Senin, 19 Maret 2012

Mencurangi Tuhan

Pengantar
Kitab ini judulnya "Keluaran" jika dibahasakan menurut terjemahan Perjanjian Lama kedalam bahasa Yunani (LXX = Setuaginta) memberi judul "Exodus", artinya "Pelepasan". Lazimnya disebut sehari-hari oleh kalangan orang-orang Gereja adalah "Kitab Keluaran", merupakan urutan kedua dari Kitab yang ditulis oleh Musa, dimana keseluruhan kitabnya diberi judul "Pentateukh". Dan "Pentateukh" itu terdiri dari 5 (lima) kitab yakni "Kitab Kejadian", "Kitab Keluaran", "Kitab Imamat", "Kitab Bilangan" dan "Kitab Ulangan", yang keseluruhannya sarat berisi hubungan secara sosio-keagamaan, yakni antara Tuhan dengan Israel. Tuhan telah memanggil Israel untuk menjadi bangsa-Nya yang harus memberi contoh "teladan" kepada bangsa-bangsa "lain" yang berdampingan dengan Israel supaya beribadah hanya kepada satu Tuhan (Paham Mono-Theisme).

Adalah bangsa Mesir yang tidak beribadah hanya kepada Tuhan. Bangsa Mesir itu justru menciptakan banyak "dewa" yang dipuja atau dipuji. Bahkan dihadapan "dewa dewa", bangsa Mesir ini pun beribadah dan mendaulatnya sebagai "tuhan tuhan yang berkuasa" atas negeri Mesir. Lain hal dengan bangsa Israel yang berada dibawah kepemimpinan Musa dan Harun yang mampu memperlihatkan praksis sosio-keagamaannya hanya beribadah dan mendaulat Tuhan ditengah-tengah praksis sosio-keagamaan bangsa Mesir. Namun sangat disayangkan, justru paham Mono-Theisme (Satu Tuhan) yang diperlihatkan oleh bangsa Israel mengalami tantangan dari bangsa Mesir yang berpaham Poly-Theisme (banyak tuhan). Malahan mengakibatkan bangsa Israel mengalami perhambaan dibawah kekuasaan Firaun. Tuhan sangat "marah" atas kejahatan Firaun, maka khusus melalui Musa, Tuhan hendak melepaskan Israel dari kejahatan Firaun di Mesir. Tujuan pelepasan Israel yang dilakukan Tuhan itu, bahwa Israel hendak dijadikan oleh Tuhan sebagai suatu bangsa yang berbeda dari bangsa-bangsa lain. Secara khusus, perbedaannya terletak pada kehadiran bangsa Israel ditengah-tengah kebangsaan lain di Tanah Perjanjian yang terus-menerus mempertahankan paham Mono-Theisme terhadap Allah Israel.

Musa-lah sebagai Nabi Tuhan yang dipanggil dan diutus oleh Tuhan untuk memimpin pembebasan Israel yang selama ini menjadi budak-budak perhambaan Firaun. Supaya Israel di kelak kemudian dapat menjadi bangsa yang terus-menerus menjadi milik kepunyaan Tuhan yang melayani Dia dan yang memuliakan Dia dari antara bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa. Dan Tuhan akan mendatangkan hukuman atas perhambaan terhadap Israel, hukuman Tuhan itu nampak melalui "tulah-tulah" yang pernah didatangkan-Nya terhadap Firaun di Mesir. Demikian Firaun sebagai penerima hukuman Tuhan, berbeda dengan Israel yang akan mengalami pembebasan atas perhambaan di Mesir. Untuk kelanjutannya, maka Israel akan menjadi bangsa pengembara di padang gurun, dengan tujuan akhir yakni memasuki Tanah Perjanjian, suatu negeri yang dijanjikan oleh Tuhan sendiri kepada Israel.
Memahami Perikop Bacaan
Kalau begitu persoalannya sekarang, bahwa Firaun sebagai potret seorang yang sedang mencurangi Tuhan. Karena lihat saja ketika itu terbukti, bahwa Firaun dijauhkan Tuhan dari tulah munculnya "katak-katak" diseluruh tanah Mesir. Dalam pembacaan ini pun Tuhan menjauhkan Firaun dari tulah lalat pikat, namun demikian dia tetap berprinsip tidak membiarkan Israel untuk pergi beribadah hanya kepada Tuhan. Seandainya Firaun tidak sedang mencurangi Tuhan, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia sedang mendengarkan Firman Tuhan yang selama ini disampaikan oleh Musa. Tetapi bagi Tuhan : Mengapa kebebasan Israel tidak kunjung tiba yang dilakukan oleh Firaun sebagai penguasa di Mesir?. Itu sebabnya, dalam kaitan ini Tuhan terus-menerus meminta Firaun untuk mendengarkan Firman-Nya yang selama ini disampaikan oleh Musa. Jelas Firman yang berkaitan erat dengan upaya pembebasan Israel dari Mesir.

Berikut persoalannya sekarang ini, bahwa Firaun pun sebagai potret seorang yang tidak memiliki prinsip ibadah hanya kepada Tuhan. Berbeda dengan Musa yang dalam hal ini nampak dimata Tuhan, telah diizinkan oleh Firaun untuk pergi ke padang gurun dalam rangka berdoa kepada Tuhan. Doa Musa kepada Tuhan adalah prinsip ibadah yang sedang mendengar dan sedang melakukan Firman. Pada prinsipnya doa Musa harus dilihat sebagai prinsip ibadah yang mengikat antara umat dengan Tuhan-nya. Agar diri kita tidak tersiksa seperti Firaun yang selalu terancam oleh tulah Tuhan yang satu ke tulah Tuhan yang lain.

Firaun terkesan sedang berjalan ditempat, tidak memiliki kepiawaian untuk mengembangkan jati-diri kedalam ke-umat-an hanya kepada Tuhan. Karena itu kita harus bertolak dari pengalaman Musa, dengan demikian membuat kita menjaukan diri dari prinsip ibadah yang mencurangi Tuhan. Dimana kita harus mempertahankan "nilai-nilai" ibadah yang terkait dengan prinsip kepemimpinan, yakni senantiasa melakukan penataan "sosial" dalam ber-Gereja ditengah-tengah kemajemukan masyarakat dan bangsa.

Pertanyaan Reflektif
  1. Menurut kita, siapakah Tuhan-nya Musa?. (Bandingkan dengan Markus 1:44).
  2. Sejauh mana pengenalan kita terhadap kehadiran Israel sebagai bangsa Tuhan?. (Bandingkan dengan Yohanes 1:45).
  3. Apakah kita sekarang "gemar" mencurangi Tuhan, yakni dengan cara-cara seperti malas beribadah dan malas berdoa dan bahkan malas memberikan persepuluhan ke Gereja?.
  4. Bagaimana "kiat-kiat" kita dalam keadaan sekarang ini untuk membangun sebuah kepemimpinan didalam Gereja dan masyarakat yang saling membagi berkat suka-cita dalam kehidupan bersama?. Jelaskan dihadapan teman-teman kita?!.
  5. Adakah rencana kita untuk menata kehidupan sosial ber-Gereja dan sosial kemasyarakatan bagi masa depan bersama yang tanpa ada kecurigaan atau saling mencurangi antara individu yang satu dengan individu yang lain?. Jelaskan sebagai konsep memasuki masa depan yang melakukan ketergantungan sosial bersama.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 21 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:
Keluaran 8:20-32.
  1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Bangunlah pagi-pagi dan berdirilah menantikan Firaun, pada waktu biasanya ia keluar ke sungai, dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;
  2. sebab jika engkau tidak membiarkan umat-Ku itu pergi, maka Aku akan melepaskan pikat terhadap engkau, terhadap pegawai-pegawaimu, rakyatmu dan rumah-rumahmu, sehingga rumah-rumah orang Mesir, bahkan tanah, di mana mereka berdiri akan penuh dengan pikat.
  3. Tetapi pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat, supaya engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini.
  4. Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi."
  5. TUHAN berbuat demikian; maka datanglah banyak-banyak pikat ke dalam istana Firaun dan ke dalam rumah pegawai-pegawainya dan ke seluruh tanah Mesir; negeri itu menderita karena pikat itu.
  6. Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini."
  7. Tetapi Musa berkata: "Tidak mungkin kami berbuat demikian, sebab korban yang akan kami persembahkan kepada TUHAN, Allah kami, adalah kekejian bagi orang Mesir. Apabila kami mempersembahkan korban yang menjadi kekejian bagi orang Mesir itu, di depan mata mereka, tidakkah mereka akan melempari kami dengan batu?
  8. Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, seperti yang difirmankan-Nya kepada kami."
  9. Lalu kata Firaun: "Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh. Berdoalah untuk aku."
  10. Lalu kata Musa: "Sekarang aku keluar meninggalkan tuanku dan akan berdoa kepada TUHAN, maka pikat itu akan dijauhkan besok dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; hanya janganlah Firaun berlaku curang lagi dengan tidak membiarkan bangsa itu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN."
  11. Sesudah itu keluarlah Musa meninggalkan Firaun, lalu berdoa kepada TUHAN.
  12. Dan TUHAN membuat seperti yang dikatakan Musa: pikat itu dijauhkan-Nya dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; seekorpun tidak ada yang tinggal.
  13. Tetapi sekali inipun Firaun tetap berkeras hati; ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.

Bacaan Alkitab Lainnya:
Markus 1:44
Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.

Yohanes 1:45
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 19 Maret 2012 15:30

0 komentar:

Posting Komentar