Kamis, 29 Maret 2012

Prioritas Yesus

Pendahuluan
Didalam batas-batas tertentu perasaan ingin diterima, ingin diakui dan ingin dihargai, adalah kebutuhan kejiwaan manusia yang wajar. Namun awas bila berlebihan, bisa jatuh dalam godaan untuk meninggikan dan membesarkan diri, pada posisi dan kedudukan tertentu. Seperti halnya dalam keberadaan sebagai presbiter atau pengurus PelKat/Komisi, atau ketika keberadaan kita di gereja bukan lagi sebagai warga jemaat biasa, seringkali mendapat kehormatan dan menjadi perhatian. Disinilah ada tantangan dan godaan yang dihadapi, yaitu mengharapkan pelayanannya diakui atau dipuji orang lain serta mencari popularitas diri sendiri. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa ada saja orang di lingkungan gereja yang mau melayani, jika hal itu dirasa dapat mendatangkan keuntungan/pujian atau demi popularitas. Hal itu membuat seseorang telah jatuh pada godaan membesarkan diri serta kehilangan orientasi dalam menetapkan yang utama dalam kehidupannya.

Pemahaman Perikop
Kenyataan yang diungkapkan diatas, berbeda dengan apa yang kita lihat pada Yesus, meski mulai terkenal setelah Ia membangkitkan Lazarus, kemudian Ia diarak keliling kota Yerusalem. Yesus menjadi sangat terkenal dan diakui apa yang telah diperbuatnya, bahkan orang-orang Yunani pun mengetahuinya, sehingga ada beberapa orang Yunani yang ingin bertemu dengan-Nya (Yohanes 12:20-21). Pada saat berita itu sampai kepada-Nya, Dia berkata, "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan". Jawaban Tuhan Yesus bagi mereka terdengar janggal, sebab Ia justru bicara soal waktu dan kemuliaan (Yohanes 12:23). Apakah ini berkaitan dengan ketenaran pelayanan-Nya yang mulai merambah bahkan sampai diluar bangsa Israel, atau apakah Yesus makin dicari-cari dan dipuji?. Tidak!. Kemuliaan yang Tuhan maksudkan bukanlah kemuliaan seperti itu. Sebenarnya Yesus bicara tentang kematian-Nya di kayu salib yang semakin dekat. Dan kematian-Nya di kayu salib dikaitkan dengan saat kemuliaan.

Inilah ciri khas Injil Yohanes yang memaparkan kematian Kristus bersifat positif. Karena itu makna "kematian" Kristus dipergunakan kata "dimuliakan" (doxazo). Dalam Injil Yohanes pasal 12, beberapa kali menggunakan kata "dimuliakan", "memuliakan" (doxazo) yang menunjuk kematian Kristus. Demikian juga penegasan diri-Nya sebagai Anak Manusia, memang telah ditentukan jalan hidup-Nya untuk mati. Selanjutnya Yesus mengumpamakan kematian-Nya seperti biji gandum yang jatuh ke tanah agar dapat menghasilkan banyak buah. Dengan demikian orang-orang Yunani sebagai wakil dari bangsa-bangsa diluar Israel juga mendapat anugerah keselamatan Allah. Kematian Kristus tidak hanya berdampak kepada sekelompok umat tertentu saja, tetapi juga kepada seluruh umat manusia. Itu sebabnya kematian Kristus di kayu salib bukanlah suatu kehinaan yang harus dihindari, sebaliknya menjadi berkat bagi orang banyak.

Kesimpulan
Oleh karena itu penting bagi kita sebagai warga jemaat dalam memasuki masa Prapaskah I untuk mengingat :
Pertama,
sesungguhnya tidak ada kemuliaan tanpa salib, maka setiap orang harus menyangkal diri, atau menanggalkan kebiasaan sebelumnya yang mencari pengakuan dan pujian dari pelayanannya kepada Tuhan. Dalam kesediaan kita untuk memikul salib atau menanggung segala bentuk penderitaan sebagai konsekwensi dari pelayanan, disitulah sesungguhnya kita memuliakan Yesus.
Kedua,
merupakan tugas orang percaya untuk membawa orang datang dan mengenal Kristus yang disalib serta dimuliakan sebagai pusat pemberitaan. Sebab didalam salib itulah Yesus menunjukkan ketaatan, kesetiaan, dan kuasa yang sempurna, sehingga menghasilkan kehidupan-kehidupan yang lebih baik (biji gandum). Oleh karena itu mudah bagi kita memahami apakah pelayanan yang dilakukan untuk kemuliaan Tuhan atau tidak. Sebab pelayanan yang mempermuliakan Tuhan melalui salib akan menghasilkan buah, yaitu bertumbuhnya kehidupan-kehidupan umat menjadi lebih baik secara rohani, atau membawa kesukaan dan berkat bagi banyak orang.

Dalam menghayati pokok ini, ada kutipan yang patut kita renungkan, yang menyatakan : "No cross, no Crown, No Guts, no glory". Tanpa salib, tak ada kemuliaan. Melalui saliblah, Yesus menunjukkan ketaatan, kesetiaan dan kuasa yang sempurna.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 01 April 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Yohanes 12:20-33
  1. Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.
  2. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."
  3. Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.
  4. Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
  5. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
  6. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
  7. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
  8. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
  9. Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!"
  10. Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata: "Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia."
  11. Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena Aku, melainkan oleh karena kamu.
  12. Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar;
  13. dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
  14. Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

Post: 29 Maret 2012 16:05

0 komentar:

Posting Komentar