Jumat, 13 April 2012

Kehidupan Sejati Benar

Sebelum meninggal, Bung Hatta telah mewariskan suatu wasiat kepada Guntur Soekarnoputra. Wasiat itu baru boleh dibaca setelah beliau meninggal. Ketika hal itu terjadi, Bung Hatta meninggal dan Guntur Soekarnoputra membuka dan membaca wasiat itu, ternyata wasiat Bung Hatta kepada Guntur Soekarnoputra berisikan penegasan Bung Hatta bahwa Bung Karno adalah orang pertama yang mencetuskan gagasan Pancasila sebagai dasar negara di Indonesia. Wasiat ini dibuat almarhum Bung Hatta sehubungan dengan adanya berbagai pendapat yang ingin menggugurkan pemahaman bangsa Indonesia bahwa Bung Karno adalah penggali Pancasila. Ini semua merupakan ulah lawan-lawan politik tertentu yang ingin menjatuhkan nama besar Bung Karno. Dapat dipahami betapa perlunya pemahaman seperti itu diluruskan sehingga orang besar seperti Bung Hatta, tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Bapak Bangsa serta seseorang yang punya integritas diri yang kokoh harus memilih membuat wasiat seperti itu. Wasiat biasanya dibuat seseorang bagi keturunan-keturunannya. Wasiat Bung Hatta tidak bagi keturunannya, akan tetapi bagi bangsa ini. Ini merupakan kebesaran jiwa Bung Hatta yang demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsanya, ia rela menyisihkan kepentingan keluarganya.
Wasiat atau pesan terakhir selalu adalah pesan yang menyangkut mati hidup seseorang bagi generasi pelanjutnya. Itu adalah keinginan hati terdalam seseorang untuk dikatakan kepada keturunannya. Itu adalah hal-hal yang maha penting berdasarkan seluruh pengalaman kehidupannya. Begitu pentingnya hal-hal tersebut, sehingga orang memilih wasiat untuk menekankannya.
Itulah yang Daud lakukan juga kepada Salomo. Pesan terakhirnya dapat disebut juga sebagai janji bersyarat. Kalau Salomo ingin agar kerajaannya kokoh kepada keturunan-keturunannya, maka syaratnya mereka harus hidup secara benar dihadapan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ungkapan "dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa," adalah ungkapan yang menuntut kesungguhan hidup seseorang secara total. Tak ada kecuali. Hidupnya seluruhnya hanya haruslah melakukan kehendak Tuhan. Kalau itu yang anak-anaknya lakukan, maka kerajaan Daud akan kokoh selama-lamanya.
Dalam sejarahnya, nampak syarat itu terbukti. Setelah kematian Salomo, kerajaan Israel pecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel di Utara dan kerajaan Yehuda di Selatan. Dalam 1Raja-Raja 11:11, ternyata Salomo tidak bisa memenuhi syarat itu karena ia telah berpaling dari jalan Tuhan, ia tidak lagi setia kepada Tuhan, ia telah beribadah kepada berbagai dewa yang dibawa oleh isteri-isterinya yang banyak itu.
Anugerah yang Tuhan berikan kepada manusia bukanlah sesuatu yang mudah. Manusia patut mempertanggung-jawabkannya juga kepada Tuhan. Itu terjadi karena anugerah yang Tuhan karuniakan kepada manusia adalah sarana untuk melakukan kehendak Tuhan, bukan untuk dinikmati sendiri, apalagi untuk dipakai membesarkan diri sendiri. Ketika manusia gagal menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan, anugerah itu terambil dan keistimewaan itu tidak lagi dimiliki manusia.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 15 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:
1Raja-Raja 2:1-6
  1. Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya:
  2. Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki.
  3. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju,
  4. dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.
  5. Dan lagi engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah.
  6. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati.
Bacaan Alkitab Lainnya:
1Raja-Raja 11:11
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.

Bacaan Alkitab Pararel:
Post: 13 April 2012 11:20

0 komentar:

Posting Komentar