Senin, 06 Februari 2012

Sabar Menjadi Saksi

Pengantar

Siapa yang tahan menyaksikan orang berlagak sesuka hatinya didepan mata kita. Rasanya kita ingin menghentikan orang itu, tidak bisa dibiarkan bertingkah semaunya. Tapi kita sering tak berdaya oleh karena bermacam sebab, takut menegur karena dia atasan kita, takut kena 'getah'nya, takut menanggung resiko, dan sebagainya. Dalam banyak hal kita hanya bisa diam dan menjadi saksi atas kesewenang-wenangan yang dilakukan orang lain, akibatnya kita sendiri tertekan. Penglihatan Daniel kali ini sama sekali tidak menyenangkan. Ia harus menyaksikan sesuatu yang semakin lama semakin tidak terbendung didepan matanya. Bayangkan perasaan Daniel menyaksikan semua ini, kalau kita pasti gemas, marah, sekaligus bingung karena tidak dapat berbuat apa-apa. Masalahnya karena saat itu kita hanya boleh menjadi saksi.

Telaah Perikop

Inilah yang terjadi dengan Daniel, ia sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa, diam membisu oleh karena saat itu ia hadir sebagai saksi. Ini sebetulnya bagian yang paling sulit, mencoba bertahan meski semua yang terjadi didepan matanya amat menyebalkan, sementara ia sendiri hanya berdiri untuk menjadi saksi. Ini tentu butuh kekuatan yang luar biasa, sebab apa yang disaksikan adalah sesuatu yang semakin lama semakin tak terkendali. Tanduk yang mulanya kecil lalu semakin besar semakin menjadi-jadi dan berbuat sesuka hatinya. Ia bertingkah terhadap siapa saja, bala tentara langit dan bintang-bintang dijatuhkannya ke bumi. Bukan hanya itu, ia pun menantang Panglima bala tentara, menghancurkan tempat kudus dan menggeser ritual korban dengan ibadah kefasikan. Ia menghempaskan kebenaran. Hebatnya semua yang dilakukannya dengan congkak itu berhasil, sebab tak ada yang mampu membendungnya. Dalam kegelisahannya Daniel bertanya sampai kapan keangkuhan dan kecongkakan itu berlangsung, berapa lama lagi ia harus bertahan menyaksikan semuanya ini?. Jawabannya, sampai waktu tertentu maka semuanya akan dipulihkan.

Kalau kisah ini benar-benar terjadi pada kita sekarang, bagaimana reaksi kita?. Mungkin kita akan berkata, kita tidak boleh tinggal diam, kita harus melakukan sesuatu. Orang lain mungkin akan berkata, kita hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan. Masalahnya, dapatkah kita bertahan untuk menjadi saksi semua kefasikan, dimana orang bukan hanya berbuat jahat terhadap sesamanya tapi juga berani melawan Tuhan. Yang kita butuhkan ialah kekuatan dan daya tahan untuk menjadi saksi semua perilaku congkak yang terjadi disekitar kita. Kita butuh kesabaran untuk bertahan ditengah-tengah semakin banyaknya orang yang lupa diri. Tuhan menyuruh kita ada disana untuk melihat bagaimana Ia sendiri yang akan bertindak terhadap semua kejahatan itu. Karena itu semestinya kita menjadi pribadi yang semakin takut akan Dia. Kalau kejahatan dan orang jahat mengklaim dirinya berhasil, itu bukan akhir cerita. Perlu kesabaran untuk melihat apa yang ada diujung cerita itu dengan tetap menjaga kemurnian sebagai saksi. Kita harus meyakini dunia ini bukan dikendalikan oleh orang jahat, meskipun sekali waktu tampaknya Tuhan membiarkan diri-Nya seakan 'dikalahkan' oleh orang jahat. Tapi mereka tak akan pernah menggantikan tempat Sang Pengendali kehidupan yang akan memulihkan segalanya tepat pada waktunya. Berbahagialah orang yang menjadi saksi atas semua itu.

Pertanyaan Reflektif

1. Mengapa banyak orang semakin diberkati semakin sombong, apa yang membuat mereka lupa diri?.

2. Bagaimana caranya agar kita dapat bertahan menyaksikan ulah manusia yang tidak takut akan Tuhan?.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 08 Februari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Daniel 8:9-14
9. Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai.
10. Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
11. Bahkan terhadap Panglima bala tentara itupun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
12. Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apapun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
13. Kemudian kudengar seorang kudus berbicara, dan seorang kudus lain berkata kepada yang berbicara itu: "Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari dan kefasikan yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan bala tentara yang diinjak-injak?"
14. Maka ia menjawab: "Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar."

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:
Post: 06 Feb 2012 21:08

0 komentar:

Posting Komentar