Rabu, 21 Desember 2011

Kisah Kasih Allah Melalui Kelahiran Yesus

Rasanya belum pernah terjadi ada berita kelahiran yang disampaikan melalui Warta Jemaat yang isinya berbunyi : "Pada tanggal 25 Desember 2011 ini telah lahir dengan selamat seorang bayi dari keluarga A. Di kota S, propinsi B dengan gubernurnya Y yaitu pada masa pemerintahan presiden SBY. Ia lahir disebuah gubuk kumuh dibungkus dengan sarung sederhana. Majelis Jemaat dan seluruh jemaat mengucapkan selamat berbahagia".

Penginjil Lukas pernah melakukan hal itu. Walaupun dicatat secara singkat (Lukas 2:1-7) dimana, bagaimana, bilamana dan dalam keadaan seperti apa kelahiran Yesus Kristus tersebut, dengan pencantuman kaisar Agustus pada masa pemerintahan Romawi di sebuah kota mungil Betlehem dan dibungkus dengan kain lampin di kandang domba, semua catatan ini tentu saja memiliki makna tersendiri .... Mau tidak mau ia dipakai sebagai alat ditangan Tuhan dan diikut-sertakan dalam rangka menyambut kedatangan Juruselamat dunia, Raja diatas segala Raja yang sejati.

Ayat 1-3, pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Ia menjadi Kaisar Roma dari tahun 27 BC(Before Christ) sampai tahun 14 AD(Anno Domini). Nama lengkapnya: Gaius Yulius Caesar Octavianus. Sejak kata Augustus diberikan sebagai gelar "kaisar" kepada setiap kepala pemerintahan (raja) Roma, dia dikenal dengan gelar Kaisar Oktavianus Augustus. Kata di "seluruh dunia" maksudnya kekaisaran Romawi, yang melingkupi seluruh dunia yang terkenal dewasa itu (bandingkan Matius 22:17, 24:14). Lukas merupakan satu-satunya penulis Injil yang menyesuaikan bahannya dengan masa pemerintahan seorang raja (lihat Lukas 3:1). Perintah (Yunani: dogma). Suatu perintah kerajaan. Kaisar Agustus, Kaisar Roma yang pertama, memerintah dari tahun 27 BC(Before Christ) hingga tahun 14 AD(Anno Domini). Ungkapan diseluruh dunia ini berarti seluruh wilayah kerajaan, bukan seluruh dunia yang dikenal masa kini. Augustus telah memerintahkan pengadaan sensus yang akan merupakan dasar untuk menetapkan pajak. Perintah ini dikeluarkan sekitar tahun 8 BC(Before Christ), tetapi mungkin baru diberlakukan beberapa tahun kemudian.

Perintah Kaisar Augustus mengenai pendaftaran masing-masing orang di kota asalnya menyebabkan Yusuf dan Maria meninggalkan Nazaret di Galilea menuju Betlehem di Yudea. Tepat seperti nubuat dalam Mikha 5:1. Allah memakai sensus tersebut untuk mengatur agar Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem pada waktu yang tepat. Betapa luar-biasanya Allah kita!, Ia mengatur sejarah sehingga perintah Kaisar Agustus menjadi alat bagi-Nya untuk merealisasikan rencana Agung-Nya. Tidak ada suatu keadaan di luar kekuasaan Allah kita yang dapat menguasai maksud dan rencana-Nya. Dengan sadar, disini Lukas menempatkan sejarah keselamatan dalam rangka sejarah dunia dengan menyebut Kaisar Agustus (Ayat 1) dan serentak dengan itu Lukas menempatkan Kaisar Agustus berhadapan dengan Yesus untuk mengatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia dan bukan Kaisar Agustus.

Ayat 4-5, Yusuf adalah rakyat biasa yang sadar akan tanggung-jawabnya sebagai warga negara yang baik, ia menaati seruan pemerintah Romawi untuk mengikuti sensus penduduk walaupun harus menempuh suatu perjalanan yang tidak mudah. Dari Nazareth ke Betlehem jaraknya kira-kira 80(delapan puluh) km(kilo meter) yang dapat ditempuh 4-5 (empat sampai lima) hari. Belum lagi panas terik, debu, jalan yang rusak, kekurangan makanan dan minuman dan lain-lainnya dan tentu saja suatu perjalanan yang tidak mudah dan sangat melelahkan.

Ayat 6-7, Lukas menggambarkan bahwa Betlehem sedemikian penuhnya berhubungan dengan sensus tersebut, sehingga bagi Yusuf dan Maria tidak ada lagi tempat yang tersisa, yang ada adalah kamar-kamar yang layaknya tidak disediakan bagi manusia. Terpaksalah mereka mondok dalam sebuah kandang, mungkin yang dimaksudkan kata ini ialah sebuah ruangan yang dalam tradisi ada suatu pesanggrahan disediakan untuk hewan-hewan tuannya setelah melakukan suatu perjalanan jauh untuk beristirahat. Lukas tidak mengatakan begitu saja bahwa bagi mereka tidak ada lagi tempat dalam rumah penginapan, tetapi hal ini mengingatkan juga terhadap apa yang dikatakan Lukas kelak terhadap perkataan Yesus bahwa ia tidak mempunyai tempat untuk meletakan kepalanya (Lukas 9:58).

Orang Betlehem dan orang masa kini. Apa yang pernah dilakukan oleh orang Betlehem didalam ketidak-tahuan mereka telah dilakukan oleh orang masa kini dengan ketidak-acuhan yang sengaja. Mereka tidak memberikan tempat bagi Yesus di dalam perasaan, pikiran, pandangan hidup, pengharapan, dan perbuatan sehari-hari. Mereka telah menolak anugerah yang terbesar itu. Akibatnya, mereka pun mendapatkan kerugian yang terbesar. Ada beberapa alasan terkadang manusia meremehkan peristiwa Natal, antara lain:

* Pertama. Tempat kejadian perisitiwa Natal adalah daerah pinggiran. Jauh dari tempat Kaisar Agustus memerintah; jauh dari tempat sang wali negeri di Siria, bahkan bukan juga ibukota Yudea, Yerusalem. Jauh dari pentas utama sejarah dunia, regional, maupun nasional. Hanya kota kecil yang bernama Betlehem kebetulan kampung halaman raja Daud (ayat 4).

* Kedua, Para tokoh utamanya punya latar-belakang yang (demi sopan santun) "mencurigakan". Yusuf dan Maria baru bertunangan, tetapi Maria sudah mengandung (ayat 5). Lagipula, orang yang cukup terhormat seharusnya akan mendapatkan tempat menginap yang cukup layak, apapun situasinya (ayat 7b).

* Ketiga, cara terjadinya Natal. Peristiwa Natal itu mengambil setting, dari berbagai tempat lain yang mungkin, dalam sebuah kandang. Belum lagi melihat tindakan Maria kepada Sang Bayi Natal, jujur saja, tidak mungkin dijadikan tindakan pasca persalinan teladan (ayat 7).

Inilah kesimpulan yang timbul setelah kita membaca nas ini, jika kita melepaskan sejenak gambaran Natal yang kita punyai selama ini melalui hasil bentukan berbagai lukisan, renungan, drama, film dan lain-lain tentang Natal yang romantis, menggugah sekaligus agung megah. Namun yang dimaksudkan oleh Lukas melalui keramah-tamahan seperti ini, rencana keselamatan Allah yang dahsyat, yang telah dijanjikan dengan dahsyatnya dalam Perjanjian Lama telah diwujudkan. Melaluinya, nyata bahwa karya penyelamatan Allah tidak boleh diremehkan, dan berhak menerima pujian dan syukur yang terdalam dihati manusia.

Peristiwa ini kiranya sebagai suatu refleksi bagi manusia dan dunia, bahwa kisah Natal yang menggembirakan ini sebenarnya ingin menjelaskan kepada kita sadar atau tidak sadar, kehadiran Yesus mulai dari Betlehem dan berakhir di Golgota seolah tidak ada tempat bagi Yesus di hati manusia dan dunia. Disamping itu sama seperti Yesus Kristus yang datang dalam kerendahan juga dalam kehinaan, demikian juga kita dipanggil untuk bersukacita dalam perendahan diri di hadapan Tuhan. Jagalah agar jangan sukacita Natal justru menjadi pertunjukkan keangkuhan di hadapan sesama kita!.

Memang merupakan suatu keistimewaan di hari raya Natal ini, tidak hanya dikenal oleh segolongan kecil manusia, tidak hanya dirayakan dalam lingkungan terbatas orang-orang Kristen saja. Melainkan dikenal, dihormati, dimengerti dan dirayakan oleh seluruh dunia dan oleh banyak manusia. Hari Natal seolah-olah sudah termasuk suatu tradisi bangsa, sudah merupakan suatu kelaziman masyarakat yang setiap tahun merayakannya dengan gembira ria, tetapi disisi lain justru keadaan yang demikian ini, kebiasaan yang sudah hampir menjadi tradisi yang statis, rutinitas tahunan, maka sebenarnya kita sedang berada dalam bahaya untuk terjatuh dalam suatu kekeliruan yang besar mengenai perayaan tahunan ini. Itulah juga akhirnya muncul istilah-istilah tertentu seperti Kristen Natal, Kristen Kapal Selam, Kristen Desember dan lain-lainnya.

Mengingat semua ini, kita diajak kembali menghayati sungguh-sungguh peristiwa Natal ini. Satu hal yang harus kita ketahui, manusia membuka hatinya atau tidak, menerima ataukah menolak-Nya, Kasih Allah yang Agung di dalam Yesus Kristus tetap dilaksanakan. Intinya karena Allah mau menyelamatkan manusia dari dosa dan hukuman kematian, karena Allah mengasihi manusia dan semua mahluk ciptaan-Nya (bandingkan Yohanes 3:16), dan Ia mau mengampuni serta memperbaharui manusia menjadi seperti yang diingini-Nya agar manusia memiliki harapan untuk masa depannya!.

Sabda Guna Dharma-Krida untuk Hari Minggu, 25 Desember 2011

Bacaan Alkitab Utama:
Lukas 2:1-7
1. Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
2. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.
3. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.
4. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud.
5. supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.
6. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
7. dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Bacaan Alkitab Lainnya:

Matius 22:17
Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?.

Matius 24:14
Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.

Lukas 3:1
Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene,

Mikha 5:1
Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Lukas 9:58
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Alkitab Pararel:

Mat 1:18-25

0 komentar:

Posting Komentar