Kamis, 15 Maret 2012

Kepemimpinan Dibawah Kontrol Kuasa Firman

Dari bacaan Alkitab disini dapat dipahami kalau Allah sedang menyatakan kuasa-Nya dari tempat-Nya yang Maha Tinggi. Berdasarkan logika, bahwa realitas kuasa Allah itu melampaui dari segala kuasa manusia di bumi. Senada dengan pengajaran "Ilmu Agama-Agama", yakni Allah itu bersemayam dan berkuasa ditempat-Nya yang Maha Tinggi yang tidak terhampiri oleh akal-budi manusia yang menghuni bumi. Bagi keKristenan, setinggi apapun kuasa Allah itu, sesungguhnya dapat saja terhampiri oleh akal-budi manusia, jika manusia ciptaan Allah mau menghadirkan kerohanian yang mendalam didalam rohaninya. Tentu dalam upaya menghadirkan Allah, sebagaimana fenomena kehadiran Firman-Nya di bumi manusia seperti disaat kekinian. Kehadiran Firman yang harus didaulat, sebab memiliki kuasa terhadap segala bentuk kehidupan di bumi, Secara substansial, fenomena kehadiran Firman yang berkuasa itu, adalah kehadiran Allah yang berkuasa atas segala "apa yang ada" sebagai isi kandungan bumi. Dan seluruh isi kandungan bumi "yang bernafas" semuanya diciptakan oleh kuasa tangan Allah.

Uniknya, Allah yang berkuasa disini bukannya didaulat, melainkan nampak sekali ditantang oleh kuasa Firaun. Dan Firaun tidak sekedar menampakan kuasanya, melainkan dia telah menjadi simbol kehadiran manusia yang memiliki "hati yang keras" dihadapan Allah. Serta Firaun yang memiliki rohani yang menguasai dan membenarkan kehadiran "banyak tuhan" atau "banyak dewa" yang dibuat oleh tangan-tangan orang Mesir. Membuat Firaun menempatkan diri diatas kuasa Allah. Karena itu, wajar saja kalau Firaun selalu berhati keras terhadap kuasa Firman sebagai wujud kuasa Allah yang selama ini melalui kehadiran kuasa firman-Nya selalu diserukan oleh Musa dihadapan Firaun. Inti seruan Musa itu menyatakan : bahwa melalui kuasa Firman, Allah menghendaki agar Israel dapat dikeluarkan dan dibebaskan dari perbudakan di Mesir dan segera membiarkan Israel untuk melakukan ibadah kepada Allah. Tetapi Firaun tidak pernah memenuhi kehendak Firman yang berkuasa, justru Firaun terus-menerus menentang Allah yang pada hakekat-Nya berkuasa atas orang-orang di Mesir.

Dalam hal ini, sudah seringkali Firaun menyampaikan janji-janjinya terhadap Musa kalau Firaun sendiri akan memenuhi kehendak Allah. Seperti apa yang terlihat melalui pola rohaninya, bahwa Firaun meminta dan memerintahkan Musa untuk pergi berdoa kepada Allah, agar Dia yang berkuasa mau membebaskan tulah-tulah yang didatangkan-Nya selama ini di Mesir. Disinilah Firaun berjanji jikalau setelah doa Musa dipenuhi oleh Allah dan tidak ada lagi tulah-tulah yang didatangkan melalui kuasa Allah itu, maka Firaun akan memenuhi janjinya, yakni membiarkan Israel keluar dan bebas untuk pergi dan segera beribadah kepada Allah. Tetapi sangat disesali, bahwa Firaun selalu ingkar atas janji-janjinya kepada Musa bahkan terlebih khusus kepada kuasa Allah.

Bagaimanapun Allah yang berkuasa atas orang-orang Mesir tetap menimpali Firaun dengan tulah-tulah-Nya, sekalipun itu tidak dapat merubah sikap keras hatinya Firaun. Dan bagaimanapun Allah tetap mempergunakan kuasa-Nya yang pada akhirnya dapat dilihat sendiri, bahwa Firaun atau orang-orang Mesir diyakinkan oleh Allah bahwa sesungguhnya Dia lebih unggul dan Dia pun lebih berkuasa dari segala kuasa "yang ada" di bumi. Kuasa Allah itu telah diperlihatkan-Nya kepada Firaun atau kepada orang-orang Mesir, bahwa Dia melampaui segala adat-istiadat atau peradaban Firaun atau peradaban orang-orang Mesir, bersama segala karya cipta yang terkait dengan upaya yang selama ini telah menghadirkan "tuhan tuhan" atau "dewa dewa" di Mesir. Serta bagaimanapun Allah telah memperlihatkan kuasa-Nya, bahwa Allah senantiasa mendekati dan mempergunakan orang-orang dalam lingkungan Mesir, seperti Musa dan Harun. Mereka berdua itu dihadirkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin-pemimpin dalam upaya membawa Israel bebas dan keluar dari Mesir. Mesir adalah sebuah negeri yang terkenal dengan sebutan "negeri seribu tuhan" atau "negeri seribu dewa".

Upaya membebaskan Israel sangatlah penting bagi Musa dan Harun untuk merapatkan diri, sebagai satu kesatuan pribadi yang diharapkan Allah agar dapat membawa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Oleh sebab itu, para pemimpin tidak dapat menjalankan kepemimpinan seorang diri. Mereka itu harus memiliki partner kepemimpinan, supaya terhindar dari kepemimpinan yang "individualistis". Dan terkesan "otoriter" yang tidak baik untuk suatu kepemimpinan, apalagi di lembaga yang bersifat ke-Tuhan-an, maupun juga di lembaga-lembaga sekuler. Dalam hubungan ini, Musa dan Harun merupakan ke-dwi-tunggalan dalam kepemimpinan yang dibenarkan oleh Allah. Sebuah pembenaran yang dilakukan oleh Allah sendiri ditengah-tengah kuasa Firaun di Mesir yang kepemimpinannya tidak pernah dibenarkan oleh Allah.

Ke-dwi-tunggalan dalam kepemimpinan selalu nampak, ketika Musa menjalankan perintah Allah yang diteruskannya kepada Harun untuk berseru kepada Firaun agar melepaskan Israel dari Mesir. Jika hatinya Firaun bersikeras untuk tidak mau mendengarkan seruan Harun, maka Allah mendatangkan mujizat sebagai tanda hukuman terhadap kekerasan hati Firaun, juga terhadap kerasnya hati orang-orang Mesir. Supaya Firaun dan orang-orang Mesir tahu, bahwa Allah Musa itu adalah juga Allah Harun, dan adalah juga Allah-nya Israel yang mengacungkan "amarah" kuasa tangan-Nya dihadapan Firaun, apabila Firaun tidak melepaskan Israel dari Mesir.

Secara hakiki, kita disebut sebagai "Israel baru" yang telah memperoleh pembenaran dari Allah untuk memaknai alam kebebasan yang diciptakan-Nya. Kita tidak bisa berpangku-tangan, malainkan harus mengacungkan tangan kita keatas sebagai isyarat, bahwa kita adalah "pemimpin". Khususnya pemimpin spiritual (kerohanian) yang harus memiliki "jiwa pembangun" didalam melaksanakan kepemimpinan yang rendah hati bagi kehidupan di bumi ciptaan Allah. Kita harus bisa membangun kepemimpinan dibawah kontrol kuasa Allah yakni melalui kehadiran kuasa firman-Nya, untuk memberi motivasi kepada orang-orang lain agar melakukan suatu kegiatan "tertentu" secara seksama yang berkenan bagi Allah dan yang bernilai kebaikan bagi sesama didalam lingkungan hidup yang diciptakan oleh Allah. Allah itu sungguh-sungguh berkuasa dan melalui kuasa-Nya selalu membebaskan dan mengeluarkan kita dari "kemelut kehidupan" yang selalu nampak disekitar kita. Dan marilah kita segera beribadah kepada "Allah Yang Maha Kudus" dalam upaya memasuki masa depan kehidupan yang selalu berada dibawah kontrol kuasa firman-Nya. Amin.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 18 Maret 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Keluaran 7:1-7
  1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.
  2. Engkau harus mengatakan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan Harun, abangmu, harus berbicara kepada Firaun, supaya dibiarkannya orang Israel itu pergi dari negerinya.
  3. Tetapi Aku akan mengeraskan hati Firaun, dan Aku akan memperbanyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang Kubuat di tanah Mesir.
  4. Bilamana Firaun tidak mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat.
  5. Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka."
  6. Demikianlah diperbuat Musa dan Harun; seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka, demikianlah diperbuat mereka.
  7. Adapun Musa delapan puluh tahun umurnya dan Harun delapan puluh tiga tahun, ketika mereka berbicara kepada Firaun.
Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 15 Maret 2012 18:48

0 komentar:

Posting Komentar