Selasa, 24 April 2012

Menjadi Diaken

Pengantar

Banyak warga jemaat tidak paham mengenai jabatan pelayanan: Pendeta, Penatua dan Diaken dalam gereja. Karena ketidak-mengertian itu maka terjadilah suatu pembedaan dalam menghormati dan menghargai para penyandang jabatan pelayanan tersebut. Misalnya, Pendeta dihormati dan dihargai secara khusus, jauh lebih tinggi dari Penatua dan Diaken. Keadaan itu bukan salah jemaat tetapi salah penerapan sejak awal gereja protestan (De Indischekerk) berdiri di abad XVI pada zaman penjajahan Belanda tempo dulu di Nusantara ini.

Pada waktu itu Pendeta disebut DOMENEE (berasal dari bahasa Latin yang digunakan Portugis), yang diartikan sebagai "Tuan Besar". Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu :
  1. Ia ditakuti oleh anggota tentara Belanda yang dikirim ke Indonesia. Bila mereka yang telah berkeluarga di Belanda lalu kawin lagi ditempat tugasnya, maka akan jadi masalah. Domenee sebagai pemimpin gereja menganggap ia telah berzinah dan tidak boleh ikut/dilayani dalam Perjamuan Kudus. Anaknya pun tidak akan diakui dan tidak boleh dibaptiskan. Ia akan dilaporkan oleh Domenee ke Pemerintah Belanda (di Nederland) untuk diberi sanksi administratif.
  2. Domenee digaji oleh Pemerintah Belanda (melalui VOC atau Badan penggantinya) dengan standard gaji Eropa dalam kurs Golden. Sebab itu, Domenee sangat kaya dan bisa membangun gedung gereja, yang beberapa diantaranya diwariskan kepada GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) setelah berdiri sendiri.
  3. Warga Gereja waktu itu belum tahu apa-apa soal kekristenan, mereka lugu dan percaya saja, bahkan menerima begitu saja apa yang diajarkan dan diatur oleh Domenee dalam organisasi gereja. Warga Gereja (inlander) menjadi Penatua dan Diaken sebagai pembantu pekerjaan pelayanan Domenee terhadap jemaat.
Ketika GPIB berdiri di tahun 1948 hingga tahun 1960, pemahaman jabatan pelayanan itu tidak mengalami perubahan. Setelah GPIB menetapkan Tata-Gereja baru tahun 1962, maka secara berangsur-angsur mulai ada perubahan.

GPIB menerapkan kesetaraan jabatan pelayanan, Pendeta - Penatua - Diaken itu sama kedudukannya (bahasa Latinnya : Primus inter Pares). Nama jabatan Domenee diganti namanya menjadi PENDETA, nama yang lebih tepat dan teologis bagi peran pelayanannya. Tetapi orang tua-tua tetap saja menganggap Pendeta lebih rendah dari pada Domenee. segala yang telah berurat-akar agak sulit berubah. Namun akhirnya generasi baru dapat menerima bahwa Pendeta itu setara dengan Domenee, dan turun-temurun warga GPIB lebih menghormati dan menghargai Pendeta dari pada Penatua dan Diaken. Sehingga muncullah istilah baru : Pendeta sentris, semua-semua berpusat pada pelayanan Pendeta. Pendeta jadi setengah-mati bahkan kekurangan tenaga dan waktu untuk melayani jemaatnya. Karena itu, maka mulai disadari tentang pentingnya pembagian tugas dalam pelayanan kepada jemaat.

Telaah Perikop

Dalam perikop bacaan kita, 1Timotius 3:8-13 Rasul Paulus katakan : "Demikian juga Diaken-Diaken" artinya : "Syarat menjadi Diaken sama dengan syarat menjadi Penatua". Bila syaratnya sama berarti mereka juga mempunyai hak dan kedudukan yang sama dengan yang lainnya.

Di ayat-13, ditekankan tentang dua hal tugas Diaken, yakni pelayanan dan kesaksian. Pelayanan yang dimaksud adalah Pelayanan kasih/keperdulian kepada : orang miskin, janda, yatim-piatu dan orang yang sakit. Mengenai kesaksian, adalah menyangkut pelayanan dengan kata secara rohani, sebagai nasihat, mengingatkan pesan firman Tuhan dan khotbah.

Dengan penjelasan itu, maka warga jemaat tidak boleh lagi terseret kedalam pengertian yang sesat atau kesalah-pahaman seperti awal gereja di Indonesia tempo dulu. Sejak mulanya, jabatan Pelayanan itu tidak ada yang lebih tinggi atau rendah, semua sederajat (= Primus inter Pares). Yang berbeda hanya tugas mereka masing-masing supaya tidak ada pelayanan yang terabaikan.

Tugas Diaken adalah Pelayanan Kasih/Keperdulian kepada yang membutuhkan bantuan, maka Diaken akan mengunjungi, membawa bantuan gereja dan mendoakannya serta memberi wejangan rohani seperlunya.

Pertanyaan Untuk Diskusi
  1. Siapakah yang harus lebih dihormati dalam melaksanakan pelayanan dalam jemaat. Pendeta, Penatua atau Diaken?.
  2. Apa alasan saudara mengatakan demikian?.
  3. Maukah saudara menjadi Diaken dalam jemaat, mengapa?.
Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 25 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:
1Timotius 3:8-13
  1. Demikian juga diaken-diaken haruslah orang terhormat, jangan bercabang lidah, jangan penggemar anggur, jangan serakah,
  2. melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.
  3. Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.
  4. Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.
  5. Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.
  6. Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.
Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 24 April 2012 21:00

0 komentar:

Posting Komentar