Senin, 30 Januari 2012

Tuhan Bagian Dari Kehidupan Umat

Pengantar

Kitab Mazmur ini merupakan renungan panjang dan lebar tentang Taurat Tuhan (Pengajaran Tuhan). Di dalam ayat pertama dari kitab Mazmur pasal 119 ini, tidak tertera siapa penulisnya. Oleh sebab itu, siapa nama penulis dari kitab Mazmur ini tidak terlihat. Memang ada beberapa pasal dalam kitab Mazmur yang nama penulisnya tidak dicantumkan. Biasanya kitab Mazmur seperti ini ditulis secara kolektif (persekutuan jemaat), sehingga penulis tidak mencantumkan namanya dengan nyata, dan mewakili sebagai penulis pun tidak. Jika diteliti dapat saja ditemukan tentang siapa penulis dari kitab yang mengutamakan pengajaran kehidupan rohaniah daripada kehidupan lahiriah manusia.

Dalam hal ini, tidak mempersoalkan siapa penulis kitab Mazmur pasal 119 ini; apa latar belakangnya?; mengapa harus ditulis?. Setidaknya melalui kitab Mazmur ini, kita mau mendengar pengajaran dari Allah tentang Dia yang sudi menjadi bagian dari kehidupan kita. Dan kita sebagai umat-Nya diminta Allah untuk bisa memenuhi kehendak Firman-Nya lewat hari-hari kehidupan. Dengan perkataan lain, Allah mau mengajar kita dengan Kasih setia-Nya yang dapat dianalogikan seperti pengajaran orang tua terhadap anak-anaknya, atau didikan guru kepada murid-muridnya.

Kehadiran Allah yang adalah Guru Illahi mengajarkan tentang kebenaran diri-Nya sebagai Allah yang sedang berkomunikasi secara lisan, seperti pengajaran di sekolah atau didalam rumah tangga. Riilnya didalam pengajaranNya, Allah mengajarkan bahwa Dia telah menghadirkan keberadaan diriNya dengan segala tuntutan-tuntutanNya yang harus dipenuhi oleh murid-muridNya. Seperti tuntutan-tuntutan Allah didalam hukum-hukumNya, peraturan-peraturanNya, titah-titahNya, ketetapan-ketetapanNya, keputusan-keputusanNya, perintah-perintahNya, yang semuanya memiliki kewibawaan Illahi. Wajib didengar dan ditaati oleh kita, sebagai petunjuk jalan-jalan kehidupan yang menuntut konsekuensi, maksudnya wajib mendengar dan mentaati pengajaran Allah saja, maka ada kebahagiaan hidup yang kekal. Terkesan diluar Allah tidak ada satu pun petunjuk jalan tentang kebahagiaan hidup.

Tafsir Perikop Bacaan

Terlalu menganggap ekstrim kalau mengatakan bahwa : ada orang-orang yang tidak ber-Tuhan. Seperti biasa mereka berpola hidup selalu mencemooh kehidupan orang lain, dan hidup menyendiri secara tertutup (eksklusif), serta selalu beranggapan bahwa dirinya paling benar tanpa melakukan persekutuan individu bersama yang bersahabat-karib. Mereka beranggapan bahwa orang-orang lain tidak memiliki kebenaran, sebagaimana kebenaran yang terdapat didalam dirinya. Lebih spesifik, mereka selalu memelihara pikiran untuk melupakan sama sekali adanya Tuhan. Mereka pun bukanlah persekutuan orang-orang benar, seperti yang diceritakan (diajarkan) dan dipelihara oleh Allah didalam Firman-Nya.

Sekarang kebalikannya dengan anggapan kita, bahwa kita tidak bisa kalau tidak memiliki Tuhan apalagi tidak memiliki Firman-Nya. Anggapan kita itu, merupakan bagian dari pembelajaran Taurat Tuhan, dimana kita wajib memiliki Tuhan, dan wajib menciptakan persekutuan individu bersama, yang sungguh-sungguh merindukan perkenanan Tuhan dengan anugerah-Nya. Kita wajib berkeinginan untuk selalu mencari hadirat-Nya, sehubungan dengan kita yang senang memuliakan Tuhan. Dan, kita wajib memandang kasih setia-Nya yang dianugerahkan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Serta, kita wajib memiliki dan mendalami khazanah Firman Allah yang diperuntukan bagi kehidupan bangsa-bangsa. Bahkan, bagi kita mustahil untuk tetap tinggal didalam Firman Tuhan, justru sebaliknya Firman Tuhanlah yang selalu tinggal di sepanjang kehidupan kita.

Menjadi wajib bagi kita untuk terus-menerus mencari kasih setia Tuhan yang menjadi bagian dari kehidupan pribadi dan persekutuan individu bersama. Agar Tuhan memutus tali-tali (jerat-jerat) dan tekanan dari kumpulan orang-orang pencemooh, tentu terhadap kita yang sementara berpegang teguh pada Firman-Nya. Para pencemooh yang hanya memiliki kecintaan pada kehidupan yang menyimpang terhadap Firman Tuhan, bukan sebaliknya kecintaan yang selalu berpegang teguh pada Firman Tuhan. Demikian, bagi kita wajib berpegang teguh pada Firman Tuhan, agar Tuhan pun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita untuk selama-lamanya.

Tuhan tidak pernah merubah keberadaan diri-Nya, sesungguhnya Tuhan sejak semula penuh kasih setia adanya. Dan Tuhan selalu mengasihi kehidupan kita, sekalipun kita cenderung menyimpang terhadap Firman-Nya. Dalam pengertian luas, baik sadar maupun tidak sadar, kehidupan kita selalu berkecenderungan untuk melakukan penyimpangan terhadap Firman Tuhan, seperti yang terjadi pada kumpulan orang-orang pencemooh. Namun, kini kita wajib memohon pembaruan hidup dari Tuhan, supaya diberi-Nya kehidupan yang baru. Kehidupan yang baru merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tuhan, sebab itu kita wajib berjanji untuk selalu berpegang teguh terhadap Firman-Nya. Supaya demi Firman-Nya di sepanjang kehidupan, maka kita tidak hanya mendapatkan kebahagiaan hidup saja, melainkan kita juga harus segera memberitakan kasih setia Tuhan kepada sesama umat yang ber-Tuhan.

Pertanyaan-Pertanyaan Reflektif

1. Beri penjelasan dengan jujur dan benar; Apakah ada ketulusan hati ketika kita mendengar pengajaran Firman Tuhan melalui kehadiran Gereja dan melalui kehidupan di rumah tangga?.

2. Bagaimana perasaan kehidupan kita setelah menerima pengajaran Firman Tuhan melalui pengalaman-pengalaman kerohanian selama ini?.

3. Sudahkah kita menjadi teladan bagi kehidupan rohaniah yang selalu berbuat baik kepada orang-orang yang hidup di sekeliling kehidupan kita?.

4. Sudahkah mempercayakan kehidupan rohaniah kita sepenuhnya kepada Tuhan dengan mentaati Firman-Nya?.

5. Bukankah kehidupan rohaniah kita sekarang sudah menjadi bagian dari keberadaan Tuhan yang penuh kasih setia-Nya kepada orang-orang yang mencari hadirat-Nya?.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 01 Februari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Mazmur 119:57-64
57. Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu.
58. Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu.
59. Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu.
60. Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu.
61. Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
62. Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil.
63. Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu.
64. Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Kamis, 26 Januari 2012

Ada Kebahagiaan Hidup Dalam Firman Tuhan

Kitab Mazmur ini berbentuk renungan rohani yang ayatnya panjang dan sarat dengan isi tentang Taurat Tuhan (Pengajaran Tuhan). Didalam ayat pertama tidak dijelaskan Kitab Mazmur siapa?. Tidak tertera siapa nama penulisnya?. Sekarang tidak mempersoalkan Kitab Mazmur ini - terutama tentang siapa penulisnya. Terpenting dalam hal ini, si Pemazmur menampilkan Allah yang sedang mengajarkan Taurat-Nya, agar umat dapat memenuhi kehendak firman-Nya di sepanjang kehidupan. Dan Allah sedang mengajar umat dengan penuh kasih - seperti terjadi di dalam pengajaran orang tua terhadap anak-anak di dalam rumah-tangga, atau pengajaran guru terhadap murid-murid di dalam sekolah.

Demikian Allah sebagai Guru Ilahi sedang mengajarkan kepada umat tentang kebenaran diri-Nya, sebagai satu-satunya Allah yang penuh kasih. Sekaligus Allah yang menghadirkan keberadaan diri-Nya dengan segala tuntutan yang harus dipenuhi oleh umat. Seperti tuntutan Allah di dalam hukum-hukumNya - peraturan-peraturanNya - titah-titahNya - ketetapan-ketetapanNya - keputusan-keputusanNya dan perintah-perintahNya, semua ini memiliki kewibawaan Ilahi. Harus dipenuhi oleh umat sebagai bentuk kehidupan rohani yang konsekuen, maksudnya kehidupan yang hanya mendengar pengajaran dari Allah saja.

Pada hakekatnya, umat mendambakan kebahagiaan hidup lahiriah di dunia ciptaan Allah. Segala cara akan ditempuh, seperti orang Yahudi menempuh melalui Taurat Musa. Orang Yahudi selalu mendengarkan hukum keagamaan Musa yang diajarkan Musa. Namun di dalam prakteknya, sangat disayangkan bahwa orang Yahudi lebih mengutamakan hal lahiriah, contoh dengan melakukan sunat lahiriah. Menurut hukum keagamaan Musa, orang Yahudi yang melakukan sunat lahiriah menandai status individunya, sebagai bangsa Allah. Sebaliknya orang Yahudi yang tidak bersunat menurut hukum keagamaan Musa, ditandai sebagai individu lain yang berada di luar status bangsa Allah. Ada diskriminasi hidup kebangsaan, oleh sebab itu di zaman Taurat Musa, orang Yahudi lebih mengutamakan hal lahiriah yang dianggap dapat memberi kebahagiaan hidup lahiriah, dan cenderung kurang mengutamakan hal rohaniah. Sudah merupakan ciri khas dari fenomena keagamaan Musa yang cenderung menitik beratkan pada hal lahiriah dari pada hal rohaniah. Sesungguhnya secara hakiki, adalah hal rohaniah yang harus diutamakan dari pada hal lahiriah di hadapan Allah.

Taurat Musa pada hakekatnya adalah Taurat Tuhan, dimengerti oleh si Pemazmur sebagai bentuk kehadiran Allah yang mengajarkan bahwa diri-Nya sebagai Allah yang penuh kasih. Dan si Pemazmur mengharapkan bahwa Taurat Tuhan wajib didengar umat, terutama ketika hendak mencari kebahagiaan hidup. Serta bagi si Pemazmur bahwa kebahagiaan hidup didapatkan jikalau umat mendengar Taurat Tuhan dengan menampakan perilaku hidup yang rohaniah. Maksudnya, perilaku hidup yang berkerohanian di hadapan Allah dengan mendengarkan Taurat-Nya tanpa ada tekanan adat-istiadat dari nenek moyang mana pun, dan tidak menyimpang terhadap apa yang diajarkan Allah di dalam Taurat-Nya. Disamping tidak boleh ada rasa malu berjalan di jalan yang ditunjukan Allah yang memberlakukan Taurat-Nya kepada bangsa-bangsa. Terakhir harus memiliki kerohanian yang memohon kepada Allah, agar mendapat kesempatan untuk lebih mendengar hal-hal terkait dengan pengajaran-Nya, peringatan-Nya, titah-Nya, ketetapan-Nya, dan perintah-Nya, semuanya sudah tertulis di dalam Taurat Tuhan.

Allah senantiasa berkehendak kepada umat, ketika memasuki kehidupan mendatang. Supaya umat memiliki: kejujuran, ketulusan, ketaatan, dan mendengarkan pengajaran Allah dengan segenap hati. Bagi umat yang mau memiliki kebahagiaan hidup, harus hidup di dalam kehendak Allah. Kehendak Allah yang harus dimengerti umat melalui Taurat Tuhan. Demikian umat harus mengerti kehendak Allah melalui Taurat-Nya. Taurat Tuhan kini harus dimengerti sebagai Firman Tuhan yang membahagiakan hidup umat. Ketika umat berada di dalam Firman Tuhan, maka ada kebahagiaan hidup yang mengasihi Allah. Sepatutnya umat merasakan kebahagiaan hidup bersama Allah atau bersama Firman-Nya. Umat pun diberi kekuatan Ilahi untuk memenuhi kehendak Allah atau kehendak Firman-Nya selama hidup di bumi untuk menyelesaikan problem hidup yang harus mengutamakan hal rohaniah disamping hal lahiriah. Amin.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 29 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Mazmur 119:1-6
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.
2. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,
3. yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.
4. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh.
5. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
6. Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Senin, 23 Januari 2012

Tak Tergoyah Rancangan Tuhan

Catatan Pendahuluan

Salah seorang nabi yang paling bergumul dengan panggilannya adalah nabi Yeremia. Pergumulan ini timbul terutama karena ia harus menyampaikan firman Tuhan dengan konsekwen dan bertanggung-jawab. Pemberitaannya bukan saja tidak sejalan dengan teman-teman pada zamannya (Yeremia 11:21), tetapi juga mengalami hasutan dan ancaman maut (Yeremia 26:8). Yeremia lahir dari keluarga imam, keturunan Abyatar (1 Raja-raja 2:26) dan tinggal di Anatot (Yeremia 32:8). Ia memulai pelayanannya pada tahun 627 SM (Sebelum Masehi) pada tahun ke 13 (tiga belas) pemerintahan Yosia dan berlanjut sampai masa kejatuhan kota Yerusalem dan pengrusakan Bait Allah oleh kerajaan Babel dibawah pemerintahan raja Nebukadnezar pada tahun 586 SM (Sebelum Masehi). Sekalipun nabi Yeremia mengalami penderitaan fisik karena memberitakan kebenaran firman Tuhan yang mengutusnya, terutama ketika  Yehuda berada di bawah pimpinan pemerintahan Yoyakim dan Zedekia, namun ia selalu selamat. Setelah kejatuhan Yerusalem, nabi Yeremia diizinkan tinggal di Yerusalem (Yeremia 39:14) baru kemudian bersama dengan umat Israel lainnya diangkut ke Mesir (Yeremia 43:4-7).

Pemahaman Umun dan Perikop

Ketika kota Yerusalem dikalahkan oleh Babel dengan rajanya Nebukadnezar, terjadilah goncangan kepercayaan umat Tuhan. Pertama dari segi politis, bangsa Israel berada di bawah kuasa bangsa Babel. Kedua, dari sudut pandang kepercayaan, jatuhnya kota Yerusalem, pengrusakan Bait Allah dan pemindahan perkakas-perkakas Bait Allah dari Yerusalem ke istana Babel, berarti kekalahan dan perendahan Allahnya Israel di bawah kuasa dewa-dewa kerajaan Babel. Karena itu perjuangan untuk merebut kembali kedaulatan kerajaan Israel dengan kekuatan sendiri maupun secara berkomplotan dengan kerajaan lain, tidak saja mengembalikan harga diri Israel sebagai bangsa yang berdaulat, tetapi juga menunjukan kuasa Tuhannya Israel tidak kalah dengan kuasa dewa-dewa Babel.

Tentu saja apabila ada nabi (yang tidak diutus Allah) yang bernubuat dusta (Yeremia 27:9) tentang pemulihan bangsa Israel ini, maka nabi dan nubuatnya ini akan disambut dengan sukacita. Sebaliknya jika ada nubuat nabi (seperti Yeremia) yang menegaskan penaklukan Israel oleh Babel itu berjalan terus, akan ditolak dan dianggap sebagai penghianat. Kebenaran Firman yang dinubuatkan nabi Yeremia menolak dengan tegas kesaksian bernuansa dusta yang terkandung dalam nubuat para nabi palsu.  Nabi Yeremia menyanggah kebohongan nabi palsu yang memberitakan bahwa dalam 2 (dua) tahun lagi semua perkakas dari Bait Allah dan istana Yehuda serta Yerusalem akan diangkut ke istana Babel dan akan tinggal disana sampai Tuhan mengindahkannya lagi, lalu mengangkatnya dan mengembalikannya ke tempat ini (Yeremia 27:21-22).
Ayat 16: "perkakas-perkakas" yaitu perabot-perabot Bait Suci yang dapat dipindah-pindahkan
Ayat 19: "tiang-tiang" dibuat dari tembaga, didirikan di depan Bait Suci di Yerusalem. "bejana laut" yakni suatu mangkok besar yang dibuat dari tembaga dan diletakkan di pelataran Bait Suci (bandingkan 1 Raja-Raja 7:23-26). "galang" adalah kereta dengan roda-roda yang digambarkan di dalam 1 Raja-Raja 7:27-37. Kata yang sama diterjemahkan dengan "kereta penopang" dalam kitab Yeremia 52:17.

Problematik

1. Umat Tuhan bebas memilih berbuat salah atau berdisiplin dan bertanggung-jawab. Seringkali nampak umat beribadah dengan khusuk namun tidak nampak dalam perilaku sehari-hari. Hal ini yang disebutkan sebagai formalitas beragama.

2. Tuhan menghendaki pertobatan dan pembaharuan perilaku. Ia mengutus nabi-Nya seperti nabi Yeremia, untuk menyampaikan maksud-Nya ini. Pada pihak lain muncul nabi yang tidak diutus Tuhan namun mencari popularitas diri sendiri.

3. Sulit menilai mana nabi dan pemberitaan yang benar dan mana pula yang palsu. Kebenarannya hanya dapat diketahui setelah terpenuhi atau tidaknya nubuat itu (Yeremia 28:9). Namun tanda-tanda dari kebenaran nubuat itu sudah bisa dideteksi oleh umat melalui suara hati nurani yang tulus dan jujur.

4. Kita perlu memahami nas perikop ini dan mengisinya dengan makna yang benar dalam konteks kehadiran gereja dewasa ini sebagai pembelajaran bagi para pemimpin dan umat Tuhan. Dengan demikian para pelayan Firman tidak menyalah-gunakan pemberitaan hanya demi popularitas yang sia-sia dan umat tegar.

Pertanyaan Untuk Diskusi

1. Apakah yang dapat anda pelajari dari pengungkapan di atas bagi pertumbuhan secara wajar dari jemaat Tuhan dimana anda berada di dalamnya?.

2. Buatlah 2 (dua) atau 3 (tiga) butir piagam pernyataan dari hasil diskusi anda, sebagai anjuran ataupun tegoran dan komunikasi-kan melalui media jemaat sebagai proses pembelajaran bagi semua perangkat jemaat.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 25 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Yeremia 27:16-22
16. Juga kepada imam-imam dan kepada seluruh rakyat itu aku berbicara, kataku: "Beginilah firman TUHAN: Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabimu yang bernubuat kepadamu: Sesungguhnya, perkakas-perkakas rumah TUHAN tidak berapa lama lagi akan dibawa kembali dari Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu.
17. Janganlah kamu mendengarkan mereka, takluklah kepada raja Babel, maka kamu akan hidup. Mengapa kota ini harus menjadi reruntuhan?
18. Jika memang mereka itu nabi dan jika ada firman TUHAN pada mereka, baiklah mereka mendesak kepada TUHAN semesta alam, supaya perkakas-perkakas yang masih tinggal dalam rumah TUHAN dan dalam istana raja Yehuda dan di Yerusalem itu jangan diangkut ke Babel.
19. Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam tentang tiang-tiang, bejana 'laut' dan galang, tentang sisa perkakas-perkakas yang masih tinggal di kota ini,
20. yang tidak diambil oleh Nebukadnezar, raja Babel, ketika ia mengangkut Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, ke dalam pembuangan beserta segala pemuka Yehuda dan Yerusalem, dari Yerusalem ke Babel,
21. sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, tentang perkakas-perkakas yang masih tinggal itu di rumah TUHAN dan di istana raja Yehuda dan di Yerusalem:
22. Semuanya akan diangkut ke Babel dan akan tinggal di sana sampai kepada hari Aku memperhatikannya lagi, demikianlah firman TUHAN, lalu membawanya kembali ke tempat ini."

Bacaan Alkitab Lainnya:

Yeremia 11:21
Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang orang-orang Anatot yang ingin mencabut nyawaku dengan mengatakan: "Janganlah bernubuat demi nama TUHAN, supaya jangan engkau mati oleh tangan kami!"

Yeremia 26:8
Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: "Engkau harus mati!

Yeremia 27:9
Mengenai kamu, janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel!

Yeremia 28:9
Tetapi mengenai seorang nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, jika nubuat nabi itu digenapi, maka barulah ketahuan, bahwa nabi itu benar-benar diutus oleh TUHAN.

Yeremia 32:8
Kemudian, sesuai dengan firman TUHAN, datanglah Hanameel, anak pamanku, kepadaku di pelataran penjagaan, dan mengusulkan kepadaku: Belilah ladangku yang di Anatot di daerah Benyamin itu, sebab engkaulah yang mempunyai hak milik dan hak tebus; belilah itu! Maka tahulah aku, bahwa itu adalah firman TUHAN.

Yeremia 39:14
mereka menyuruh mengambil Yeremia dari pelataran penjagaan, lalu menyerahkannya kepada Gedalya bin Ahikam bin Safan untuk membebaskannya, supaya pulang ke rumah. Demikianlah Yeremia tinggal di tengah-tengah rakyat.

Yeremia 43:4-7
4. Demikianlah Yohanan bin Kareah dan semua perwira tentara serta seluruh rakyat tidak mau mendengarkan suara TUHAN untuk tinggal di tanah Yehuda.
5. Lalu Yohanan bin Kareah dan semua perwira tentara itu mengumpulkan seluruh sisa Yehuda, yakni semua orang yang telah kembali dari antara segala bangsa, ke mana mereka telah berserak-serak, untuk menetap di tanah Yehuda,
6. laki-laki, perempuan, anak-anak, puteri-puteri raja dan setiap orang yang telah dibiarkan Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, pada Gedalya bin Ahikam bin Safan; juga nabi Yeremia dan Barukh bin Neria.
7. Lalu mereka pergi ke tanah Mesir, sebab mereka tidak mau mendengarkan suara TUHAN. Maka sampailah mereka di Tahpanhes.

Yeremia 52:17
Juga tiang-tiang tembaga yang ada di rumah TUHAN dan kereta penopang dan laut tembaga yang ada di rumah TUHAN dipecahkan oleh orang Kasdim dan seluruh tembaganya diangkut mereka ke Babel.

1Raja-raja 2:26
Dan kepada imam Abyatar raja berkata: "Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku."

1Raja-Raja 7:23-37
23. Kemudian dibuatnyalah "laut" tuangan yang sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya.
24. Dan di bawah tepinya ada gambar buah labu yang mengelilinginya sama sekali, sepuluh dalam sehasta, merangkum "laut" itu berkeliling; labu itu dua jajar, dituang setuangan dengan bejana itu.
25. "Laut" itu menumpang di atas dua belas lembu, tiga menghadap ke utara dan tiga menghadap ke barat, tiga menghadap ke selatan dan tiga menghadap ke timur; "laut" itu menumpang di atasnya, sedang segala buntut lembu itu menuju ke dalam.
26. Tebal "laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang. "Laut" itu dapat memuat dua ribu bat air.
27. Selanjutnya dibuatnya sepuluh kereta penopang dari tembaga, satu kereta empat hasta panjangnya, empat hasta lebarnya dan tiga hasta tingginya.
28. Beginilah bentuk kereta penopang itu: ada papan penutupnya dan papan itu diapit oleh bingkai.
29. Dan pada papan penutup yang diapit oleh bingkai itu ada singa, lembu dan kerub, dan demikian juga pada bingkai itu; di sebelah atas dan di sebelah bawah singa dan lembu itu ada karangan-karangan bunga yang tergantung.
30. Pada satu kereta penopang ada empat roda tembaga dengan poros tembaga; dan pada keempat penjurunya ada sangga untuk menyangga bejana pembasuhan; sangga-sangga itu dituang dan di sebelah luar setiap sangga ada karangan bunga.
31. Dan mulut kereta penopang itu ada di sebelah dalam sangga-sangga itu, menonjol ke atas satu hasta; mulutnya itu bundar, buatannya sebagai tumpuan, dan dalamnya satu setengah hasta; juga pada mulutnya itu ada ukiran, tetapi papan-papan penutupnya empat persegi, jadi tidak bundar.
32. Keempat roda itu ada di bawah papan penutup, dan tangan-tangan roda itu ada pada kereta penopang itu; dan tinggi satu roda ialah satu setengah hasta.
33. Dan buatan roda itu seperti buatan roda kereta; tetapi tangan-tangannya, lingkarnya, jari-jarinya dan napnya, semuanya tuangan.
34. Keempat sangga pada keempat sudut setiap kereta penopang adalah seiras dengan kereta itu.
35. Dan di sebelah atas kereta penopang itu ada leher bundar berkeliling, setengah hasta tingginya; di sebelah atas kereta itu ada pula topang-topang dan papan penutup yang seiras dengan dia.
36. Maka pada muka topang-topangnya itu dan pada papan-papan penutupnya diukirkannyalah kerub, singa dan pohon korma, masing-masing menurut tempat yang ada, dan karangan bunga sekeliling.
37. Demikianlah dikerjakannya kesepuluh kereta penopang itu; tuangannya sama, ukurannya sama dan potongannya sama semuanya.

Bacaan Alkitab Pararel:

Kamis, 19 Januari 2012

Sikap Reaktif Yang Keliru

Kota-kota masa kini berkembang dengan sangat pesat. Kita cenderung menerima perkembangan kota dengan bangga. Apalagi jika perkembangan itu berlangsung secara fisik. Bagaimana anda melihat, mengamati dan menghayati keadaan disekitar di sekitar kediaman anda?. Sebagai contoh, jika saya mengamati dan memahami keadaan sekitar tempat saya di Salemba Tengah, Jakarta. Ada 2(dua) Perguruan Bina Sarana Informatika (BSI), Universitas Indonesia (UI), Lembaga Pendidikan Tinggi Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), Sekolah Bahasa Perancis. Di area ini juga ada SMA 68, 4(empat) Rumah Sakit, Mesjid dan Gereja. Ada pasar pakaian, pasar elektronik dan pasar alat-alat bangunan, 6(enam) toko swalayan Indo Mart dan Alfa Mart, 7-Eleven, Mac Donald, hotel berbintang dan beberapa gedung bertingkat tinggi.

Ironisnya, hampir tidak ada tempat bagi pejalan kaki. Bukan tidak ada trotoar, tetapi trotoar itu sudah berubah fungsinya, menjadi tempat berjualan, kaki lima, penjaja koran, tempat parkir motor mahasiswa, tempat parkir mobil 7-Eleven, dan para mahasiswa yang mengangkang dengan obrolan santai di badan-badan jalan. Jika suatu saat anda berjalan kaki di sini, maka anda akan menjadi orang yang sungguh-sungguh terpinggirkan di badan jalan yang mestinya menjadi hak dan milik anda.

Kecendrungan ini merupakan tanda-tanda perkembangan suatu kota modern. Ia bertumbuh tidak lagi sebagai kota yang segar, tetapi yang menggusur, dari orang yang punya uang terhadap yang tidak punya, dari orang yang mengemas hidup terhadap yang ingin hidup, campur baur dalam ketidakteraturan.

Tidak semua kota berkembang begini. Ada juga kota yang bertumbuh dengan teratur, karena sejak awal diarahkan untuk teratur. Saya kenal kota Tarakan di Kalimantan Timur. Kota ini secara tradisi memperoleh penghargaan kota terbersih pertama (dan teratur) 5(lima) kali berturut-turut di propinsi Kalimantan Timur. Jika anda bangun pada jam 02:00 pagi dan mencoba menyisir jalan, maka anda akan berjumpa dengan para penyapu jalan yang sedang melakukan tugasnya dengan setia.

Pada waktu suatu Tim kecil membicarakan Pelayanan Masyarakat Kota dan Industri, pada waktu itu dibahas tentang bagaimana pemahaman Gereja tentang perkembangan wilayah kota masing-masing. Apa peranan gereja untuk melayani kota dengan berbagai kecenderungannya?. Hal itu yang dibahas secara mendalam oleh Semiloka GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) tentang PMKI (Persekutuan Masyarakat Kristen Indonesia).

Nabi Yeremia yang Tuhan utus, ketika mau melakukan tugasnya yang cukup berat, ia harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini. Pertama, ia berusaha sungguh-sungguh untuk mendengar isi Firman Tuhan kepadanya. Kedua, ia berhadapan dengan umat yang datang ke Bait Tuhan untuk sujud beribadah kepada Tuhan. Ketiga, ia bertugas memberitakan Firman Tuhan secara lengkap, tanpa ada pengurangan. Keempat, tujuan nubuatnya agar umat berbalik dari tingkah lakunya yang jahat. Kelima, dengan bertobat, diharapkan Tuhan akan menyesal atas rancangan-Nya untuk mendatangkan malapetaka bagi mereka. Keenam, membaharui tekad dan perilaku dengan sungguh-sungguh menaati Tuhan dan Taurat-Nya, serta mendengar para nabi utusan Tuhan. Dengan cara demikian diharapkan umat Tuhan akan terbebas dari hukuman Tuhan yang dahsyat itu. Kecenderungan kota dan industri dewasa ini adalah meningkatnya rasa egoisme, materialisme dan hedonisme yang berlebihan sehingga mengakibatkan hilangnya rasa persaudaraan sejati.

Dewasa ini dibutuhkan pertobatan dan pemulihan kembali dari dosa dan penyesatan yang terjadi dalam masyarakat. Kita butuh peringatan para pemimpin gereja akan kesadaran ini. Kita juga butuh untuk membedah kecendrungan warga masyarakat dan warga gereja mengelola hidup perkotaan dan keagamaan dengan tulus dan jujur. Kita harus berani menghindari berbagai penyesatan. Kita butuh pembaharuan komitmen dalam menangani pelayanan masyarakat kota dan industri, berupaya menjauhi masyarakatnya dari hukuman Tuhan untuk mendatangkan damai sejahtera bagi semua ciptaan Tuhan.

Pada tanggal 21 - 23 Pebruari 2012 akan dilaksanakan Konven Pendeta GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat). Telah berulang kali Konven Pendeta GPIB ini dilaksanakan. Persoalannya apakah percakapan yang dilakukan di sini hanya berkaitan dengan profil pendeta, kesejahteraan pendeta, pergumulan pendeta seperti yang beberapa kali diperbincangkan. Ada baiknya Konven Pendeta GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) dapat dikembangkan untuk menggumuli permasalahan masyarakat yang makin jatuh dalam kemiskinan dan apa peranan gereja yang dipimpin oleh pendeta untuk mengatasinya?. Kiranya Tuhan memberikan jalan yang terang untuk menemukan jalan keluarnya.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 22 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Yeremia 26:1-7
1. Pada permulaan pemerintahan Yoyakim, anak Yosia raja Yehuda, datanglah firman ini dari TUHAN, bunyinya:
2. Beginilah firman TUHAN: "Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun!
3. Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal akan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka oleh karena perbuatan-perbuata mereka yang jahat.
4. Jadi katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu,
5. dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, --tetapi kamu tidak mau mendengarkan--
6. maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi."
7. Para imam, para nabi dan seluruh rakyat mendengar Yeremia mengucapkan perkataan-perkataan itu dalam rumah TUHAN.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Senin, 16 Januari 2012

Tidak Ada Yang Mustahil Bagi Tuhan

Pengantar 

Ada ungkapan, "tertawalah selama masih bisa tertawa". Sebab untuk tertawa tidak dipungut bayaran. Sebuah hasil penelitian menyatakan bahwa orang yang sering dan suka tertawa lebih panjang umurnya dibanding orang yang jarang tertawa, apalagi orang yang tidak pernah tertawa, alias orang yang selalu murung dan sedih.

Umumnya, kita tertawa karena merasa sukacita dan bahagia atas berbagai anugerah dan berkat yang Tuhan limpahkan dalam hidup. Artinya, tertawa adalah tanda sukacita di hati. Tidak hanya itu, kita juga sering tertawa karena mendengar suatu cerita atau berita yang lucu atau menonton film komedi yang lucu. Sebagian besar orang zaman ini tertawa karena mendengar cerita atau menonton film komedi yang lucu. Tidak mengherankan jika banyak tontonan di televisi belakangan ini adalah bertujuan membuat orang tertawa.

Telaah Perikop

Ayat 11-12, memberikan informasi tentang keadaan Abraham dan Sara yang sudah tua dan lanjut umur. Sehingga, secara biologis mereka tidak bisa lagi mempunyai anak. Karena itu, ketika mendengar pemberitahuan yang disampaikan kepada Abraham oleh tamu yang mampir di kemahnya bahwa tahun depan ia akan memiliki seorang anak laki-laki. Sara tertawa di dalam hati sebab sebagai isteri, ia sudah layu dan mati haid(menopause) sehingga tidak bisa lagi berahi terhadap suaminya. Sebelumnya juga dikatakan bahwa Abraham tertawa ketika mendengar firman Tuhan bahwa ia akan memiliki seorang anak laki-laki (Kejadian 17:17). Jelas bahwa Abraham dan Sara tertawa bukan karena merasa sukacita dan bahagia bahwa mereka mempunyai seorang anak laki-laki di masa tua mereka, tetapi karena merasa lucu bahwa di usia tua mereka akan mempunyai anak. Dengan kalimat lain, Abraham dan Sara memahami, seperti semua orang lainnya, bahwa anak adalah hasil dari hubungan suami-istri.

Ayat 13-15, utusan Tuhan mengetahui bahwa Sara tertawa karena ragu dan tidak percaya terhadap apa yang dikatakan oleh utusan Tuhan. Tentu, di dalam hatinya pun, Abraham pasti ragu, sehingga para utusan berkata: "Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan ...?" (Ayat 14a). Tidak ada sesuatu apa pun yang mustahil untuk Tuhan. Artinya, Tuhan sanggup memberikan seorang anak laki-laki kepada Abraham dan Sara di usia tua, meskipun bagi mereka, hal itu adalah mustahil. Maka untuk meyakinkan Abraham dan Sara, para utusan Tuhan menentukan waktu bahwa di tahun depan, mereka akan kembali datang kepada Abraham, dan pada saat itu Sara mempunyai seorang anak laki-laki.

Refleksi

Terkadang kita juga tertawa ketika mendengar firman Tuhan, baik melalui khotbah, maupun melalu bacaan Alkitab dan renungan dari buku Sabda Bina Umat. Kita merasa lucu dan berkata: "Ah ... ini kan cerita kuno. Tidak mungkin terjadi sekarang ini.". Kita ragu bahwa apa yang Tuhan firmankan kepada kita akan sungguh-sungguh terjadi. Firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan akan memberikan seorang anak bagi suami-isteri yang belum mempunyai anak. Ia juga akan memberikan pendamping hidup bagi laki-laki atau perempuan yang mengharapkannya. Bahkan semua hal yang kita perlukan dalam hidup ini. Tuhan akan memberikannya asalkan kita sungguh-sungguh percaya pada firman-Nya.

Pertanyaan Penuntun Diskusi

1. Apa yang mesti kita lakukan sebagai suami-isteri, jika sudah lama menikah, namun belum mempunyai seorang anak?.

2. Mengapa kita harus sungguh-sungguh percaya pada firman Tuhan?.

3. Bagaimana kita bersikap dab bertindak jika Tuhan menjanjikan untuk memberikan sesuatu yang sangat mustahil dalam hidup atau pekerjaan kita?.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 18 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Kejadian 18:11-15
11. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.
12. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"
13. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?
14. Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."
15. Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"

Bacaan Alkitab Lainnya:

Kejadian 17:17
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"

Bacaan Alkitab Pararel:

Jumat, 13 Januari 2012

Hidup Dengan Tidak Bercela

Kalau kita mau mengikat perjanjian, misalnya perjanjian kerja, maka biasanya ditanya beberapa hal seperti pendidikan, ketrampilan, pengalaman kerja dan lain sebagainya. Ini penting agar perjanjian yang dibuat dapat menguntungkan kedua pihak. Dan diharapkan, pekerja yang diterima akan menunjukkan prestasi dan kinerja yang baik selama bekerja serta tidak melakukan tindakan tercela yang bisa merugikan perusahaan. Karena itu, dalam ikatan perjanjian selalu ada sejumlah syarat yang mengatur tentang hak dan kewajiban yang harus diperhatikan oleh kedua pihak, baik pimpinan perusahaan, maupun pekerja.

Dalam rangka melaksanakan rencana keselamatan bagi umat manusia dan dunia yang telah jatuh dan dikuasai oleh dosa maka Allah memilih Abram. Pemilihan tersebut menjelaskan bahwa Allah menguduskan Abram. Karena itu, Abram diperintahkan oleh Allah untuk keluar serta melepaskan diri dan hidupnya dari semua ikatan yang lama, dari negeri kelahiran, orang tua, sanak saudara dan sebagainya. Untuk meyakinkan Abram, Allah berjanji untuk menggantikan semua yang Abram tinggalkan, yakni tanah, keturunan, kehormatan dan kelimpahan (bandingkan Kejadian 12).

Setelah melepaskan diri dari semua ikatan yang lama, dan melakukan apa yang Allah perintahkan maka Allah menampakkan diri dan mengikat perjanjian dengan Abram. Pada waktu itu, Abram bukan lagi seorang yang muda usia, tetapi sudah tua. Karena itu, ketika Allah menampakkan diri dan ingin mengikat perjanjian dengan Abram, Allah memperkenalkan diri sebagai Allah Yang Mahakuasa. Artinya, tidak ada yang lebih berkuasa daripada Allah. Bahwa Allah dengan kuasa-Nya mampu melakukan segala sesuatu yang telah dijanjikan-Nya kepada Abram. Bahwa tidak ada suatu kuasa apa pun yang bisa menghalangi kuasa Allah untuk melakukan segala rencana-Nya kepada Abram. Meskipun Abram telah tua dan lemah, hal itu bukan masalah bagi Allah untuk menyatakan kuasa-Nya serta melakukan kehendak-Nya. Asalkan Abram selalu hidup tidak bercela di hadapan Tuhan. Artinya, Abram tidak boleh melakukan tindakan tercela seperti yang telah ia lakukan dengan Hagar. Ia harus sungguh-sungguh yakin akan janji Allah, tanpa kuatir atau ragu. Hidup tidak tercela di hadapan Tuhan merupakan salah satu syarat Tuhan mau mengikat perjanjian dengan Abram. Sekaligus menjadi syarat bagi Abram mendapatkan keturunan dan dijadikan oleh Allah sebagai bangsa yang besar. Mendengar syarat yang ditetapkan oleh Allah, Abram hanya tunduk dan sujud. Dengan kalimat lain, Abram setuju kepada syarat tersebut. Melihat persetujuan Abram, Allah melanjutkan dengan tindakan yang berikut, yaitu mengganti nama; bukan Abram, tetapi Abraham (Kejadian 17:5). Penggantian atau perubahan nama dan pemberian nama baru oleh Allah hendak menjelaskan bahwa kehidupan Abraham sesudah ikatan perjanjian tersebut sepenuhnya adalah menjadi milik Allah. Juga terkait apa yang Allah telah tetapkan dalam kehidupannya, yakni menjadikan Abraham sebagai bapa sejumlah besar bangsa. Bahwa Allah akan membuat Abraham beranak cucu sangat banyak sehingga menjadi bangsa-bangsa. Dari keturunan Abraham akan berasal raja-raja yang memerintah bangsa-bangsa.

Janji Allah kepada Abraham untuk memberikan tanah dan keturunan telah digenapi, termasuk membuat keturunan Abraham menjadi bangsa yang besar sehingga namanya dihormati. Meskipun demikian, janji Tuhan agar melalui Abraham dan keturunannya, semua bangsa memperoleh berkat keselamatan, tampak belum menjadi kenyataan. Sebab, Israel menjadi bangsa yang eksklusif dan tertutup, tidak mau menjadi alat keselamatan bagi bangsa lain karena menganggap keselamatan dari Allah sebagai miliknya sendiri. Akibatnya, mereka tidak lagi hidup kudus di hadapan Allah karena melakukan banyak perbuatan tercela. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16).

Didalam dan melalui Tuhan Yesus, Allah mengikat perjanjian yang baru dengan seluruh umat manusia yang merupakan keturunan Abraham secara rohani. Karena itu, mari kita berusaha hidup kudus dan tidak bercela di hadapan Tuhan. Turutilah teladan-Nya dan lakukan segala perintah-Nya di mana pun kita hadir dan berkarya. Nyatakan hidup yang meneladani Tuhan Yesus dalam perilaku yang tidak bercela di hadapan semua orang, supaya mereka pun dapat beriman kepada Tuhan Yesus dan beroleh keselamatan. Jika kita hidup demikian maka yakinlah bahwa segala berkat yang telah Tuhan janjikan kepada kita akan digenapi. Sebab Tuhan Yesus berkuasa untuk melakukan segala sesuatu secara ajaib dalam hidup kita.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 15 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Kejadian 17:1-6
1. Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
2. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
3. Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
4. Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
5. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
6. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Kejadian 12:1-3
1. Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
2. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
3. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."

Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Alkitab Pararel:

Selasa, 10 Januari 2012

Yesus Mengetahui Kebutuhan Mereka

Latar Belakang

Menurut bapak-bapak Gereja bahwa penulis kitab Injil Markus adalah Markus sendiri. Hal itu tidak perlu diragukan atau dipermasalahkan. Waktu penulisannya adalah antara tahun 30 - 75 M. Akan tetapi, tentang waktu penulisannya, banyak yang berpendapat antara tahun 65 - 67 M. Kitab Injil Markus adalah yang tertua (terdahulu) dari pada ketiga kitab Injil lainnya. Kitab Injil ini ditujukan pada mereka (mayoritas) bukan Yahudi, tetapi juga secara khusus untuk orang Roma. Adapun yang memperoleh tekanan dalam kitab Injil Markus adalah tentang pemberitaan Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, Injil yang dimengerti sebagai kabar baik atau berita kesukaan disampaikan kepada manusia dan dunia ini, supaya mereka percaya pada Tuhan Yesus. Markus bersaksi dan memberitakan tentang kemenangan Allah melalui Yesus Kristus atas kuasa jahat dalam dunia ini. Markus dipakai oleh Tuhan sebagai alat-Nya untuk memberitakan karya dan kehidupan Yesus Kristus. Oleh sebab itu, pada minggu epifani yang pertama ini, kita diajak untuk menghayati dan mengimani karya penyelamatan Allah bagi manusia dan dunia ini.

Pembahasan Perikop

Makan itu merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Tuhan Yesus pun tahu bagaimana orang banyak dengan jumlah 4000 (empat ribu) orang, yang berhari-hari mengikuti-Nya, berada dalam situasi dan kondisi yang fisiknya lemah. Mereka berasal dari tempat yang dekat dan tempat jauh-jauh. Akan tetapi mereka suka mendengar pengajaran Tuhan Yesus sampai 3 (tiga) hari lamanya. Waktu 3 (tiga) hari itu bukanlah sebentar. Dapat Saudara bayangkan, bagaimana tekun, sabar dan penuh semangatnya orang banyak, ketika mereka berjumpa dan mendengar pengajaran Tuhan.

Berita tentang Yesus memberi makan 4000 (empat ribu) orang disaksikan oleh Markus dan Matius (Matius 15:32-39). Menurut kitab Injil Markus, bahwa dalam keadaan lapar dan lemah, tidak mungkin Tuhan menyuruh mereka pulang, sebab bisa rebah di jalan. Kitab Injil Matius pun menegaskan bahwa perkataan rebah di jalan artinya pingsan. Ia tidak mau membiarkan mereka menderita begitu rupa. Dengan demikian, maka tergeraklah hati-Nya oleh karena belas kasihan pada mereka yang lapar dan butuh makanan. Kata tergerak hati-Nya oleh sebab belas kasihan, patut digaris bawahi, Allah itu Kasih dan karena Kasih-Nya, Ia datang ke dalam dunia. Tuhan Yesus tergerak hati-Nya, sebab tidak mau melihat atau membiarkan kelaparan dan penderitaan terjadi di bumi ini. Sampai sekarang pun Tuhan tetap tergerak hati-Nya melihat penderitaan dan kelaparan yang terjadi dimana-mana. Akan tetapi, apakah umat-Nya peka dan prihatin atas keadaan yang demikian, lalu hatinya tergerak untuk melakukan langkah konkrit guna menjawab dan memenuhi kebutuhan mereka ?.

Orang percaya yang lemah dan menderita pun punya peluang yang sama seperti 4000 (empat ribu) orang itu, untuk dapat menghampiri dan memohon pertolongan-Nya. Kasih karunia dan kemurahan Tuhan pasti diberikan kepada kita yang sungguh-sungguh mengikuti dan percaya kepada-Nya.

Bahan Diskusi

* Ketika Saudara membaca perikop di atas, ada nilai rohani apa (bagaimana) yang Saudara peroleh ?.

* Mengikut Tuhan itu adalah dalam suka maupun duka, sehingga kita patut bersukacita senantiasa. Apa maknanya, jika kita hubungkan dengan bacaan di atas ?.

* Bagaimana cara Gereja atau Jemaat untuk membantu orang yang lemah dan menderita ?.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 11 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Markus 8:1-3
1. Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata:
2. Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan.
3. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Matius 15:32-39
32. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan."
33. Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?"
34. Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil."
35. Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
36. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.
37. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.
38. Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.
39. Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu pulang. Ia naik perahu dan bertolak ke daerah Magadan.

Rabu, 04 Januari 2012

Kuasa Yesus

Pendahuluan

Kita baru saja meninggalkan tahun 2011, dengan berbagai gumul dan harap dalam Dia, Sang Gembala yang baik. Banyak hal di tahun 2011 yang kita hadapi, baik suka maupun duka atau gagal maupun sukses . Akan tetapi, jika kita gagal jangan membuat kita kecewa dan putus asa. Sebab kegagalan itu harus dipahami sebagai keberhasilan yang tertunda, supaya kita tetap berpikir positif kepada Dia yang berkuasa menolong dan menuntun kita. Namun, jika kita sukses dalam berkat Tuhan, jangan membuat kita lupa diri, terbuai dengan godaan duniawi serta lupa beribadah dan mengucap syukur. Oleh sebab itu, memasuki Minggu Epifani 1 di tahun 2012, kita harus yakin bahwa di tahun ini, Tuhan Yesus akan menjaga ke luar masuk kita dan menuntun kita dengan tangan-Nya yang membawa kemenangan. Dalam Dia, kita percaya dan yakin bahwa kita dapat mengatasi segala perkara. Sebab hanya Dia saja yang berkuasa atas dunia dan melalui Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Kristus, kita dapat menyaksikan karya dan kuasa Allah pasca kelahiran-Nya. Itulah sebabnya kita masuk pada minggu-minggu epifani untuk menghayati pekerjaan Tuhan Yesus bagi manusia dan dunia.

Pemahaman Perikop

Gereja (Jemaat) selaku umat-Nya atau sekalian orang percaya diajak untuk menghayati Karya Penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan, Juruselamat manusia dan dunia ini. Dalam Dia kuasa Allah dinyatakan. Kemudian, senafas dengan kesaksian Matius, kehadiran-Nya dalam dunia ini juga disaksikan oleh Yohanes, yaitu: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Dalam kurun waktu 3(tiga) tahun, Ia bekerja di dunia untuk memberitakan firman dan menyatakan kebenaran kuasa-Nya, seperti: mengampuni dosa, menyembuhkan dan memulihkan orang sakit, menyatakan tanda-tanda mujizat dan seterusnya. Lalu banyak orang datang mengikuti Dia, sebab mau mendengar ajaran-Nya serta percaya kepada-Nya.

Perikop kita pada saat ini menjelaskan, bahwa ketika Tuhan Yesus berada di sebuah rumah di Kapernaum banyak orang tahu tentang kehadiran-Nya. Mereka datang berbondong-bondong, sehingga rumah itu penuh sesak sampai di depan pintu. Ia datang memberitakan firman kepada mereka dan mereka rindu akan kebenaran firman-Nya. Akan tetapi, sementara Ia memberitakan firman-Nya, hadir juga sekelompok kecil orang yang penuh harap dalam keyakinan mereka, menandu orang lumpuh untuk minta pertolongan-Nya. Jika mereka mengikuti jalan biasa untuk menembus kerumunan orang banyak, tentu mereka mengalami kesulitan. Untuk itu, ditempuhlah cara lain yaitu dengan naik ke atas dan membuka atap rumah itu, lalu menurunkan si lumpuh di depan Tuhan Yesus. Betapa hebatnya semangat mereka dan berjuang dengan tidak mengenal lelah serta putus asa. Begitu serius dan sungguh-sungguh usah mereka dalam membantu si lumpuh. Dapat dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang tulus hati dan tanpa pamrih dalam membantu sesamanya.

Tuhan tahu iman mereka dan kebutuhan si lumpuh, sehingga Ia berujar kepadanya: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!". Si lumpuh itu tentu terkesima seketika dan menjadi kaget bahwa Tuhan tahu keberadaan hidupnya. Seolah-olah tidak ada sesuatu yang dapat ia tutup-tutupi di hadapan Tuhan. Dia sekarang tidak berjumpa dengan tabib biasa, melainkan tabib di atas segala tabib. Tuhan tidak hanya memperhatikan kebutuhan fisik atau tubuhnya saja, melainkan juga menyentuh sampai kepada rohaninya yakni pada kedalaman hatinya. Orang lumpuh itu ternyata membutuhkan 2(dua) hal yang berhubungan dengan hidupnya yang lemah, yaitu : pengampunan dosa dan sembuh serta dipulihkan dari sakitnya. Pertama-tama, tentulah dia disadarkan akan dosa dan kesalahannya, lalu ia mau sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus, Juruselamat yang mengampuni dosa manusia. Selanjutnya, karena ia percaya dan ber-iman pada Tuhan, maka si lumpuh itu memperoleh sentuhan kuasa-Nya. Dia tahu benar, bahwa sumber kesembuhan adalah Tuhan Yesus dan ia pulih oleh kuasa-Nya yang ajaib.

Ada 2(dua) hal yang kita perhatikan di sini dalam menghayati minggu-minggu epifani, yakni : pemberitaan firman dan kuasa kesembuhan bagi manusia yang percaya pada-Nya. Setiap saat dan kesempatan Ia mengajar sekalian orang dan mereka begitu suka mendengar pengajaran-Nya. Itulah sebabnya, mereka datang berbondong-bondong untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Mereka suka dan mau percaya pada Tuhan Yesus. Dalam bacaan-bacaan berikut akan kita jumpai bahwa jumlah orang yang mengikuti dan mau mendengar ajaran-Nya mencapai ribuan orang.

Sekalian orang percaya di dunia ini, tentu sadar akan kuasa Tuhan Yesus, bagi keselamatan manusia dan dunia. Oleh sebab itu, belajar dari kesaksian hidup beriman umat-Nya, maka keyakinan iman kita penting. Bahkan menjadi dasar yang kuat dalam meyakini kuasa-Nya!. Kita juga dipanggil untuk menjadi saksi-Nya di dunia ini dalam arak-arakan panggilan dan pengutusan-Nya. Amin

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 08 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Markus 2:1-5
1. Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,
3. ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.
4. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
5. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"

Bacaan Alkitab Lainnya:

Yohanes 3:16.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Alkitab Pararel:

Matius 9:1-8
1. Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
2. Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."

Lukas 5:17-26
18. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.
19. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus.
20. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni."

Selasa, 03 Januari 2012

Andalkan Tuhan Jangan Andalkan Insan

Catatan Pengantar

Menurut judulnya, perikop kita adalah sebagian dari Mazmur Daud. Maka untuk mengerti apa yang dikatakan didalamnya, kita perlu mengingat kembali pengalaman Daud. Sebab dengan belajar dari pengalaman-pengalaman itulah Daud kemudian menulis Mazmur. Mazmur adalah refleksi iman yang ditimba dari pengalaman kehidupan dan kemudian dituangkan dalam bentuk puisi.

Dari sejarah kehidupan Daud sebagaimana yang bisa kita ikuti dalam Kitab 1Samuel 16 - dst, kita tahu bahwa Daud memiliki pengalaman-pengalaman luar biasa. Pengalaman ketika dia masih menjadi seorang anak gembala. Pengalaman sebagai buronan kerajaan. Pengalaman menjadi Raja. Pengalaman dikhianati oleh anak sendiri yang ingin merampas takhta dan pengalaman dengan orang-orang sekitar yang mestinya bisa dipercaya. Dia bertemu dengan orang-orang sombong. Juga dengan orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Dari pengalaman yang kaya inilah Daud menulis Mazmur-nya yang sampai ke tangan kita.

Catatan Kritis

Salah satu ciri manusia yang penting adalah 'cari senang sendiri'. Hal ini nampak dalam semua bidang kehidupan. Kalau orang mengalami kesusahan dia akan mencari pertolongan agar lepas dari kesusahannya. Kalau dalam kelimpahannya orang didatangi sesamanya yang susah maka sedapat mungkin berkelimpahan akan menghindar. Dia malahan tidak ragu untuk berbohong dan mengatakan bahwa dirinya juga sedang susah. Pertolongan akan diberikan begitu rupa sehingga tidak berakibat apapun bagi status mapannya. Daud tidak mengemukakan kenyataan ini karena belajar ilmu sosiologi dan etika yang umum. Daud mengemukakan hal ini dari praktek kehidupan yang dialaminya sendiri. Dan pengalaman itu membuat hatinya perih.

Dalam pelarian sebagai buronan kerajaan, Daud mengalami bagaimana dalam susahnya dia tidak diacuhkan. Orang-orang yang mengenal dia berlaga seperti belum pernah mengenal. Perilaku ini karena 2(dua) kemungkinan. Pertama tidak mau ketularan susah. Kedua, mau menikmati status limpah yang mapan tanpa diganggu. Orang berlimpah yang mapan ini membuat orang yang susah melihat perbedaan antara keduanya. Ini semacam kesombongan yang sangat dalam. Daud juga mengalami bagaimana orang susah menjadi menjadi objek kebohongan dan pembohongan. Daud dalam fungsinya sebagai bapak bangsa pun pasti tidak kurang berpengalaman dengan mereka yang datang mengadukan perkara dan meminta pertolongan daripadanya.

Dalam kenyataan hidup, baik zaman pemazmur maupun zaman kita, sifat 'cari senang sendiri' ini tidak pernah hilang. Dan orang sepertinya terpola tanpa pernah bertobat daripadanya. Orang yang pernah susah kemudian jadi senang akan menolak sesamanya yang susah. Padahal dia pernah mengalami pedihnya penolakan. Orang yang pernah susah lalu menjadi senang akan tega juga membohongi orang susah yang lain. Padahal dia tahu betapa sakit hatinya kalau dibohongi justru ketika sedang susah dan membutuhkan bantuan atau arahan yang benar. Secara konkrit, pertolongan kita dapat dari manusia. Tentu saja ini adalah manusia sesama kita yang digerakkan hatinya oleh Tuhan untuk menolong kita. Tapi dalam kenyataan kita juga bertemu dengan banyak kasus dimana orang mempromosikan diri sebagai penolong orang susah, namun nyatanya tidak menepati janjinya ketika dia telah menjadi orang besar. Juga ada kasus dimana orang kecil justru dibohongi dan menjadi makin terpuruk sementara pembohongnya bisa bebas kemana saja. Malahan masih mencari mangsa baru.

Ungkapan berbahagia bagi yang mengandalkan Tuhan dan tidak mengandalkan orang sombong atau pembohong, sebetulnya juga mau memastikan bahwa Tuhan tidak pernah memandang rendah kita yang datang memohon pertolongan-Nya. Tuhan memandang kita dalam kasih seorang bapak terhadap anaknya yang dirundung kesulitan dan datang minta tolong. Malahan Dia sangat bersedia memikul kesulitan anak-anak-Nya. Ungkapan ini juga memastikan bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji. Semua yang difirmankan-Nya pasti akan digenapi. Ringkasnya, orang yang datang mohon pertolongan dari Tuhan tidak akan dihina dan tidak akan dibohongi.

Untuk Direnungkan

1. Ditengah kesulitan hidup sekarang ini bagaimana mestinya tanggapan kita terhadap orang yang menyombongkan harta dan kuasa, juga terhadap mereka yang melakukan kebohongan masal?.

2. Menurut anda apakah hal-hal seperti ini masih akan terjadi sepanjang tahun 2012?.

3. Apa saran anda bagi gereja untuk memperkecil munculnya gejala sombong-bohong dalam masyarakat?.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 04 Januari 2011

Bacaan Alkitab Utama:

Mazmur 40:5-6
5. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!
6. Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.

Bacaan Alkitab Lainnya:

1Samuel 16:10-13
10. Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
11. Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
12. Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
13. Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Bacaan Alkitab Pararel: