Jumat, 30 Desember 2011

Serahkan Tahun Baru Kedalam Penyelenggaraan Tuhan

Apa yang diberlakukan bagi Bayi Yesus sebetulnya adalah apa yang selama ini terjadi dalam tradisi Israel. Dalam banyak hal tradisi Israel selalu merupakan reaksi terhadap tradisi bangsa-bangsa sekitar mereka yang ingin mengubah tradisi Israel sendiri. Mungkin akan menolong kalau kita melihat sekedar latar-belakang tradisi agamanya.

Salah satu dewa bangsa-bangsa sekitar Israel yang ditakuti bernama Molokh. Ini dewa api yang dipercaya sebagai dewa perusak. Untuk menyenangkan hatinya, orang mempersembahkan korban. Korbannya adalah anak laki-laki sulung. Anak laki-laki itu dibakar pada sebuah tiang. Tidak usah terkejut. Sampai abad 18(delapan belas) di negeri kita penduduk sekitar gunung berapi masih mempersembahkan anak mereka ke lubang kepundan gunung. Dengan cara itu mereka percaya gunungnya tidak akan sering meletus, mengeluarkan api yang menghancurkan segala sesuatu. Yang menarik adalah bagaimana Israel menjawab dan bersaksi ditengah bangsa-bangsa sekitarnya yang menganut gaya pengorbanan seperti ini. Jawaban Israel adalah tradisi sunat. Dalam sejarah Israel upacara sunat mulai dengan Abraham dalam Kejadian 17:10-11. Yang penting dalam peristiwa sunat itu adalah darah yang ditumpahkan. Darah adalah lambang nyawa. Maka penyunatan berarti menyerahkan nyawa anak kepada Tuhan.

Pada peristiwa dengan Bayi Natal, sunat dilakukan di rumah pada hari ke 8(delapan). Sementara sang ibu harus menunggu sekitar 40(empat puluh) hari setelah melahirkan, baru bisa mengikuti ibadah di Bait Suci. Maka ditempuhlah cara sebagaimana bacaan kita hari ini. Anak disunat pada hari ke 8(delapan), setelah 40(empat puluh) hari sang ibu bersama seluruh keluarga ke Bait Suci untuk mempersembahkan korban pentahiran, dan sekaligus menyerahkan anak kepada Tuhan. Anak dinyatakan sebagai milik Tuhan, ibunya dinyatakan tahir. Ada sukacita bagi seluruh keluarga.

Dalam perkembangan Gereja, Rasul Paulus yang dahulunya disunat juga secara khusus menyorot makna sunat dan penyerahan ketika Injil memasuki budaya Yunani yang tidak kenal sunat. Yang disunat di Yunani adalah budak-budak. Karena itu sunat dalam budaya Yunani adalah tanda pengenal budak. Sementara dalam Iman Israel, Sunat adalah tanda pemilikan oleh Allah. Melalui sejumlah pembahasan dalam surat-suratnya Paulus mengemukakan bahwa inti soal adalah penyerahan diri kepada Tuhan. Sunat harus dimengerti sebagai sikap hati yang menyerahkan diri kepada Tuhan. Tidak harus disunat secara fisik. Dengan demikian maka orang yang tidak disunat menurut tradisi Yahudi, tapi percaya kepada Yesus Kristus tetap diselamatkan oleh Yesus. Dari teologi Paulus inilah kemudian muncul praktek gerejawi dalam bentuk Baptisan Kudus bagi anak-anak. Tentu saja ini bukan ruangan untuk membahasnya. Cukuplah untuk diketahui bahwa Baptisan Anak itu adalah bentuk penyerahan anak dari orang-tua kepada Tuhan. Itu sebabnya orang-tua yang menjawab pada saat anaknya di baptis, bukan anak yang menjawab. Ada banyak argumentasi lain yang intinya entah tidak mendalami, entah tidak setuju dengan Rasul Paulus. Mereka ini mempersoalkan tentang baptis percik atau selam, baptisan anak atau dewasa. Ini bisa dibahas pada kesempatan pembinaan. Cukuplah untuk disadari bahwa Yesus diserahkan kepada Allah oleh Yusuf dan Maria. Itulah yang menjadi pokok pembicaraan kita.

Yusuf dan Maria pasti tidak memiliki visi yang hebat tentang masa depan bayi yang mereka serahkan kepada Tuhan di Bait Allah ini. Paling-paling harapan masyarakat umum. Semoga anak menjadi pelaku Taurat, atau kalau boleh akhli Taurat. Tapi satu hal bisa dipastikan. Mereka yakin bahwa tidak ada apapun yang akan terjadi atas bayi mungil ini kelak tanpa ijin Tuhan. Sebab mereka telah menyerahkan dia kepada Tuhan. Ini sesungguhnya yang menjadi iman penyerahan. Mereka melakukan sesuatu yang dari sudut tradisi Israel mungkin kuno, akan tetapi yang secara iman sampai kapanpun akan selalu relevan. Dari sinilah kita mau menimba pelajaran ketika memasuki tahun baru 2012 dengan semua tantangan dan pertanyaannya.

Salah satu hal paling menonjol pada manusia adalah rasa ingin tahunya. Pada mulanya manusia menerima keadaan apa adanya. Tapi ketika rasa ingin tahu pada manusia dibangkitkan maka segala sesuatu disikapi dengan rasa ingin tahu itu. Di masyarakat yang di pengaruhi oleh filsafat barat, rasa ingin tahu itu diasah melalui analisis. Di masyarakat yang di pengaruhi filsafat timur, rasa ingin tahu itu diasah melalui kegiatan para normal yang mistik. Yang menjadi persoalan adalah kalau sebuah masyarakat mencampurkan timur dan barat, maka yang mistik diberi bungkus rasional, dan yang rasional diberi bungkus mistik.

Hari ini kita memasuki tahun baru 2012. Dua tiga minggu sebelum 1 Januari dan sesudah 1 Januari, orang dirasuki rasa ingin tahu. Apa yang akan terjadi di tahun 2012. Maka para analis mulai bicara di jurnal ilmiah. Para-normal dan astrolog mulai bicara di media massa. Yang hebat kalau bicaranya makin provokatif, media massanya makin laku. Kalau yang diberitakan bahwa akan ada keinginan para bangsa untuk bersatu menanggulangi kemiskinan ... ya para-normal dan peramalnya tidak akan banyak laku. Tapi kalau dikatakan bahwa akan ada negara yang gonjang ganjing, akan ada revolusi berdarah-darah di kawasan tertentu ... maka ramalannya akan laku keras. Kalau dikatakan artis anu akan menikah dengan si fulan, ramalannya tidak laku. Tapi kalau dikatakan tahun ini delapan belas artis akan cerai ... naah peramalnya jadi terkenal dan orang sibuk menduga siapa dan siapa. Padahal cerai kan hal yang buruk. Entah bagaimana orang lebih banyak menyukai berita miring ketimbang berita lurus. Adagium (pepatah/pribahasa) "Bad News Goes Fast" - berita miring tersebarnya lebih cepat - dalam ilmu komunikasi pasti bukan hal yang salah.

Analisis bahwa akan ada banyak bencana alam, itu wajar saja. Dengan kerusakan alam dan lingkungan hidup yang diakibatkan ulah manusia yang serakah, maka hutan yang rusak pasti akan mengundang banjir. Kalau pemanasan global diteruskan maka pasti iklim akan kacau dan bumi yang makin panas akan mengakibatkan berbagai bencana. Analisis bahwa kemiskinan akan bertambah, itu wajar saja. Sumber alamnya tetap, manusianya makin banyak; sekarang 6(enam) milyar. Salah satu penyumbang pertambahan penduduk adalah Indonesia. Bagaimanapun juga mengurus banyak anak lebih sulit dari mengurus sedikit anak. Maka yang pertama, penting sekali secara dasariah adalah bagaimana "menyikapi" tahun 2012. Ini titik tolak dasariah untuk pengambilan sikap. Menyikapi secara dasariah ini butuh lebih dari sekedar analisi akademis. Dibutuhkan juga kearifan yang ditimba dari pengalaman kehidupan. Artinya, kita butuh landasan iman.

Sudah berapa umur bumi ini? ... mungkin sejuta tahun, mungkin jauh lebih dari itu. Kita perkecil saja cakupannya. Sudah berapa tahun Masehi yang dijalani sejarah?. Katakan saja 2012 tahun. Dengan segala jatuh bangun pada planet bumi, dengan segala jatuh bangun pada peradaban manusia sejak Tarikh Masehi (Sejarah/Waktu Tahun Masehi), ternyata Tuhan tetap memimpin dan mempertibakan kita pada hari ini. Maka kalau Tuhan mampu memelihara dan mengatur selama 2011 tahun, apa susahnya Tuhan untuk mengatur satu tahun lagi?. Tuhan pasti mampu mengaturnya. Mari lebih dipersempit lagi fokusnya pada pergumulan kita sebagai rumah-tangga bahkan sebagai pribadi. Sikap dasar untuk menjawabnya tetap sama. Kalau Tuhan mampu memimpin dan mengatur kehidupan sekian milyar orang dalam sekian tahun; Apa susahnya bagi Tuhan untuk menuntun hidup rumah-tangga saya dan saya pribadi untuk satu tahun lagi?. Tuhan pasti mampu melakukannya. Dia sudah melakukannya bagi kita sekian lama, dan Dia tidak keberatan untuk melakukannya untuk setahun berikut ini juga. Persoalannya adalah apakah kita menyerahkan hari-hari kehidupan kita kepada-Nya. Kalau diserahkan, maka Dia yang akan mengatur hidup kita. Sebab Dia sendiri bersabda: "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" [Matius 28:20].

Selamat menjalani tahun baru 2012 saudaraku!, Tuhan menyertai kita. Bukan sampai akhir tahun 2011, tapi sampai kepada akhir zaman.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 01 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Lukas 2:21-24
21. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.
22. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
23. seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
24. dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Kejadian 17:10-11
10. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
11. haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.

Matius 28:20
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Bacaan Alkitab Pararel:

Kamis, 29 Desember 2011

Melangkah Pasti Bersama Kasih Karunia Tuhan

Ungkapan Situasi

Tak terasa kita sudah berada dipenghujung tahun 2011. Waktu adalah sesuatu yang tak terbendung, ia akan terus bergerak sekalipun kita telah lelah untuk beranjak dari tempat kita berdiri, ia akan terus melangkah ke depan sekalipun kita telah kehilangan semangat dalam mengarungi kehidupan ini. Disaat rentetan peristiwa datang bertubi-tubi dan pertanyaan itu tak terjawabkan, kita dilanda rasa frustasi yang teramat sangat, kita merasa begitu lelah, kita merasa terabaikan, tubuh kita seakan mati rasa, denyut nadi kita berhenti sesaat, kita segera terjebak dalam ruang gelap yang tidak pernah kita tahu kapan berakhirnya. Keadaan seperti ini pasti akan menimbulkan kekuatiran dan ketakutan dan jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, ia akan melemahkan semangat dan spiritualitas kita.

Di keluarga, ketika kita didudukan sebagai anak, kita merasa kurang mendapat perhatian dari orang tua, dan sebaliknya sebagai orang tua, kita merasa anak zaman sekarang sangat sulit di-didik, walaupun kita telah berupaya melakukan yang terbaik untuknya, lalu ketika usia kita beranjak senja, sebagai kakek dan nenek, kita merasa ditinggalkan dan terabaikan, kita hidup dalam sepi yang tak bertepi sehingga banyak orang tua yang tidak hanya stress berat tetapi juga kemudian mengalami stroke akibat keadaan ini.

Di pekerjaan, ketika kita didudukan sebagai karyawan, kita merasa tenaga kita telah diperas habis-habisan oleh perusahaan dan sebaliknya sebagai pemilik perusahaan, kita merasa karyawan kita kurang berdedikasi dan tidak bertanggung-jawab, dan hanya pintar menuntut. Dan ketika hal itu terjadi pada diri kita, ketika kita dibenturkan dengan masalah-masalah tersebut, kita merasa sebagai mahluk yang paling malang, sebagai insan yang paling menderita di dunia ini. Kita pun segera bertanya-tanya, mengapa Tuhan begitu tidak adil, mengapa kita harus terlahir menanggung derita-derita yang berkepanjangan seperti ini?.

Disisi lain, mungkin disepanjang tahun ini kita adalah orang-orang yang berhasil dalam segala bidang kehidupan, memiliki karier yang OK, keluarga yang bahagia dan anak-anak yang dengar-dengaran dan selalu hidup dalam syukur serta sukacita menikmati berkat Tuhan yang luar-biasa!. Dalam kenyataannya kita tak bisa mengubah semua yang telah terjadi, suka duka, pahit manis, jatuh bangun disepanjang tahun ini, kita tidak bisa mengubah fakta. Tetapi kita bisa melihat dengan perspektif yang lain, cara pandang seorang yang ber-iman kepada Yesus Kristus penyelamat kita, maka kita akan mempunyai sebuah arti (meanings) yang berbeda dalam melihat kehadiran dan penyertaan Allah. Karena itu, sebelum malam semakin kelam, marilah kita katupkan mata sejenak dan buka hati, kita manfaatkan waktu ini untuk merenung, keluar sejenak, menelaah dan mencari pencerahan diri dari seluruh perjalanan waktu di tahun 2011 ini melalui kebenaran Firman-Nya.

Telaah Perikop

Jika saudara sebagai pemimpin, sebagai orang tua, sebagai orang dewasa yang bertanggung- jawab terhadap masa-depan orang-orang yang ada disekitar Saudara, maka inisiatif pertama harus datang dari diri Saudara. Seperti yang dilakukan Musa, ia mengambil saat teduh di kemah pertemuan tempat untuk mengisi energi-nya, spirit-nya dalam perjumpaan dengan Tuhan (Keluaran 33:7b) Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan. Gerak langkah Musa menjadi motivator dan inspirasi bagi seluruh umat Israel (Keluaran 33:8), bayangkan, kemana saja Musa pergi maka seluruh umat bangun dan berdiri, mereka mengikuti Musa dengan matanya, dengan hatinya, dengan seluruh keberadaannya .... Mereka menaruh harapan yang begitu besar pada figur Musa untuk memberikan pencerahan mempersiapkan diri memasuki tanah perjanjian.

Di lain pihak Musa sang abdi Allah, ia sendiri sebenarnya ragu dan tidak sanggup memimpin bangsa Israel seorang diri, ia mengeluh kepada Allah tentang bangsa yang keras kepala (Keluaran 33:5). Musa kehilangan keberanian menuntun bangsa Israel menuju masa depan yang dijanjikan Allah dengan mengatakan: Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini (Keluaran 33:15) Musa yakin benar jikalau Allah tidak menyertai dirinya dalam memimpin bangsa Israel yang tegar tengkuk dan keras kepala itu, maka seluruh perjalanannya akan berakhir dengan sia-sia. Musa pun tidak bisa merubah fakta bahwa ia sekarang berada dalam perjalanan antara Mesir dan tanah perjanjian. Ia pun sudah mendengar Firman bahwa Allah sendiri yang akan memberi kasih karunia, mem- bimbingnya dan menyertai perjalanannya dan umat.

Walaupun demikian Musa merasa butuh tanda nyata, ia mau melihat intisari sifat Allah dan mengenal Dia secara sempurna. Dari ayat 15-23 ini justru menunjuk kepada suatu keyakinan teologis yang asasi bahwa Tuhan tidak dapat dikenal manusia secara sempurna berdasarkan fakta dihidup ini. Karena jika manusia mengenal-Nya secara sempurna, maka Allah bukanlah Allah lagi (bandingkan Kejadian 2:7), kejatuhan manusia dalam dosa justru karena ingin mengenal Allah secara sempurna. Namun bagi setiap orang yang mau menerima kasih karunia Nya dan percaya akan janji keselamatan-Nya, Yesus berkata: "Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya" (Yohanes 20:29).

Tuhan memang tidak memenuhi permintaan Musa atau sekurang-kurangnya tidak memenuhi- nya secara total. Musa akan mengalami penyataan khusus yang tidak diberikan kepada orang lain, karena Tuhan memutuskan secara bebas memberikan kasih karunia kepada Musa tetapi ada batasannya. Digambarkan pada ayat 19-23, Tuhan menempatkan Musa dalam lekuk gunung dan menudunginya dengan tangan-Nya, sampai kemuliaan-Nya lewat. Musa tidak dapat melihat wajah Tuhan, tetapi sesudah Dia berjalan lewat, Dia akan menarik tangan-Nya dan Musa hanya bisa melihat belakang-Nya. Musa tidak akan melihat kemuliaan Tuhan secara langsung dan sempurna. Dalam aplikasinya Musa tidak dapat melihat kemuliaan Allah secara sempurna, namun Musa bisa melihat kebaikan dan pemeliharaan-Nya serta kuasa penyertaan- Nya dalam tindakan-tindakan nyata seperti ketika mereka membutuhkan air, Roti manna, Tiang awan dan Tiang api serta mujizat-mujizat yang pernah ia saksikan disaat akan keluar dari Mesir, terutama Musa bisa melihat dengan janji kasih karunia-Nya. Kerap kali tidak semua permintaan dipenuhi oleh Tuhan, tetapi Ia tahu yang terbaik menurut kehendak-Nya bagi hidup kita!.

Percikan Perenungan

* Mungkin orang-orang yang ada disekitar kita (orang-tua, anak-anak, suami-istri, kekasih, orang-orang yang kita pimpin dan lain-lain) menaruh harapan yang sama seperti yang dilakukan oleh umat Tuhan terhadap Musa. Mungkin kita juga seperti Musa, seolah tidak percaya diri dan kita memerlukan bukti nyata dari Tuhan, apakah Tuhan menyertai kitar atau tidak!.

* Terkadang pernyataan seperti ini perlu, supaya kita tidak over convident (terlalu percaya diri), supaya kita menyadari bahwa kita perlu Tuhan untuk mendampingi hidup kita memasuki tahun yang baru ini, supaya kita tahu bahwa tanpa kasih karunia Tuhan kita bukan siapa-siapa!. Supaya kita tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri, supaya kita tidak bersandar pada harta kekayaan kita dan kemampuan diri kita sendiri. Jawaban Tuhan atas pertanyaan Musa cukup singkat dan jelas: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." (Keluaran 33:14) dan ... Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani (Keluaran 33:19).

* Tuhan memiliki otoritas penuh atas kasih karunia-Nya, kepada siapa Ia akan memberi kasih karunia-Nya dan mengasihi kepada siapa yang dikasihani-Nya. Manusia diberi kehendak bebas untuk merespon kasih karunia-Nya dengan menentukan pilihan yang tepat dengan siapakah dan bersama siapakah ia akan melangkahkan kakinya memasuki tahun 2012 yang sudah di- ambang pintu ini. Yang jelas, jika kita senantiasa memohon pimpinan dan penyertaan-Nya, maka kita akan melangkah dengan pasti memasuki tahun 2012.
SOLI DEO GLORIA!

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Sabtu, 31 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:

Keluaran 33:15-23
15. Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.
16. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?"
17. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." 
18. Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."
19. Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
20. Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."
21. Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu;
22. apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
23. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

Bacaan Alkitab Lainnya:

Keluaran 33:5
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel: Kamu ini bangsa yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaatpun, tentulah Aku akan membinasakan kamu. Oleh sebab itu, tanggalkanlah perhiasanmu, maka Aku akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepadamu."

Keluaran 33:7
Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan.

Keluaran 33:8
Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah.

Keluaran 33:14
Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."

Kejadian 2:7
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 

Yohanes 20:29
Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Bacaan Alkitab Pararel:

Senin, 26 Desember 2011

Janji Yang Digenapi

Konteks Perikop

Setiap orang tua dengan cara apapun, dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun akan berjanji mempertahankan atau menyelamatkan anaknya jika ada orang ingin membunuhnya. Begitulah cara Yusuf sebagai ayah bertanggung jawab terhadap Sang Bayi Kudus Yesus Kristus. Peristiwa ini memperlihatkan kembali hikmat, kesalehan dan ketaatan Yusuf terhadap perintah Allah. Begitu mendengar Allah berfirman, Yusuf segera mengajak Maria dan bayi Yesus pergi ke Mesir. Setelah Herodes mati, Allah kembali berfirman kepada Yusuf untuk membawa keluarganya pergi ke Nazaret di Galilea, tempat dimana Yesus tumbuh besar dan memulai pelayanan-Nya. Yusuf tidak hanya taat kepada bimbingan Tuhan, tetapi secara tidak langsung ia adalah bagian dari penggenapan janji Allah.

Yusuf dan Maria tidak pernah bermimpi menerima kehormatan menjadi orang tua Anak Allah, Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu. Maria dikejutkan karena harus hamil sebelum menikah. Yusuf pun tak kurang terkejut atas kehamilan tunangannya. Mereka dikejutkan oleh kunjungan para majusi. Muncul kejutan lagi, mereka harus ke luar negeri, di malam hari dengan segala ketergesaan. Peristiwa kejutan ironis yang berkebalikan dari peristiwa keluar dari Mesir. Dulu umat Israel diselamatkan dari Mesir, kini Juruselamat dunia harus mengungsi ke Mesir karena kejahatan raja Israel. Setelah Herodes meninggal, malaikat datang ke dalam mimpi Yusuf dan menyuruhnya untuk kembali ke tanah Israel. Dengan ketaatan yang merupakan karakteristik Yusuf, iapun berangkat ke tanah Israel setelah Herodes mati. Atas izin Kaisar Romawi maka kerajaan Herodes di bagi menjadi 3(tiga) dan diperintah oleh 3(tiga) anak Herodes (Arkhelaus, Herodes Antipas dan Filipus). Dari ketiga anak tersebut, salah satu memiliki pribadi yang kejam dan sangat ditakuti orang, yakni Arkhelaus. Mengetahui soal itu, Yusuf pun takut untuk tinggal di wilayah Arkhelaus, ditambah lagi dengan pesan yang didapatnya dalam mimpi membuatnya menyingkir ke Galilea bagian utara dari Israel. Disana ia tinggal di kota kecil Nazaret. Di kota itu Tuhan Yesus hidup sampai Ia dewasa. Karena itu Ia disebut "Yesus dari Nazaret" atau "Yesus orang Nazaret". Bagi Matius, hal itu adalah penggenapan Sabda Nabi. Akan tetapi, pernyataan Matius cukup memunculkan kesukaran bagi para penafsir, karena dalam Perjanjian Lama tidak ada ayat yang mengatakan secara eksplisit bahwa Mesias akan berasal dari Nazaret, namun demikian, Matius mengatakan bahwa tinggalnya Tuhan Yesus di Nazaret adalah penggenapan nubuat nabi. Oleh karena itu, ada 2(dua) pendekatan yang dapat memberikan legitimasi teologis bagi pendapat dan statement Matius.

Tafsiran Pesan

Yesaya pernah menubuatkan bahwa Mesias merupakan seorang yang "hina" (Yesaya 53:3). Berbeda dengan sekarang, Nazaret pada zaman Yesus, adalah kota kecil dan tidak ternama, sehingga menjadi aneh bagi banyak orang jika Mesias datang dari Nazaret. Ditambah lagi, Nazaret terletak di Galilea, dan bagi orang Yahudi di Yudea, orang Yahudi Galilea di cap sebagai orang yang agak hina dan kurang murni dalam praktek keagamaan Yahudi. Hal kedua dalam Yesaya 11:1 dimana Mesias disebut "tunas". Kata Ibrani untuk tunas ialah "netser", yang bunyinya hampir sama dengan Nazaret.

Teologis

Jelas bahwa disini Matius memberi penguatan bagi orang-orang yang ragu akan martabat Yesus sebagai Mesias. Matius mau menjelaskan bahwa berasalnya Yesus dari Nazaret justru digabungkan dengan Perjanjian Lama, yaitu dengan pernyataan Tuhan pada masa dulu. Dengan demikian, Matius tidak hanya meyakinkan orang yang ragu-ragu tetapi juga mau mengingatkan kita sebagai orang percaya bahwa Yesus yang telah lahir di dunia ialah Allah yang hadir untuk menggenapi janji-Nya kepada manusia agar manusia memperoleh bagian dalam karya keselamatan-Nya. Dengan mengingat rayakan kelahiran Yesus Kristus di dunia, maka kita sebagai orang percaya semakin diteguhkan dalam iman dan pengharapan untuk menjalani kehidupan ini. Bersukacita dan bersyukurlah karena Yesus datang sebagai penggenapan janji Allah.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 28 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:

Matius 2:23
Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. 

Bacaan Alkitab Lainnya:
Yesaya 53:3
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

Yesaya 11:1
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.

Bacaan Alkitab Pararel:

Rabu, 21 Desember 2011

Kisah Kasih Allah Melalui Kelahiran Yesus

Rasanya belum pernah terjadi ada berita kelahiran yang disampaikan melalui Warta Jemaat yang isinya berbunyi : "Pada tanggal 25 Desember 2011 ini telah lahir dengan selamat seorang bayi dari keluarga A. Di kota S, propinsi B dengan gubernurnya Y yaitu pada masa pemerintahan presiden SBY. Ia lahir disebuah gubuk kumuh dibungkus dengan sarung sederhana. Majelis Jemaat dan seluruh jemaat mengucapkan selamat berbahagia".

Penginjil Lukas pernah melakukan hal itu. Walaupun dicatat secara singkat (Lukas 2:1-7) dimana, bagaimana, bilamana dan dalam keadaan seperti apa kelahiran Yesus Kristus tersebut, dengan pencantuman kaisar Agustus pada masa pemerintahan Romawi di sebuah kota mungil Betlehem dan dibungkus dengan kain lampin di kandang domba, semua catatan ini tentu saja memiliki makna tersendiri .... Mau tidak mau ia dipakai sebagai alat ditangan Tuhan dan diikut-sertakan dalam rangka menyambut kedatangan Juruselamat dunia, Raja diatas segala Raja yang sejati.

Ayat 1-3, pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Ia menjadi Kaisar Roma dari tahun 27 BC(Before Christ) sampai tahun 14 AD(Anno Domini). Nama lengkapnya: Gaius Yulius Caesar Octavianus. Sejak kata Augustus diberikan sebagai gelar "kaisar" kepada setiap kepala pemerintahan (raja) Roma, dia dikenal dengan gelar Kaisar Oktavianus Augustus. Kata di "seluruh dunia" maksudnya kekaisaran Romawi, yang melingkupi seluruh dunia yang terkenal dewasa itu (bandingkan Matius 22:17, 24:14). Lukas merupakan satu-satunya penulis Injil yang menyesuaikan bahannya dengan masa pemerintahan seorang raja (lihat Lukas 3:1). Perintah (Yunani: dogma). Suatu perintah kerajaan. Kaisar Agustus, Kaisar Roma yang pertama, memerintah dari tahun 27 BC(Before Christ) hingga tahun 14 AD(Anno Domini). Ungkapan diseluruh dunia ini berarti seluruh wilayah kerajaan, bukan seluruh dunia yang dikenal masa kini. Augustus telah memerintahkan pengadaan sensus yang akan merupakan dasar untuk menetapkan pajak. Perintah ini dikeluarkan sekitar tahun 8 BC(Before Christ), tetapi mungkin baru diberlakukan beberapa tahun kemudian.

Perintah Kaisar Augustus mengenai pendaftaran masing-masing orang di kota asalnya menyebabkan Yusuf dan Maria meninggalkan Nazaret di Galilea menuju Betlehem di Yudea. Tepat seperti nubuat dalam Mikha 5:1. Allah memakai sensus tersebut untuk mengatur agar Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem pada waktu yang tepat. Betapa luar-biasanya Allah kita!, Ia mengatur sejarah sehingga perintah Kaisar Agustus menjadi alat bagi-Nya untuk merealisasikan rencana Agung-Nya. Tidak ada suatu keadaan di luar kekuasaan Allah kita yang dapat menguasai maksud dan rencana-Nya. Dengan sadar, disini Lukas menempatkan sejarah keselamatan dalam rangka sejarah dunia dengan menyebut Kaisar Agustus (Ayat 1) dan serentak dengan itu Lukas menempatkan Kaisar Agustus berhadapan dengan Yesus untuk mengatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia dan bukan Kaisar Agustus.

Ayat 4-5, Yusuf adalah rakyat biasa yang sadar akan tanggung-jawabnya sebagai warga negara yang baik, ia menaati seruan pemerintah Romawi untuk mengikuti sensus penduduk walaupun harus menempuh suatu perjalanan yang tidak mudah. Dari Nazareth ke Betlehem jaraknya kira-kira 80(delapan puluh) km(kilo meter) yang dapat ditempuh 4-5 (empat sampai lima) hari. Belum lagi panas terik, debu, jalan yang rusak, kekurangan makanan dan minuman dan lain-lainnya dan tentu saja suatu perjalanan yang tidak mudah dan sangat melelahkan.

Ayat 6-7, Lukas menggambarkan bahwa Betlehem sedemikian penuhnya berhubungan dengan sensus tersebut, sehingga bagi Yusuf dan Maria tidak ada lagi tempat yang tersisa, yang ada adalah kamar-kamar yang layaknya tidak disediakan bagi manusia. Terpaksalah mereka mondok dalam sebuah kandang, mungkin yang dimaksudkan kata ini ialah sebuah ruangan yang dalam tradisi ada suatu pesanggrahan disediakan untuk hewan-hewan tuannya setelah melakukan suatu perjalanan jauh untuk beristirahat. Lukas tidak mengatakan begitu saja bahwa bagi mereka tidak ada lagi tempat dalam rumah penginapan, tetapi hal ini mengingatkan juga terhadap apa yang dikatakan Lukas kelak terhadap perkataan Yesus bahwa ia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepalanya (Lukas 9:58).

Orang Betlehem dan orang masa kini. Apa yang pernah dilakukan oleh orang Betlehem didalam ketidak-tahuan mereka telah dilakukan oleh orang masa kini dengan ketidak-acuhan yang sengaja. Mereka tidak memberikan tempat bagi Yesus di dalam perasaan, pikiran, pandangan hidup, pengharapan, dan perbuatan sehari-hari. Mereka telah menolak anugerah yang terbesar itu. Akibatnya, mereka pun mendapatkan kerugian yang terbesar. Ada beberapa alasan terkadang manusia meremehkan peristiwa Natal, antara lain:

* Pertama. Tempat kejadian perisitiwa Natal adalah daerah pinggiran. Jauh dari tempat Kaisar Agustus memerintah; jauh dari tempat sang wali negeri di Siria, bahkan bukan juga ibukota Yudea, Yerusalem. Jauh dari pentas utama sejarah dunia, regional, maupun nasional. Hanya kota kecil yang bernama Betlehem kebetulan kampung halaman raja Daud (ayat 4).

* Kedua, Para tokoh utamanya punya latar-belakang yang (demi sopan santun) "mencurigakan". Yusuf dan Maria baru bertunangan, tetapi Maria sudah mengandung (ayat 5). Lagipula, orang yang cukup terhormat seharusnya akan mendapatkan tempat menginap yang cukup layak, apapun situasinya (ayat 7b).

* Ketiga, cara terjadinya Natal. Peristiwa Natal itu mengambil setting, dari berbagai tempat lain yang mungkin, dalam sebuah kandang. Belum lagi melihat tindakan Maria kepada Sang Bayi Natal, jujur saja, tidak mungkin dijadikan tindakan pasca persalinan teladan (ayat 7).

Inilah kesimpulan yang timbul setelah kita membaca nas ini, jika kita melepaskan sejenak gambaran Natal yang kita punyai selama ini melalui hasil bentukan berbagai lukisan, renungan, drama, film dan lain-lain tentang Natal yang romantis, menggugah sekaligus agung megah. Namun yang dimaksudkan oleh Lukas melalui keramah-tamahan seperti ini, rencana keselamatan Allah yang dahsyat, yang telah dijanjikan dengan dahsyatnya dalam Perjanjian Lama telah diwujudkan. Melaluinya, nyata bahwa karya penyelamatan Allah tidak boleh diremehkan, dan berhak menerima pujian dan syukur yang terdalam dihati manusia.

Peristiwa ini kiranya sebagai suatu refleksi bagi manusia dan dunia, bahwa kisah Natal yang menggembirakan ini sebenarnya ingin menjelaskan kepada kita sadar atau tidak sadar, kehadiran Yesus mulai dari Betlehem dan berakhir di Golgota seolah tidak ada tempat bagi Yesus di hati manusia dan dunia. Disamping itu sama seperti Yesus Kristus yang datang dalam kerendahan juga dalam kehinaan, demikian juga kita dipanggil untuk bersukacita dalam perendahan diri di hadapan Tuhan. Jagalah agar jangan sukacita Natal justru menjadi pertunjukkan keangkuhan di hadapan sesama kita!.

Memang merupakan suatu keistimewaan di hari raya Natal ini, tidak hanya dikenal oleh segolongan kecil manusia, tidak hanya dirayakan dalam lingkungan terbatas orang-orang Kristen saja. Melainkan dikenal, dihormati, dimengerti dan dirayakan oleh seluruh dunia dan oleh banyak manusia. Hari Natal seolah-olah sudah termasuk suatu tradisi bangsa, sudah merupakan suatu kelaziman masyarakat yang setiap tahun merayakannya dengan gembira ria, tetapi disisi lain justru keadaan yang demikian ini, kebiasaan yang sudah hampir menjadi tradisi yang statis, rutinitas tahunan, maka sebenarnya kita sedang berada dalam bahaya untuk terjatuh dalam suatu kekeliruan yang besar mengenai perayaan tahunan ini. Itulah juga akhirnya muncul istilah-istilah tertentu seperti Kristen Natal, Kristen Kapal Selam, Kristen Desember dan lain-lainnya.

Mengingat semua ini, kita diajak kembali menghayati sungguh-sungguh peristiwa Natal ini. Satu hal yang harus kita ketahui, manusia membuka hatinya atau tidak, menerima ataukah menolak-Nya, Kasih Allah yang Agung di dalam Yesus Kristus tetap dilaksanakan. Intinya karena Allah mau menyelamatkan manusia dari dosa dan hukuman kematian, karena Allah mengasihi manusia dan semua mahluk ciptaan-Nya (bandingkan Yohanes 3:16), dan Ia mau mengampuni serta memperbaharui manusia menjadi seperti yang diingini-Nya agar manusia memiliki harapan untuk masa depannya!.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 25 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:
Lukas 2:1-7
1. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
3. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
4. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud.
5. supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
6. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
7. dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Matius 22:17
Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?.

Matius 24:14
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.

Lukas 3:1
Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene,

Mikha 5:1
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Lukas 9:58
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Alkitab Pararel:

Mat 1:18-25

Senin, 19 Desember 2011

Diberi Dan Diambil

Pengantar

Berbicara tentang talenta, umumnya yang terlintas dalam pikiran kita adalah sesuatu yang memiliki kelebihan atau sesuatu yang khusus yang tidak dimiliki oleh semua manusia. Banyak orang berpikir bahwa talenta itu adalah sesuatu yang begitu dahsyat, yang dapat membuat banyak orang terpukau bila melihatnya dan menjadi perhatian banyak orang. Pikiran seperti itu dapat mengakibatkan dua hal. Pertama, orang yang memiliki talenta meninggikan diri sendiri, bukan Allah yang ditinggikan. Memang kelihatannya orang tersebut baik-baik saja, tetapi apa yang disampaikan melalui khotbah ataupun dalam sebuah percakapan, Allah ditempatkan pada nomor dua, dirinya nomor satu. Dirinya lebih ditonjolkan dari pada Allah. Kedua, membuat orang  mengejar untuk mendapatkan sesuatu yang dipikirkannya begitu hebat. Karena dalam pikirannya, sesuatu yang hebat itu dapat memuaskan dirinya. Pertanyaannya adalah apakah talenta yang diberikan Tuhan seperti apa yang dipikirkan pada umumnya?. Oleh karena itu, kita perlu memahami hal pemberian talenta dari tuan kepada hamba-hambanya yang diceritakan Yesus dalam perumpamaan ini.

Pemahaman

Dalam menjelaskan hal Kerajaan Sorga, Yesus mengangkat kisah dari orang yang kaya yang sedang menyiapkan untuk perjalanan yang panjang. Orang yang kaya ini memiliki 3(tiga) orang hamba dan mempercayakan harta miliknya untuk dikelola oleh ketiga hambanya. Tiap hamba diberi kepercayaan sesuai dengan kemampuan yang tuannya sendiri tahu akan kemampuan tiap hambanya. Ada yang diberikan 5(lima), 2(dua) dan 1(satu) talenta. Kata talenta di dalam perumpamaan ini tidak ada kaitannya dengan bakat kita. Talenta merupakan satuan ukuran perak atau emas atas jumlah uang. Kata talenta pada awalnya memiliki makna jumlah timbangan perak atau emas. Talenta dalam perumpamaan ini hanya menunjukkan jumlah uang. Pada zaman itu satu talenta merupakan jumlah uang yang banyak [Talenta adalah ukuran timbangan di Timur Tengah pada zaman Alkitab sebesar 3000 syikal (sekitar 34 kilogram). Dalam zaman Perjanjian Baru satu talenta merupakan ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu enam ribu dinar]. Ketika tuannya hendak pergi, tidak memberitahukan kapan ia kembali dari perjalanan panjangnya. Hamba yang diberi 5(lima) dan 2(dua) talenta tidak berdiam diri, Mereka mengelola talenta yang diberikan dan dipercayakan kepadanya. Langkah yang dilakukan oleh kedua hamba tersebut merupakan respon atas kepercayaan yang diberikan tuannya. Sementara hamba yang diberi 1(satu) talenta santai-santai saja dan menyimpan talenta yang diberikan tuannya. Ketika tuannya kembali dari perjalanan yang panjang, mengumpulkan ketiga hambanya untuk meminta pertanggungan jawab atas kepercayaan yang telah diberikan kepada mereka. Betapa senangnya sang tuan mendapatkan kedua hamba yang diberi 5(lima) dan 2(dua) talenta tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan. Di mata sang tuan, perbuatan kedua hambanya baik sekali. Dikatakan baik sekali karena kedua hamba itu setia kepada tuannya. Sementara hamba yang diberi kepercayaan 1(satu) talenta, selain tidak mengelola talenta yang dipercayakan kepadanya, ia juga menuduh tuannya sebagai manusia kejam. Perbuatan hamba yang diberi 1(satu) talenta ini disebut tuannya sebagai perbuatan yang jahat dan malas. Karena perbuatan jahat dan malas, sang tuan mengambil apa yang telah diberikan kepada si hamba. 
Lewat perumpamaan ini, kita diajar untuk mengerti bahwa Tuhan memberikan kepercayaan kepada setiap umat yang percaya kepada-Nya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam perumpamaant tentang talenta ini, Yesus bukan ingin berbicara semata-mata tentang talenta dalam ukuran 6000(enam ribu) dinar. Tetapi Yesus ingin menjelaskan bahwa apa yang Tuhan berikan dan percayakan kepada kita harus kita kelola dan kembangkan. Jika apa yang Tuhan berikan dan percayakan kepada kita tidak kita kelola dan kembangkan, maka pada saat Tuhan datang kembali, semuanya akan diambil kembali.

Percakapan

1. Setiap orang percaya diberikan tugas dan tanggung-jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hanya Tuhan yang tahu kemampuan, kualitas yang dimiliki umat-Nya. Oleh karena itu, tugas dan tanggung-jawab yang diberikan tidak sama kepada setiap umat. Menurut saudara, apakah tugas dan tanggung-jawab yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya sudah dikelola dan dikembangkan dengan baik?.

2. Apa yang Tuhan berikan kepada umat-Nya untuk dinyatakan, diteruskan dalam kehidupan setiap hari. Ketika apa yang Tuhan berikan itu dari waktu ke waktu begitu saja, maka Tuhan akan mengambilnya dari kita dan memberikannya kepada yang lain. Menurut saudara, mengapa ada orang Kristen sikap hidupnya tidak mendatangkan kesaksian, kebahagiaan, penghiburan bagi sesama?. Dari masih pemuda sampai jadi Presbiter, tetap saja membicarakan hal-hal yang tidak benar?. Coba saudara percakapkan!

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 21 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:
Matius 25:24-30
24. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
26. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
27. Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
28. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
29. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
30. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:
Lukas 19:20-27

Rabu, 14 Desember 2011

Tak Seorangpun Tahu

Manusia tidak berhenti ingin mengetahui apa yang tidak ia ketahui. Sudah tahu tetap ingin tahu. Ketika sudah tahu tidak mau tahu. Padahal ketika manusia semakin tahu, ia semakin tidak tahu. Tetapi manusia tidak pernah mau berhenti untuk mencari tahu. Dalam kehidupan manusia, begitu banyak peramal, para normal yang menerawang sesuatu yang tidak dapat diketahui secara logika manusia. Dan tidak sedikit orang datang ke para normal untuk mencari tahu tentang masa depan hidupnya, pekerjaan, rumah tangga, pasangan hidup juga termasuk bermain judi. Meskipun apa yang diterawang oleh para normal itu tidak tepat dan tidak benar, tetapi tetap saja banyak orang datang ke para normal untuk mencari tahu, termasuk di dalamnya juga terdapat orang Kristen. Para normal bukan saja ada di luar kalangan Gereja, di dalam Gereja pun ada para normal. Lihat saja para Pengkhotbah, di dalam khotbahnya menyampaikan tentang waktu dan tanggal kedatangan Yesus kembali. Padahal dalam berbagai ajaran-Nya yang ditulis dalam ketiga kitab Injil, Yesus mengatakan tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. Dari perkataan Yesus tersebut, kita dapat mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang diberikan wewenang untuk meramal, mengetahui waktu, hari, tanggal kedatangan Yesus kembali. Kalau ada seorang pengkhotbah ataupun bukan pengkhotbah,  yang mengatakan tentang waktu kedatangan Yesus kembali, orang tersebut masuk dalam kategori penyesat. Mereka melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan ucapan Yesus.
Matius menceritakan kedatangan Anak Manusia di dahului dengan tanda-tanda alam. Tanda-tanda alam yang digambarkan Matius ini sangat mengerikan dan menakutkan matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit. Masing-masing kita mempunyai pengalaman ketika mati lampu beberapa jam saja kita sudah kewalahan, apalagi tidak ada cahaya sama sekali di dunia ini. Meskipun akan terjadi kehancuran dari berbagai ciptaan Tuhan, yang notabene mempunyai fungsi begitu penting bagi kelangsungan hidup manusia dan alam ini, tetapi Yesus menegaskan perkataan-Ku tidak akan berlalu. Disini Yesus mau menegaskan bahwa kehancuran berbagai ciptaan Tuhan yang begitu penting bagi kelangsungan hidup manusia dan alam ini tidak ada artinya dibandingkan dengan keabadian Firman Tuhan. Oleh karena itu tidak ada gunanya bila kita memfokuskan diri untuk mempelajari kapan waktunya Yesus datang kembali. Yang paling berguna bagi kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah mempersiapkan diri sesuai dengan Firman Tuhan untuk menyambut kedatangan-Nya kembali. Adalah suatu kesia-siaan bila kita memperkirakan hujan akan turun tetapi kita tidak menyediakan payung. Adalah lebih baik sedia payung sebelum hujan. Yang lebih penting adalah terus menyatakan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kita terus menyatakan Firman Tuhan dalam kehidupan ini sama artinya kita siap untuk menyambut kedatangan-Nya kembali, kapanpun Ia datang sesuai dengan kehendak Bapa di sorga.
Bencana alam terjadi disana-sini, di belahan bumi ini termasuk di negara kita Indonesia. Hal itu terjadi karena ulah manusia sendiri. Manusia yang semakin serakah, manusia yang semakin menyalahgunakan mandat yang Tuhan berikan untuk mengelola dan menata alam ini. Sudah begitu banyak tanda-tanda alam yang membuat manusia meratap, menderita, tetapi kedatangan Yesus kembali tidak ada seorangpun yang tahu. Ia pasti datang dan kedatangan-Nya kembali itu hanya Bapa di sorga yang tahu.dan yang menentukannya. Sebagai umat yang percaya kepada-Nya, hal kedatangan-Nya kembali bukan urusan kita, bukan hak dan bukan tugas kita. Itu adalah hak Bapa di sorga. Tugas kita sebagai umat yang telah diselamatkan adalah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya dengan tetap menyatakan Firman Tuhan dan kehendak-Nya dalam kehidupan yang Tuhan percayakan kepada kita masing-masing.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 18 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:
Matius 24:29-36 - Perumpamaan Tentang Pohon Ara
29. Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.
30. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
31. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.
32. Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
33. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
34. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi.
35. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
36. Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:
Markus 13:24-32.
Lukas 21:25-33.

Sabtu, 10 Desember 2011

Umat Tuhan Adalah Permata-Permata

Pengantar
Situasi kehidupan yang terjadi dan dihadapi sekarang ini tidak diharapkan dapat membuat kita bersorak gembira. Apalagi para penguasa yang sedang memerintah berlaku tidak adil dan semena-mena, lebih mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok atau partainya. Bahkan demi menjaga citra diri, penguasa melakukan banyak kebohongan dan pembohongan terhadap rakyat. Akibatnya, pemerintahan yang dijalankan tidak membawa kegembiraan dalam kehidupan masyarakat, tetapi justeru berbagai keluhan dan kesedihan. Nah, ketika rakyat mengeluh karena beratnya tekanan akibat kesulitan dan kemiskinan melanda maka pemerintah berjanji untuk segera bertindak memulihkan kehidupan rakyat. Namun, kenyataannya adalah "janji tinggal janji, parlente (berbohong) jalan terus". Artinya bahwa janji yang diucapkan oleh pemerintah tidak terealisasi dengan baik. Bahkan terkesan rakyat selalu dibohongi karena dalam setiap kesempatan pidato, pemerintah selalu mengatakan bahwa pemerintahan yang dijalankan telah berhasil menaikan pendapatan dan taraf kehidupan masyarakat serta menurunkan jumlah orang miskin dan pengangguran.

Telaah Perikop

Ayat 11-14, menjelaskan bahwa Tuhan sebagai Raja semesta, tidak seperti pemerintah atau para penguasa di negara kita. Tuhan telah berjanji untuk menyelamatkan umat-Nya maka Ia akan menepati janji-Nya. '... oleh karena darah perjanjian-Ku dengan engkau, Aku akan melepaskan ...'. Tuhan akan datang untuk melepaskan umat-Nya dari tempat mereka ditawanan dan membawa mereka kembali ke kota benteng. Semua kerugian yang dialami akibat penawanan akan dikembalikan dua kali lipat. Tuhan juga akan menjadikan umat-Nya bagaikan pedang di tangan-Nya sehingga memarangi bangsa-bangsa.
Ayat 15-16, menjelaskan tentang perlindungan Tuhan bagi umat-Nya ketika mereka berperang melawan musuh-musuhnya, Ia menyelamatkan mereka seperti kawanan domba. Tuhan juga akan membuat umat-Nya hidup tentram dan sejahtera di tanah-Nya. Tidak ada lagi ketakutan, kabar perang tidak lagi menghantui mereka.
Para teruna dan anak dara tumbuh dengan pesat karena kelimpahan gandum dan anggur. Tidak ada kekurangan makanan dan minuman di tanah milik Tuhan. Seluruh umat Tuhan hidup senang dan bahagia serta dimuliakan oleh Tuhan. Di tanah milik Tuhan, semua orang - besar dan kecil, tua dan muda, kaya dan miskin - selalu memuliakan Tuhan sehingga mereka tampak bagaikan permata-permata mahkota yang berkilau-kilau.

Refleksi

Negeri dan tanah tumpah darah Indonesia adalah milik Tuhan. Tuhan telah menganugerahkan negeri ini untuk kita tempati. Berbagai kandungan alam yang ada di dalamnya semestinya dapat membuat seluruh rakyat hidup sejahtera dan bahagia. Namun, kenyataannya sampai sekarang, semua orang mengeluh karena berbagai kesulitan melanda. Bahkan sebagai umat milik Tuhan, kita semakin tersisih oleh berbagai aturan dan undang-undang yang dihasilkan.

Pertanyaan Penuntun Diskusi

1. Apakah yang mesti kita lakukan jika sebagai umat Tuhan, kita masih saja ditawan dan ditindas oleh berbagai kebohongan dan kesulitan yang dilakukan oleh pemerintah atau orang-orang di sekitar?
2. Mengapa kita harus percaya kepada Tuhan Yesus, sang Raja semesta?
3. Bagaimana kita menata dan menjalani hidup di negeri dan tanah ini agar tampak mulia bagaikan permata-permata yang berkilau-kilau.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 14 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:

Zakharia 9:11-17
11. Mengenai engkau, oleh karena darah perjanjian-Ku dengan engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lobang yang tidak berair.
12. Kembalilah ke kota bentengmu, hai orang tahanan yang penuh harapan! Pada hari ini juga Aku memberitahukan: Aku akan memberi ganti kepadamu dua kali lipat!
13. Sebab Aku melentur Yehuda bagi-Ku, busur Kuisi dengan Efraim, dan Aku mengayunkan anak-anakmu, hai Sion, terhadap anak-anakmu, hai Yunani, dan Aku akan memakai engkau seperti pedang seorang pahlawan.
14. TUHAN akan menampakkan diri kepada mereka, dan anak panah-Nya akan melayang keluar seperti kilat. Dan Tuhan ALLAH akan meniup sangkakala dan akan berjalan maju dalam angin badai dari selatan.
15. TUHAN semesta alam akan melindungi mereka, dan mereka akan menghabisi dan menginjak-injak pengumban-pengumban. Mereka akan minum darah seperti minum anggur dan menjadi penuh seperti bokor penyiraman, seperti penjuru-penjuru mezbah.
16. TUHAN, Allah mereka, akan menyelamatkan mereka pada hari itu; seperti kawanan domba umat-Nya itu, sungguh, mereka seperti permata-permata mahkota yang berkilap-kilap, demikianlah mereka di tanah TUHAN.
17. Sungguh, alangkah baiknya itu dan alangkah indahnya! Teruna bertumbuh pesat karena gandum, dan anak dara karena anggur.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Rabu, 07 Desember 2011

Mahkota Bagi Sang Tunas

Kalau kita melihat ada "tunas" tumbuh dari batang pohon yang sudah lama ditebang maka kita mengatakan bahwa pohon itu hidup. Jika "tunas" itu terus tumbuh dan tidak ada yang memotongnya maka dipastikan bahwa "tunas" itu akan menjadi pohon besar seperti sebelum ditebang. Gambaran ini dipakai oleh nabi Zakharia untuk menjelaskan tentang kerajaan Yehuda setelah kembali dari tempat penawanan di Babel. Pembuangan dan penawanan yang dialami bangsa Yehuda, secara khusus terpangkasnya dinasti Daud oleh raja Babel dipahami bagaikan pohon yang telah ditebang. Tidak diharapkan lagi bahwa pohon tersebut akan bertunas dan hidup kembali. Kalau pun pohon itu bertunas maka sangat gampang dipangkas, sehingga tidak terus tumbuh dan membesar. 
Tuhan tidak ingin bangsa Yehuda hancur dan hilang. Tuhan juga tidak membiarkan keturunan Daud terputus untuk menduduki dan memimpin kerajaan Yehuda. Tuhan pun bertindak untuk menumbuhkan dan memelihara "tunas" yang telah ditumbuhkan-Nya. Kembalinya Yehuda dari tempat penawanan di Babel adalah pertanda awal bahwa "tunas" mulai tumbuh. Karena itu perlu dipelihara. Tugas memelihara telah dipercayakan kepada para imam yang selama di pembuangan terus menghidupkan pengharapan mesianis tentang raja dari keturunan Daud. Namun kelompok para imam tersebut perlu dipimpin oleh seorang imam besar. Di bawah kepemimpinan imam besar, Yehuda diharapkan terus tumbuh dan menjadi besar. Imam besar bertugas untuk memilih dan melantik raja dari keturunan Daud. Keduanya harus bersama-sama mendirikan bait Tuhan dan memerintah untuk menghadirkan kedamaian bagi seluruh bangsa.
Masalah yang dihadapi Zakharia adalah siapakah yang akan dipilih sebagai imam besar?. Kebanggaan diri sebagai imam besar dengan mahkota emas di kepala menyebabkan banyak orang yang muncul dan berusaha untuk menjadi imam besar. Berbagai permufakatan dan kesepakatan di kalangan para imam pun diambil untuk memilih dan menetapkan siapa yang layak menjadi imam besar. Namun, pilihan Tuhan akhirnya jatuh pada Yosua bin Yozadak. 
Tuhan memerintahkan Zakharia untuk memungut persembahan (perak dan emas) dari orang-orang yang baru kembali dari pembuangan. Dari semua persembahan itu, Zakharia disuruh untuk membuat mahkota emas dan atas perintah Tuhan juga, mahkota tersebut dikenakan di kepala Yosua bin Yozadak. Zakharia juga mengumumkan kepada seluruh bangsa tentang penetapan Tuhan bahwa Yosua bin Yozadak adalah sang "Tunas". Penetapan Tuhan penting guna mencegah upaya-upaya kelompok para imam untuk memilih orang lain. Penetapan Tuhan tersebut juga sebagai legitimasi bagi sang Tunas untuk mulai memerintah dan bekerja, memimpin bangsa, membangun bait Suci dan melakukan permufakatan untuk menghadirkan perdamaian dan kesatuan. Dengan demikian, semua orang akan datang dari jauh untuk membangun bersama.
Berbagai kekacauan dan persoalan yang melanda negeri ini menandakan bahwa pemerintahan dan kepemimpinan nasional tidak berlangsung dengan baik. Berbagai penggantian terhadap anggota kabinet atau pimpinan lembaga tinggi negara yang dilakukan presiden pun tidak menyelesaikan persoalan bangsa yang terjadi. Ya, presiden atau siapa pun pemimpin yang sedang memimpin negeri ini bukanlah sang "Tunas". Sang "Tunas" yang sesungguhnya adalah Tuhan Yesus. Dialah yang dipilih dan ditetapkan oleh Allah. Tuhan Yesus adalah Imam dan Raja kita, Dia datang untuk memerintah kehidupan kita. Dia datang untuk membangun semua hal yang telah hancur dalam hidup kita. Dia datang untuk menyatukan dan mendamaikan kita, baik dengan diri-Nya, dengan sesama dan dengan seluruh ciptaan.
Ini juga yang kita maknai melalui perjamuan kudus saat ini. Bahwa karena kasih-Nya dan demi menyelamatkan kita maka Tuhan Yesus rela korbankan tubuh dan darah-Nya. Mari nantikan kedatangan Tuhan Yesus dengan setia mendengar dan melakukan firman-Nya maka kita pun akan diberi mahkota oleh-Nya. Sambutlah Yesus dan berdamailah dengan semua orang.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 11 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:

Zakharia 6:9-15
9. Datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:
10. Pergilah pada hari ini juga ke rumah Yosia bin Zefanya dan pungutlah persembahan dari pihak orang-orang buangan, yaitu dari Heldai, Tobia dan Yedaya, semuanya orang-orang yang sudah datang kembali dari Babel,
11. pungutlah perak dan emas, buatlah mahkota dan kenakanlah itu pada kepala imam besar Yosua bin Yozadak;
12. katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN.
13. Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.
14. Dan mahkota itu akan tetap tinggal dalam bait TUHAN sebagai tanda peringatan akan Heldai, Tobia, Yedaya dan akan Yosia bin Zefanya.
15. Orang-orang dari jauh akan datang untuk turut membangun bait TUHAN; maka kamu akan mengetahui bahwa TUHAN semesta alam yang mengutus aku kepadamu. Dan hal ini akan terjadi, apabila kamu dengan baik-baik mendengarkan suara TUHAN Allahmu."

Bacaan Alkitab Lainnya:

Senin, 05 Desember 2011

Bersiaplah Karena Hari Tuhan Akan Datang

Pengantar
Surat 2Petrus ini ditujukan kepada seluruh umat Kristen pada zaman Gereja mula-mula. Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru palsu yang membawa ajaran yang sesat dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak patut yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru itu.
Supaya jemaat tidak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, mereka harus berpegang pada ajaran yang benar tentang Allah dan tentang Yesus Kristus - yaitu ajaran yang disampaikan oleh orang-orang yang telah menyaksikan dan mendengar sendiri ajaran Yesus, yaitu para Rasul - termasuk Petrus. 
Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah ajaran dari guru-guru palsu bahwa Kristus tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya. Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Allah tidak mau seorang pun binasa. Ia ingin supaya semua orang bertobat dari dosa-dosanya.
Rasul Petrus berdukacita atas perkembangan buruk yang terjadi pada waktu itu dalam beberapa jemaat. Ia juga merasa bahwa tidak lama lagi ia akan meninggal dunia (2Petrus 1:14). Kematian Petrus terjadi kira-kira tahun 68 AD (Anno Domini). Oleh sebab itu inilah pesan-pesannya yang penting, bukan hanya bagi jemaat pada masanya tetapi juga bagi Gereja Tuhan di sepanjang masa, yang menghadapi pergumulan yang sama, termasuk kita yang hidup di masa kini.

Telaah Ayat
Ayat 8: (lihat Bacaan Alkitab Utama di bawah).
* Allah mengingat perjanjian-Nya dan Ia akan menyatakan kuasa-Nya pada waktu-Nya. Waktu Tuhan tidak sama dengan waktu manusia. Waktu bukanlah merupakan kunci utama bagi Allah untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Jika Allah masih menangguhkan penghukuman-Nya atas orang-orang fasik, itu karena kasih-Nya. Ia masih membuka pintu pertobatan selama mungkin agar orang-orang yang fasik bertobat dan kembali kepada-Nya. Hal ini tidak boleh dilupakan oleh jemaat, demikian pesan rasul Petrus dalam ayat 8 ini : "Yang satu ini tidak boleh kamu lupakan" ...

Ayat 9: (lihat Bacaan Alkitab Utama di bawah).
* Ayat 9 kembali menegaskan apa yang diungkapkan dalam ayat 8 bahwa Tuhan Yesus tidak pernah melupakan janji-Nya kepada umat-Nya untuk datang kembali menjemput umat yang dikasihi-Nya itu. Ajaran ini pun ingin dilenyapkan dari hati dan pikiran jemaat oleh para guru palsu itu, agar jemaat kehilangan pengharapan dan percaya kepada hal-hal yang lain.

Ayat 10: (lihat Bacaan Alkitab Utama di bawah).
* Bahwa hari Tuhan itu pasti akan datang tetapi tidak seorang pun yang mengetahui kapan hal itu akan berlangsung sebab semua itu merupakan "rahasia Allah". Hari Tuhan menyatakan kuasa dan penghakiman-Nya akan datang secara tiba-tiba, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Sebutan "hari Tuhan akan tiba seperti pencuri" mengacu pada perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 24:42-43, hal ini jugalah yang sangat ditekankan pada zaman Gereja mula-mula (bandingkan juga 1Tesalonika 5:2; Wahyu 3:3; Wahyu 16:15). Disamping itu, sebutan "langit akan lenyap" - seperti dikemukakan oleh Tuhan Yesus dalam Markus 13:31 menunjukkan bahwa segala hal itu memang akan terjadi tetapi kapan hal itu terjadi merupakan "rahasia" dari Allah sendiri, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Oleh sebab waktunya tidak ada yang tahu, maka jemaat hendaknya dapat menggunakan waktu yang masih ada ini dengan sebaik-baiknya untuk menata diri menyambut kedatangan Tuhan.

Untuk Direnungkan
Masa penantian kedatangan Kristus kembali inilah yang merupakan masa Adven yang sesungguhnya. Sudahkah saudara dan saya mempersiapkan diri menyongsong kedatangan-Nya ???

Pertanyaan Untuk Diskusi
1. Siapakah penulis surat 2Petrus ini?
2. Apakah tujuan si penulis menulis surat ini?
3. Menurut saudara, apakah yang menjadi pesan penting dari surat ini bagi Gereja Tuhan pada umumnya (di sepanjang sejarah) dan khususnya bagi kita selaku Gereja-Nya di masa kini?

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 07 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:

2Petrus 3:8-10
8. Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
9. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
10. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

Bacaan Alkitab Lainnya:

2Petrus 1:14
Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Matius 24:42-43 
42. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.
 
43. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 

1Tesalonika 5:2
karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.
 
Wahyu 3:3
Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
 
Wahyu 16:15
Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.

Markus 13:31
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.

Sabtu, 03 Desember 2011

Panggilan Hidup Sebagai Umat Allah

Rasul Petrus mengawali nasihatnya dalam surat 2Petrus 1: ini dengan menyadarkan jemaat pada panggilan mereka sebagai "umat Allah".
Bahwasanya setiap orang yang telah menerima anugerah keselamatan didalam Kristus Yesus, telah menerima Roh Kudus (kuasa Ilahi-Nya). Roh Kudus sebagai kuasa Allah yang Mulia dan Ajaib itu telah memanggil setiap orang percaya untuk mengenal Kristus sebagai Juruselamat. Roh Kudus itu juga yang selanjutnya menuntun setiap orang percaya dalam jemaat untuk senantiasa hidup dalam kesalehan, yaitu kehidupan yang mencerminkan kehidupan Kristus (ayat 3).
Di satu sisi, oleh karena mutu kehidupan Tuhan Yesus yang Mulia dan Istimewa, orang percaya dapat menerima perjanjian untuk mendapat bagian dalam kodrat Allah (kodrat Ilahi). Berdasarkan pribadi Kristus dan persekutuan dengan-Nya yang diwujudkan dalam iman, orang kristen didunia ini dan sekarang ini mengalami kemungkinan hidup luput dari dosa dan kecemarannya, sehingga makin bertumbuh menyerupai kehidupan Tuhan Yesus. Sementara itu di sisi yang lain, proses kehancuran dengan tiada hentinya dialami oleh segala sesuatu yang fana. Hal tersebut menimpa dunia ini akibat kejatuhan manusia kedalam dosa, karena manusia telah membuka jalan untuk "hawa nafsu" (ayat 4).
Jemaat dengan demikian hendaknya terus berusaha dengan sungguh-sungguh menumbuhkan dan menambahkan imannya dengan berbagai kebajikan. Selanjutnya kepada kebajikan pengetahuan. Artinya, iman harus nampak dalam kebajikan (perbuatan baik dan hidup berkesusilaan yang tinggi) dan kehidupan ini hanya dapat terjadi bila didukung oleh pengenalan akan Allah yang mantap atau dalam istilah yang digunakan Rasul Petrus : "pengetahuan" (ayat 5). Setelah jemaat memperoleh pengenalan dan pengetahuan yang benar tentang Allah. Jemaat juga perlu hidup dalam penguasaan diri sebagai wujud penerapan iman-nya dalam sikap hidup. Agar jemaat dapat tetap menguasai diri, jemaat harus memiliki ketekunan iman. Ketekunan iman itulah yang akan mengarahkan hidup jemaat pada kesalehan. Hidup dalam kesalehan akan mendorong jemaat untuk berbuah lebat di dalam Kasih. Jemaat hidup saling mengasihi terhadap sesama saudara seiman bahkan mampu mengasihi semua orang (ayat 6-7).
Selanjutnya, jika jemaat hidup dalam kasih yang berlimpah-limpah maka jemaat semakin hari semakin mengenal Kristus dengan lebih baik dan lebih dekat lagi. Mereka akan terdorong untuk melakukan segala sesuatu dengan semangat dan dengan demikian akan berhasil karena dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dengan melakukan hal-hal tersebut, jemaat akan semakin jelas  mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (ayat 8).
Sebaiknya, jika jemaat tidak memiliki kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih, maka mereka akan hidup dalam kegelapan (ibarat orang yang buta - tidak pernah melihat terang/cahaya). Buta dalam hal ini tentu secara rohani (buta iman-nya) dan juga "picik" yaitu tidak mampu melihat makna mujizat pengampunan dosa dan penyucian yang dikerjakan oleh Allah (ayat 9).
Dengan kata lain, iman Kristen bukanlah suatu rumusan teori yang hanya indah kedengarannya saja, tetapi juga merupakan dasar sikap hidup dan perilaku sehari-hari dari setiap orang yang ber-iman. Hal ini penting karena Allah telah memperlengkapi setiap orang percaya dengan segala perlengkapan yang diperlukan. Hal ini bertujuan agar ada pertumbuhan dan kemajuan yang terjadi pada setiap orang Kristen sehingga suatu hari kelak, setiap orang percaya itu dapat mempertanggung jawabkan kehidupan dan perbuatannya dihadapan Allah sang pemberi kehidupan. Seluruh kehidupan orang yang percaya hendaknya menjadi suatu "persembahan" yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, itulah tanda syukur kita kepada Allah selaku umat-Nya. Ia telah mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menebus segala dosa kita.
Di Minggu Adven yang kedua ini, marilah kita mempersiapkan diri menyambut Yesus Kristus, Putra Allah, yang sudah, sedang dan akan datang ke dunia ini, dengan penuh rasa syukur dan tekad sebagai Gereja-Nya, kita terus membenahi diri, agar kita layak menjadi "mempelai-Nya".

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 04 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:

2Petrus 1:3-9
3. Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
4. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
5. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
6. dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
7. dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
8. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
9. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.