harus hidup dalam kebenaran, yaitu tetap beriman kepada Kristus apapun rintangan yang menghadang mereka tidak boleh menyerah, tidak boleh mundur. Sebab kalau mereka menyerah dan mundur dari keyakinannya, maka Allah tidak berkenan kepada mereka (Ibrani 10:38). Apa dampaknya jika mereka mengundurkan diri?. Dampaknya adalah mereka tidak mendapatkan apa yang dijanjikan yaitu mahkota kemuliaan dalam bentuk kehidupan yang kekal bersama Yesus di sorga; melainkan kebinasaan. Tetapi kita, kata penulis surat Ibrani, bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup (Ibrani 10:39).

Pertanyaan
  1. Apa yang melatar-belakangi sehingga penulis surat Ibrani menasehati dan mendorong para pembacanya untuk bertekun?.
  2. Menurut penulis surat Ibrani apakah dampak jika umat Tuhan bertekun dalam kepercayaannya, dan apakah dampak jika mereka tidak bertekun dalam kepercayaannya?.
  3. Dalam konteks kehidupan sekarang, apakah situasi yang saudara alami sama seperti yang dialami umat Tuhan yang menjadi alamat surat ini?. Jika ya ataupun tidak, bagaimana saudara mengaplikasikan ketekunan dalam perjuangan iman saudara?.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 14 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Ibrani 10:36-39
  1. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
  2. Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
  3. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.
  4. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Ibrani 10:35
Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.

Bacaan Alkitab Pararel:

Catatan:
Yahudi Helenis :Orang-orang Yahudi yang bahasa dasar sehari-harinya bahasa Yunani.
Post: 12 Maret 2012 12:02

Rabu, 07 Maret 2012

Pengorbanan Yesus Lebih Dari Segalanya

Penulis kitab Ibrani tidak diketahui identitasnya, menurut Origenes bapa gereja dari abad ketiga "hanya Allah yang mengetahui siapa sebenarnya penulis surat ini", penulis kitab ini mempunyai dua tujuan saat ia menulis surat ini, yaitu :


Pertama,
untuk memberikan kekuatan dan penghiburan kepada jemaat agar mereka tetap mempertahankan iman kepada Kristus ditengah berbagai tekanan hidup yang sedang mereka hadapi. Karena tekanan hidup ini maka ada kecendrungan jemaat untuk kembali kepada keyakinan mereka yang dahulu (murtad), yaitu kembali kepada agama Yahudi, sebab pada saat itu agama Yahudi merupakan agama yang diizinkan menurut hukum Roma, sedangkan agama Kristen tidak.
Kedua,
adanya kenyataan yang terjadi bahwa orang Kristen yang berlatar-belakang Yahudi masih saja mengikuti tuntutan-tuntutan hukum Taurat dalam agama Yahudi, salah satunya adalah tetap mempersembahkan korban penghapusan dosa untuk memperoleh keselamatan. Terhadap kenyataan ini, ia mendorong pembacanya untuk meninggalkan cara-cara itu, karena hal itu tidak ada lagi faedahnya bagi mereka.

Kedua hal inilah yang menjadi sorotan penulis kitab Ibrani dalam bacaan saat ini. Penulis surat Ibrani menyatakan bahwa "didalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri" (Ibrani 10:1a). Agama Yahudi menawarkan keselamatan bagi pengikut-pengikutnya dengan cara melakukan tuntutan hukum Taurat, yaitu mempersembahkan korban yang sama, dan dilakukan berulang-ulang setiap tahunnya. Menurut penulis kitab Ibrani, tuntutan hukum Taurat dengan mempersembahkan korban tidak dapat menyelamatkan orang yang mengambil bagian didalamnya, karena persembahan melalui korban itu tidak sempurna (Ibrani 10:1b). Ada dua kenyataan yang menandakan korban itu tidak sempurna, yaitu :
Pertama,
korban yang sama itu dilakukan berulang-ulang setiap tahunnya. Jika korban itu sempurna maka seharusnya persembahan itu hanya dilakukan satu kali untuk selama-lamanya (Ibrani 10:2). Justru dengan mempersembahkan korban setiap tahunnya, orang diperingatkan akan adanya dosa (Ibrani 10:3), bukan untuk menghapus dosa.
Kedua,
pada kenyataannyatidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapus dosa (Ibrani 10:4). Artinya tidak mungkin korban binatang menghapus dosa manusia. Menurut Penulis kitab Ibrani, Yesus tahu akan hal ini, karena itu Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki". Artinya, Yesus tahu bahwa Allah tidak berkenan kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa. Yang Allah kehendaki adalah agar Yesus mempersembahkan tubuh-Nya sebagai korban tebusan dosa yang dilakukan satu kali untuk selamanya. Yesus menyanggupi kehendak Allah, karena itu Ia datang kedalam dunia untuk melakukan kehendak Allah (Ibrani 10:5-7).

Pengorbanan yang dilakukan Yesus melebihi segala korban-korban yang dipersembahkan setiap tahunnya oleh imam di Bait Allah. Sebab pengorbanan Yesus yang dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya itu dapat mengkuduskan manusia, sehingga manusia dapat mendekati Allah yang Kudus itu. Sebagai tanda bahwa manusia telah dikuduskan dan dapat mendekati Allah, telah dilaporkan oleh penulis-penulis kitab Injil yaitu ketika Yesus mati di kayu salib, tabir yang menutup jalan masuk ke tempat yang kudus di Bait Allah terbelah dua (Matius 27:51 | Markus 15:38 | Lukas 23:45). Hal ini menunjukkan bahwa dengan kematian Yesus semua manusia dilayakkan untuk masuk kedalam tempat kudus-Nya. Seperti yang dikatakan penulis kitab Ibrani "Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri," (Ibrani 10:19-20). Dilayakkan untuk masuk ketempat kudus bukan saja terjadi saat kita datang menyembah-Nya di dunia ini, tetapi hal ini akan terjadi ketika kita akan meninggalkan dunia ini, kita akan masuk ketempat kudus-Nya (sorga) dimana Yesus bertindak sebagai Imam Besar Agung.

Saat ini kita berada di minggu-minggu praPaskha. Minggu-minggu praPaskha adalah minggu-minggu dimana kita diingatkan akan perjuangan Yesus untuk melakukan kehendak Allah melalui penderitaan-Nya. Firman Tuhan yang kita baca saat ini hendak mengingatkan kita bahwa melalui penderitaan Yesus sampai pada kematian-Nya di kayu salib telah menyempurnakan hidup kita sehingga kita dilayakkan untuk mendekati Allah dalam kekudusan-Nya. Dengan demikian pengorbanan Yesus di kayu salib adalah korban yang sempurna melebihi dari segalanya. Karena itu bersyukurlah. Wujudkanlah syukurmu melalui kesediaan untuk berkorban bagi sesama.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 11 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Ibrani 10:1-7
  1. Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.
  2. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.
  3. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
  4. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.
  5. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.
  6. Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
  7. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Bacaan Alkitab Lainnya:

Matius 27:51
Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,

Markus 15:38
Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.

Lukas 23:45
sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.

Ibrani 10:19-20
  1. Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
  2. karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 07 Maret 2012 22:32