Kamis, 02 Februari 2012

Jangan Suka Pamer Kekuasaan

Salah satu yang istimewa dari Daniel adalah ia selalu produktif sekalipun usianya tidak muda lagi. Dulu ia pernah memberitahukan arti mimpi raja Nebukadnezar (Daniel 2:26-45), dan kemudian setelah tampuk pemerintahan dipegang oleh anaknya, Belsyazar, Daniel sendiri mendapat penglihatan dalam mimpinya. Jadi pada dua masa pemerintahan kerajaan Babel, Daniel tetap eksis, lebih dari itu ia tidak kehilangan produktifitasnya. Bahkan kemudian ketika orang Israel sudah pulang kembali ke Yerusalem di zaman raja Koresy, Daniel tetap mendapat penglihatan (Daniel 10:1). Dari Babel ia melihat masa depan.

Daniel mendapat penglihatan dalam mimpinya, artinya ia bukan sedang bermimpi melainkan penglihatan ini masuk kedalam mimpinya. Dapat dimaklumi bila kemudian ia menuliskan apa yang dilihatnya itu agar menjadi jelas bahwa penglihatan itu bukan berasal dari pikirannya sendiri, tapi sesuatu yang diberikan Allah kepadanya. Penglihatan ini sebetulnya hampir sama dengan mimpi Nebukadnezar, namun yang dikisahkan disini ialah empat binatang aneh yang belum pernah ada sebelumnya. Keempat binatang itu sesungguhnya sedang memamerkan kuasanya masing-masing. Yang pertama, seekor singa dengan sayap burung rajawali yang tiba-tiba berubah menjadi "berhati" manusia. Kedua, seekor beruang dengan tiga tulang rusuk yang masih tersisa dalam mulutnya bagai seekor predator yang sedang memamerkan mangsanya. Ketiga, macan tutul dengan empat sayap burung dan empat kepala yang memiliki kekuasaan. Sedangkan yang keempat tak jelas serupa dengan apa oleh karena sedemikian menakutkan dan dahsyat. Lebih dari itu binatang ini memiliki mata seperti mata manusia dan mulut yang sombong. Lalu penglihatan Daniel berpindah ke situasi pengadilan ketika muncul seorang tua yang sangat anggun duduk di takhta bersama Majelis Pengadilan. "Yang Lanjut Usianya" ini pastilah Allah Sang Pengadil. Pameran kekuasaan itu akhirnya berujung pada hukuman.

Kalau semua penglihatan ini dimaknai sebagai kerajaan-kerajaan yang akan datang, maka Babel tidak akan berumur panjang. Pada mulanya Allah memang memakai Babel untuk menghukum Israel, tapi kemudian "si penakluk" itu akan ditaklukan juga oleh yang lain. Begitu kira-kira jalan ceritanya, seperti roda kekuasaan yang terus berputar. Tapi pertanyaan ini terasa cukup mengganjal, mengapa empat binatang itu disejajarkan dengan kerajaan-kerajaan yang akan datang?. Bila kerajaan bersangkut paut dengan soal kuasa, seolah mau dikatakan ada kesamaan di antara kekuasaan dan sifat mahluk itu sendiri. Bahwa kekuasaan memiliki kecenderungan yang sama seperti binatang untuk memangsa dan menghabisi lawanya. Dengan adanya kecenderungan ini maka tak heran bila hal-hal yang menyangkut kekuasaan selalu memakan korban. Lihatlah ciri-ciri ini, garang, tidak berbelas kasihan, suka pamer kekuatan, angkuh dan sombong. Kalaupun ada yang "berhati manusia" hal itu bukanlah pengecualian. Tapi kita diingatkan, sama seperti semua binatang itu pada akhirnya dibawa ke sidang pengadilan Ilahi, maka semua penyimpangan yang dilakukan oleh pemangku kekuasaan akan dihakimi, dan Allah telah siap dengan keputusan-Nya. Tak ada satupun yang tak tercatat dalam kitab kehidupan, semua apa adanya. Sebesar apapun kuasa dan sekuat apapun penguasa membentengi dirinya akan seperti "macan ompong" ketika berhadapan dengan sidang pengadilan ini.

Renungan ini bukan bermaksud agar kita menghindari kekuasaan, sebab kuasa pada dasarnya bukan barang haram. Cuma kita diingatkan, kuasa tidak perlu ditampilkan secara berlebihan sehingga menjadi "monster" bagi siapa saja, baik pemangkunya maupun orang lain. Jangan suka memamerkan kekuasaan, apalagi bertujuan agar orang takut kepada kita. Kuasa itu sebetulnya diberikan untuk melengkapi kita dalam menjalankan panggilan hidup masing-masing, sebagai apapun kita, bukan untuk berkuasa atas segala sesuatunya dan bukan untuk menakut-nakuti orang. Kekuasaan memang bisa membesarkan kita, tapi sebaliknya kita pun bisa membesarkan kuasa sedemikian rupa. Tapi ingat, ketika kekuasaan semakin besar, resikonya kita akan digilas oleh kekuasaan itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan kearifan agar kuasa yang kita miliki, besar atau kecil, menjadi berkat bagi kita dan orang lain.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 05 Februari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Daniel 7:1-10
1. Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan mendapat penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan inilah garis besarnya:
2. Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar,
3. dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
4. Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia.
5. Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak.
6. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan.
7. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh.
8. Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong.
9. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;
10. suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Daniel 2:26-45
26. Bertanyalah raja kepada Daniel yang namanya Beltsazar: "Sanggupkah engkau memberitahukan kepadaku mimpi yang telah kulihat itu dengan maknanya juga?"
27. Daniel menjawab, katanya kepada raja: "Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum.
28. Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang. Mimpi dan penglihatan-penglihatan yang tuanku lihat di tempat tidur ialah ini:
29. Sedang tuanku ada di tempat tidur, ya tuanku raja, timbul pada tuanku pikiran-pikiran tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari, dan Dia yang menyingkapkan rahasia-rahasia telah memberitahukan kepada tuanku apa yang akan terjadi.
30. Adapun aku, kepadaku telah disingkapkan rahasia itu, bukan karena hikmat yang mungkin ada padaku melebihi hikmat semua orang yang hidup, tetapi supaya maknanya diberitahukan kepada tuanku raja, dan supaya tuanku mengenal pikiran-pikiran tuanku.

Daniel 10:1
Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; firman itu benar dan mengenai kesusahan yang besar. Maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu.

Bacaan Alkitab Pararel:

0 komentar:

Posting Komentar