Selasa, 03 Januari 2012

Andalkan Tuhan Jangan Andalkan Insan

Catatan Pengantar

Menurut judulnya, perikop kita adalah sebagian dari Mazmur Daud. Maka untuk mengerti apa yang dikatakan didalamnya, kita perlu mengingat kembali pengalaman Daud. Sebab dengan belajar dari pengalaman-pengalaman itulah Daud kemudian menulis Mazmur. Mazmur adalah refleksi iman yang ditimba dari pengalaman kehidupan dan kemudian dituangkan dalam bentuk puisi.

Dari sejarah kehidupan Daud sebagaimana yang bisa kita ikuti dalam Kitab 1Samuel 16 - dst, kita tahu bahwa Daud memiliki pengalaman-pengalaman luar biasa. Pengalaman ketika dia masih menjadi seorang anak gembala. Pengalaman sebagai buronan kerajaan. Pengalaman menjadi Raja. Pengalaman dikhianati oleh anak sendiri yang ingin merampas takhta dan pengalaman dengan orang-orang sekitar yang mestinya bisa dipercaya. Dia bertemu dengan orang-orang sombong. Juga dengan orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Dari pengalaman yang kaya inilah Daud menulis Mazmur-nya yang sampai ke tangan kita.

Catatan Kritis

Salah satu ciri manusia yang penting adalah 'cari senang sendiri'. Hal ini nampak dalam semua bidang kehidupan. Kalau orang mengalami kesusahan dia akan mencari pertolongan agar lepas dari kesusahannya. Kalau dalam kelimpahannya orang didatangi sesamanya yang susah maka sedapat mungkin berkelimpahan akan menghindar. Dia malahan tidak ragu untuk berbohong dan mengatakan bahwa dirinya juga sedang susah. Pertolongan akan diberikan begitu rupa sehingga tidak berakibat apapun bagi status mapannya. Daud tidak mengemukakan kenyataan ini karena belajar ilmu sosiologi dan etika yang umum. Daud mengemukakan hal ini dari praktek kehidupan yang dialaminya sendiri. Dan pengalaman itu membuat hatinya perih.

Dalam pelarian sebagai buronan kerajaan, Daud mengalami bagaimana dalam susahnya dia tidak diacuhkan. Orang-orang yang mengenal dia berlaga seperti belum pernah mengenal. Perilaku ini karena 2(dua) kemungkinan. Pertama tidak mau ketularan susah. Kedua, mau menikmati status limpah yang mapan tanpa diganggu. Orang berlimpah yang mapan ini membuat orang yang susah melihat perbedaan antara keduanya. Ini semacam kesombongan yang sangat dalam. Daud juga mengalami bagaimana orang susah menjadi menjadi objek kebohongan dan pembohongan. Daud dalam fungsinya sebagai bapak bangsa pun pasti tidak kurang berpengalaman dengan mereka yang datang mengadukan perkara dan meminta pertolongan daripadanya.

Dalam kenyataan hidup, baik zaman pemazmur maupun zaman kita, sifat 'cari senang sendiri' ini tidak pernah hilang. Dan orang sepertinya terpola tanpa pernah bertobat daripadanya. Orang yang pernah susah kemudian jadi senang akan menolak sesamanya yang susah. Padahal dia pernah mengalami pedihnya penolakan. Orang yang pernah susah lalu menjadi senang akan tega juga membohongi orang susah yang lain. Padahal dia tahu betapa sakit hatinya kalau dibohongi justru ketika sedang susah dan membutuhkan bantuan atau arahan yang benar. Secara konkrit, pertolongan kita dapat dari manusia. Tentu saja ini adalah manusia sesama kita yang digerakkan hatinya oleh Tuhan untuk menolong kita. Tapi dalam kenyataan kita juga bertemu dengan banyak kasus dimana orang mempromosikan diri sebagai penolong orang susah, namun nyatanya tidak menepati janjinya ketika dia telah menjadi orang besar. Juga ada kasus dimana orang kecil justru dibohongi dan menjadi makin terpuruk sementara pembohongnya bisa bebas kemana saja. Malahan masih mencari mangsa baru.

Ungkapan berbahagia bagi yang mengandalkan Tuhan dan tidak mengandalkan orang sombong atau pembohong, sebetulnya juga mau memastikan bahwa Tuhan tidak pernah memandang rendah kita yang datang memohon pertolongan-Nya. Tuhan memandang kita dalam kasih seorang bapak terhadap anaknya yang dirundung kesulitan dan datang minta tolong. Malahan Dia sangat bersedia memikul kesulitan anak-anak-Nya. Ungkapan ini juga memastikan bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji. Semua yang difirmankan-Nya pasti akan digenapi. Ringkasnya, orang yang datang mohon pertolongan dari Tuhan tidak akan dihina dan tidak akan dibohongi.

Untuk Direnungkan

1. Ditengah kesulitan hidup sekarang ini bagaimana mestinya tanggapan kita terhadap orang yang menyombongkan harta dan kuasa, juga terhadap mereka yang melakukan kebohongan masal?.

2. Menurut anda apakah hal-hal seperti ini masih akan terjadi sepanjang tahun 2012?.

3. Apa saran anda bagi gereja untuk memperkecil munculnya gejala sombong-bohong dalam masyarakat?.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Rabu, 04 Januari 2011

Bacaan Alkitab Utama:

Mazmur 40:5-6
5. Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!
6. Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.

Bacaan Alkitab Lainnya:

1Samuel 16:10-13
10. Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN."
11. Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."
12. Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia."
13. Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Bacaan Alkitab Pararel:

0 komentar:

Posting Komentar