Kamis, 26 Januari 2012

Ada Kebahagiaan Hidup Dalam Firman Tuhan

Kitab Mazmur ini berbentuk renungan rohani yang ayatnya panjang dan sarat dengan isi tentang Taurat Tuhan (Pengajaran Tuhan). Didalam ayat pertama tidak dijelaskan Kitab Mazmur siapa?. Tidak tertera siapa nama penulisnya?. Sekarang tidak mempersoalkan Kitab Mazmur ini - terutama tentang siapa penulisnya. Terpenting dalam hal ini, si Pemazmur menampilkan Allah yang sedang mengajarkan Taurat-Nya, agar umat dapat memenuhi kehendak firman-Nya di sepanjang kehidupan. Dan Allah sedang mengajar umat dengan penuh kasih - seperti terjadi di dalam pengajaran orang tua terhadap anak-anak di dalam rumah-tangga, atau pengajaran guru terhadap murid-murid di dalam sekolah.

Demikian Allah sebagai Guru Ilahi sedang mengajarkan kepada umat tentang kebenaran diri-Nya, sebagai satu-satunya Allah yang penuh kasih. Sekaligus Allah yang menghadirkan keberadaan diri-Nya dengan segala tuntutan yang harus dipenuhi oleh umat. Seperti tuntutan Allah di dalam hukum-hukumNya - peraturan-peraturanNya - titah-titahNya - ketetapan-ketetapanNya - keputusan-keputusanNya dan perintah-perintahNya, semua ini memiliki kewibawaan Ilahi. Harus dipenuhi oleh umat sebagai bentuk kehidupan rohani yang konsekuen, maksudnya kehidupan yang hanya mendengar pengajaran dari Allah saja.

Pada hakekatnya, umat mendambakan kebahagiaan hidup lahiriah di dunia ciptaan Allah. Segala cara akan ditempuh, seperti orang Yahudi menempuh melalui Taurat Musa. Orang Yahudi selalu mendengarkan hukum keagamaan Musa yang diajarkan Musa. Namun di dalam prakteknya, sangat disayangkan bahwa orang Yahudi lebih mengutamakan hal lahiriah, contoh dengan melakukan sunat lahiriah. Menurut hukum keagamaan Musa, orang Yahudi yang melakukan sunat lahiriah menandai status individunya, sebagai bangsa Allah. Sebaliknya orang Yahudi yang tidak bersunat menurut hukum keagamaan Musa, ditandai sebagai individu lain yang berada di luar status bangsa Allah. Ada diskriminasi hidup kebangsaan, oleh sebab itu di zaman Taurat Musa, orang Yahudi lebih mengutamakan hal lahiriah yang dianggap dapat memberi kebahagiaan hidup lahiriah, dan cenderung kurang mengutamakan hal rohaniah. Sudah merupakan ciri khas dari fenomena keagamaan Musa yang cenderung menitik beratkan pada hal lahiriah dari pada hal rohaniah. Sesungguhnya secara hakiki, adalah hal rohaniah yang harus diutamakan dari pada hal lahiriah di hadapan Allah.

Taurat Musa pada hakekatnya adalah Taurat Tuhan, dimengerti oleh si Pemazmur sebagai bentuk kehadiran Allah yang mengajarkan bahwa diri-Nya sebagai Allah yang penuh kasih. Dan si Pemazmur mengharapkan bahwa Taurat Tuhan wajib didengar umat, terutama ketika hendak mencari kebahagiaan hidup. Serta bagi si Pemazmur bahwa kebahagiaan hidup didapatkan jikalau umat mendengar Taurat Tuhan dengan menampakan perilaku hidup yang rohaniah. Maksudnya, perilaku hidup yang berkerohanian di hadapan Allah dengan mendengarkan Taurat-Nya tanpa ada tekanan adat-istiadat dari nenek moyang mana pun, dan tidak menyimpang terhadap apa yang diajarkan Allah di dalam Taurat-Nya. Disamping tidak boleh ada rasa malu berjalan di jalan yang ditunjukan Allah yang memberlakukan Taurat-Nya kepada bangsa-bangsa. Terakhir harus memiliki kerohanian yang memohon kepada Allah, agar mendapat kesempatan untuk lebih mendengar hal-hal terkait dengan pengajaran-Nya, peringatan-Nya, titah-Nya, ketetapan-Nya, dan perintah-Nya, semuanya sudah tertulis di dalam Taurat Tuhan.

Allah senantiasa berkehendak kepada umat, ketika memasuki kehidupan mendatang. Supaya umat memiliki: kejujuran, ketulusan, ketaatan, dan mendengarkan pengajaran Allah dengan segenap hati. Bagi umat yang mau memiliki kebahagiaan hidup, harus hidup di dalam kehendak Allah. Kehendak Allah yang harus dimengerti umat melalui Taurat Tuhan. Demikian umat harus mengerti kehendak Allah melalui Taurat-Nya. Taurat Tuhan kini harus dimengerti sebagai Firman Tuhan yang membahagiakan hidup umat. Ketika umat berada di dalam Firman Tuhan, maka ada kebahagiaan hidup yang mengasihi Allah. Sepatutnya umat merasakan kebahagiaan hidup bersama Allah atau bersama Firman-Nya. Umat pun diberi kekuatan Ilahi untuk memenuhi kehendak Allah atau kehendak Firman-Nya selama hidup di bumi untuk menyelesaikan problem hidup yang harus mengutamakan hal rohaniah disamping hal lahiriah. Amin.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 29 Januari 2012

Bacaan Alkitab Utama:

Mazmur 119:1-6
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.
2. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,
3. yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.
4. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh.
5. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
6. Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Bacaan Alkitab Pararel:

0 komentar:

Posting Komentar